VI

294 49 5
                                    

"Sejak kapan ada serangga seperti ini di istanaku?"

'uh, silau men.'

Syut-

Whuuush

'Aw, auranya...'

Tuk

'... kebapakan. Pria itu Claude yah? Waw. Ga bisa diajak kawin. Dia bapakku.'

'barang cantiknya Athanasia yang no. 8 berserakan...' Naleta berjongkok dan memunguti barang-barang Athanasia.

"Wajah itu. Sepertinya aku pernah lihat dimana."

Naleta masih memunguti permata Athanasia yang berjatuhan, sedangkan jantung Athanasia sudah berdetak kencang tak karuan.

"Oh. Mungkin penari dari Siodona itu. Kau mirip dengan perempuan itu." Claude berjalan mendekati Athanasia. "Yah, siapa pun itu tidak ada bedanya."

"Yang Mulia,"

'hng? Suara siapa?' Naleta menengadah melihat pria surai merah yang ada di belakang Claude. 'ih, ganteng.' Naleta meninggalkan beberapa permata yang telah dipungutnya dan pergi menghampiri pria di belakang Claude.

"Ngomong-ngomong, aku jadi ingat nama yang diberikan oleh wanita rendah itu."

"ih, kakak ganteng deh!/Athanasia kan-"

"Hm?" Claude menoleh kebelakang mendapati Naleta sedang tersenyum riang pada pengawalnya. Yang ditatap? Biasa saja, bahkan tak takut ataupun ciut. Sedangkan yang tidak ditatap, membeku ngeri karena salah satu Putri dari Raja Claude de Alger Obelia, menyebutnya tampan.

"Oh? Ada dua ya? Kalian tidak terlalu mirip."

"Hm?"

"Padahal waktu itu kalian hanya bayi yang tidak bisa mengangkat kepala dengan leher sendiri."

'oh ini, aku ingat terakhir kali dia mengunjungi kami.'

"Sekarang kalian sudah besar ya."

Tuk

Klang

'yaelah, jatuh lagi.'

"..."

"Berat. Ku pikir, kenapa pipimu sampai mau meledak begitu, ga nyangka ternyata kau berat."

"Sedang apa kalian di istanaku?"

"Oh, ini istana anda..."

"...!!!!"

"Ternyata lebih sederhana dari istana kami ya..."

"Lalu kenapa? Kau tidak suka?"

"Kenapa aku tidak suka? Inikan istana anda."

"..." Claude melirik ke patung yang sempat di gigit Athanasia.

"Sepertinya dia pikir ini adalah mainan."

"Sepertinya kau kesasar saat bermain dari istana Ruby. Felix."

"Oh? Nama kakak Felix!"

"?! I, iya benar..."

"Bawa dia."

"Setidaknya aku harus memberikan jamuan kecil untuk tamu kan." Naleta kembali bersemangat, ia mulai menyusul Claude dan berjalan di depan Claude.

"Siapa yang tamu? Anda menganggap para serangga sebagai tamu? Ternyata anda sangat murah hati ya."

still looking for someoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang