XV

283 40 1
                                    

"Tungg..."

"Uwaa!"

TAK!

TAK!!
TAK!

Hap hap
Drap drap

Hap hap
Drap drap

"..."

"Ada apa?"

"..."

"..."

"Kenapa?/HAH?!!!?"

Still looking for someone, Chapter XV

Yah, itu si Hitam. Aku akhirnya mendapat semua ingatan Athanasia saat tidur di ruang tamu kerajaan.

Walau ingatannya tidak beraturan, aku jadi tidak tau susunan ceritanya. Jadi tebak-tebak saja.

"Lahapnya, si hitam. Aduh, cantiknya." Athanasia asik sekali. Aku jadi pingin punya peliharaan...

"Tuan Putri, sebentar lagi kita harus menemui yang mulia."

"Iya."

"Felix cantik~ gendong aku..." suara sumbang Naleta berkumandang memanggil Felix.

"..! Ba-baik Tuan Putri..." dengan pipi merona, Felix mendekati Naleta dan menggendongnya.

Setelah bersiap-siap, Athanasia digendong oleh Felix. Ya, Felix juga menggendong Naleta sekarang. Karena dari tadi Naleta hanya berbaring dan tidak mau bergerak. Hahaha. Hidup rebahan!

·
·

"Ayaaahh!! Aku kangen!" Athanasia menyapa Claude dengan gembira.

"........"

"......"

"..........."

Hening disana, dengan Naleta yang tetap di gendongan Felix. Tampak seperti orang mati yang bernapas:)

"Yang Mulia, hari ini cuacanya sangat baik. Bagaimana jika anda keluar untuk jalan-jalan?"

"Jalan-jalan? Boleh juga."

Srek..

"Apa?" Mendengar suara Claude, Naleta menolehkan kepalanya malas.

"Turunkan aku..." Naleta dengan pelan menepuk pundak Felix.

"..?... Maksudnya beliau minta digendong Yang Mulia." Sembari Felix menurunkan Naleta yang setengah sadar. Ia menjelaskan maksud Athanasia pada Claude. Pelan-pelan, Naleta masih oleng. Tidak tau apa nyawanya memang belum terkumpul atau kakinya memang tidak kuat menopang berat tubuhnya.

"Gendong?"

"Benar. Saat kaki Tuan Putri sakit ketika berjalan, Tuan Putri sering seperti itu pada saya."

"Tidak. Cuma ada yang menempel di baju ayah... UWAA-!" Athanasia meronta di udara.

"Kau ini sudah berat, masih saja tidak bisa diam."

still looking for someoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang