XX

256 32 4
                                    

"Roger... Roger Alphabet!!!"

"Tu-tuan Putri?!"

"Kau melamun?"

"Ma-maaf Tuan Putri.." Roger mengusap wajahnya kasar.

"Kau lelah? Istirahat saja dulu..." Naleta menutup bukunya, tersenyum tenang menatap Roger.

"Maafkan saya Tuan Putri..."

"Tidak apa, kau kuat berjalan kan? Aku akan panggilkan pelayan untuk mengantarmu." Naleta turun dari sofa, berjalan keluar dari kamar Claude.

Still looking for someone, Chapter XX

"Tuan Putri!"

"Hum~?" Naleta sontak tersenyum setelah mendapati pria bersurai merah sedang melambai ke arahnya, "Oh? Hai Felix!!!" Naleta ikut melambaikan tangannya kuat-kuat.

"Tuan Putri!!!" Felix berlari menghampiri Naleta, meninggalkan Claude berjalan sendirian dibelakang dengan wajah datarnya.

"Aahh!! Felix!!!" Naleta ikut berlari, menangkap kedua tangan Felix dan berputar-putar.

"Tuan Putri~"

"Hehehe..!!" Naleta dan Felix menari dengan riang. Hingga Claude sampai ke tempat mereka.

"Kau tidak belajar?" Suara datar Claude menginterupsi tarian Felix dan Naleta.

"Roger sudah pulang, dia terlihat lelah." Masih dengan posisi menggandeng Felix, Naleta menjawab pertanyaan Claude.

Felix dengan wajah berseri menggenggam erat tangan Naleta. Naleta yang digandeng juga memajang wajah cerah, sesekali mengayun lengan Felix ke kanan dan ke kiri.

"..." Claude hanya diam menatap kedua orang dengan tatapan bahagia didepannya.

Beberapa menit berlalu dan mereka masih dengan posisi dan atmosfer yang sama.

"Ayah mau kemana?" Naleta tidak melepas genggaman tangannya, menatap Claude dan membuka percakapan.

"..." Claude tak berkutik, ia melirik dua pasang tangan yang masih saling menggenggam dari ekor matanya dengan ekspresi tidak senang.

Sadar dengan tatapan Claude, Felix mulai melonggarkan genggamannya pada Naleta, sadar akan ketidaksopanannya.

"Ayaa...h?" Naleta kembali bersuara.

"Minum teh, kau mau ikut?"

"Ya, lagipula aku tidak punya kegiatan." Naleta melebarkan senyumnya.

·
·

"Sebentar lagi ulang tahunmu, ada yang kau inginkan?"

"Ah iya, aku ingin banyak hal."

"Sebutkan saja, tidak ada yang tidak bisa kau dapatkan disini."

"Aku mau uang."

"Kau punya banyak disini."

"Jumlah bersihnya berapa?"

"..." Claude diam, bingung ingin menjawab apa.

"Lalu, aku juga mau kota."

"Kota? Tuan Putri, anda ingin memimpin sebuah kota?"

"Memimpin? Hahaha! Tidak. Aku tidak akan mau melakukan hal merepotkan seperti itu."

"Jadi, kau ingin tanahnya?"

still looking for someoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang