"Naleta-"
"-Apa?" Naleta menjawab panggilan Claude cepat.
"Kau syok? Kau membeku tepat saat kakakmu jatuh."
"Tidak."
"Oh? Kalau begitu kau tidak punya niatan untuk membantu kakakmu sendiri?"
"Punya, tapi wajahmu juga menunjukkan bahwa kau tidak mau dia mati secepat itu."
"Kemari." Claude menepuk pahanya pelan, mengajak Naleta untuk duduk di pangkuannya.
"Kenapa?" Naleta mengernyit heran, tapi dia tetap berjalan ke arah Claude. Jadi heran juga. Claude menggendong Naleta dan mendudukkan Naleta di pangkuannya.
"Ku kira kau akan lebih ringan dari kakakmu, ternyata sebaliknya. Ya, melihat caramu makan waktu itu aku bisa mengerti."
"Makanannya enak." Naleta tersenyum.
"Kau tau siapa ibumu?"
"Tau."
"Siapa?"
"Ini." Naleta menunjuk Claude.
"Aku?" Claude menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kan Naleta tidak punya ibu, jadi, kau juga ibuku."
"Kau tidak seperti kakakmu."
"Kakak juga tidak seperti dirimu."
"Bisa kau hilangkan panggilan mu dan kau itu saat memanggilku?"
"Anda juga memanggil saya seperti itu."
"Apa lagi sekarang? Anda?"
"Ayah."
"... Itu lebih baik. Kalian mendapatkan perilaku yang baik dari para pelayan?" Claude menepuk pipi Naleta pelan.
"Tidak juga, kakak di sana banyak yang mengambil dan menggelapkan anggaran istana."
"Kau sudah paham tentang hal-hal itu? Ku dengar Athanasia sudah mulai belajar, kenapa kau tidak?"
"Aku malas, aku mau bobo aja. Aku sudah sering kehilangan waktu tidur siangku."
"... Felix," panggil Claude.
"Iya, Yang Mulia?"
"Ganti seluruh pelayan di istana Ruby-"
"-kecuali Lili."
"Kecuali Lili, dan kau-" Claude diam dan menatap Naleta sebentar. "Kecuali Lilian York, dan kau akan menjadi ksatria sementara bagi Athanasia dan Naleta."
〖 Still looking for someone, Chapter IX 〗
Ya, disinilah kami sekarang. Istana Ruby.
"Suatu kehormatan bagi kami untuk melayani Tuan Putri." Sekitar 20 pelayan menunduk menyapa Athanasia. Felix mendekat dan menurunkan Naleta.
"Nama Hamba adalah Felix Rovein." Felix berlutut di depan Athanasia, "Mulai hari ini hamba mendapat perintah untuk menjadi ksatria tangan kanan sementara Putri Athanasia dan Naleta."
"Ka, kami berterima kasih atas kebaikan Yang Mulia, tapi sampai Tuan Rovein..." Athanasia yang bingung menoleh ke arah Naleta dan meminta penjelasan, tapi Naleta hanya menggeleng pertanda ia tidak tahu.
"Bagaimanapun juga, Yang Mulia itu menyayangi Tuan Putri."
"Be, begitu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
still looking for someone
FanfictionKehidupan menyebalkan lainnya datang kepadaku, seseorang yang tidak ingin hidup, tapi juga tidak ingin mati. Who Make Me A Princess Fanfiction