Jingga bergegas untuk menuju ke stasiun MRT terdekat menggunakan ojek online, tadinya Jingga ingin menggunakan ojek online langsung ke Patio House namun ternyata hujan turun. Dengan pikiran yang masih kalut Jingga memasuki stasiun MRT dan menunggu kereta datang.
Sedari tadi Jingga hanya menggigit kuku jarinya sembari menghentakan kakinya seolah tidak sabar untuk kereta segera datang. Kereta MRT akan datang setiap 10 menit sekali namun 1 menit saja terasa begitu lama untuk Jingga. Ia ingin segera bertemu dengan Gading.
Kereta pun tiba, Jingga langsung masuk ke dalam kereta MRT dengan tujuan Blok M tersebut.
Turun di stasiun Blok M, Jingga langsung bergegas berlari keluar stasiun dan menuju ke arah Melawai, tempat Patio House berada. Sesampainya di Patio House, Jingga berhenti sejenak di depan pintu masuk, mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum mendorong pintu masuk. Terlihat beberapa kursi dan meja sudah penuh terisi dengan orang-orang yang sedang membuka laptop dan ada juga yang sedang mengobrol, namun suasana Patio House tidak begitu berisik hanya terdengar suara alunan lagu Ardhito Pramono - What Do You Feel About Me.
"Hai, mau pesen apa kak?" Tanya seorang karyawan yang sedang berdiri di depan kasir pada Jingga.
"Oh, maaf saya mau cari.." Belum selesai Jingga bicara tiba-tiba ada seseorang menyapa dirinya.
"Loh Mbak Jingga?" Sapa Pria tersebut.
"Hai, Jaka.. lama nggak ketemu ya, Mas Gading nya ada?" Tanya Jingga pada salah satu karyawan Gading yang sudah pernah mengenalnya dulu waktu mereka masih menikah.
"Wah Mas Gading nya baru aja pulang Mbak.." Jawab Jaka.
"Oh gitu ya.. Yaudah kalau gitu, makasih ya Jaka" Ujar Jingga sambil berpamitan untuk keluar.
"Mbak Jingga tunggu! Ada yang mau saya kasihin ke Mbak" Jawab Jaka sambil menahan Jingga.
"Kasih apa Jaka?" Tanya Jingga.
"Bentar ya Mbak, saya bikin dulu" Jawab Jaka sambil berlari ke arah pantry tempat barista Patio House meracik minuman customer. Terlihat Jaka sedang membuat sebuah minuman dan 7 menit kemudian Jaka kembali lagi ke Jingga dan memberikan sebuah minuman.
"Amber Patio, buat Mbak Jingga" Ujar Jaka sambil memberikan sebuah minuman panas pada Jingga.
"Amber Patio?" Tanya Jingga sambil menerima minuman tersebut.
"Iya Mbak, ini minuman yang dibikin Mas Gading buat Mbak Jingga, kata Mas Gading minuman ini ngingetin dia sama Mbak Jingga, trus Mas Gading pesen kalau suatu hari Mbak Jingga ke Patio House, kita disuruh kasih ini ke Mbak Jingga.. Gratis" Jawab Jaka.
Jingga pun meminum Amber Patio yang diberikan oleh Jaka. Jingga bisa merasakan coffee latte panas dengan rasa Mocca Nougat dengan sedikit taburan Pistachio diatasnya. Gading tau kalau Jingga suka rasa Pistachio dan Mocca.
Gading gue kangen lo.
Setelah menerima minuman dari Jaka, Jingga pun beranjak dari Patio House dengan langkah yang lesu, ia masih belum menemukan Gading. Jingga berjalan menuju stasiun MRT. Menunggu kereta datang sambil duduk di bangku tempat tunggu, memandangi cup kopi berwarna hitam doff dengan tulisan Patio House dengan font times new roman berwarna putih di tengahnya. Gading banget desainnya, gelap, simple. Pikir Jingga dalam hati sambil tersenyum.
Masih sambil memandangi cup kopi nya Jingga hanya bisa merenung, betapa jahatnya dia selama ini sudah menuduh Gading yang tidak-tidak, sempat meragukan ucapan Gading yang mengatakan kalau dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Tiara, bahkan menganggap Gading sama seperti Tezar.
Jingga tidak kuat menahan tangisnya, tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, Jingga menundukkan badannya ke pahanya, dan ia menangis karena menyesal dan takut Gading sudah terlanjur kecewa dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBER PATIO - COMPLETED
FanficJingga si baker yang idealis, independent, punya bakery shop sendiri tapi masih single di usia 30 tahun. Gading si penganut tidak percaya sama pernikahan, pemilik coffee shop hits di Jakarta Selatan. Tiba-tiba keduanya di pertemukan di sebuah perjod...