XVII

259 34 0
                                    

"Ahh..." Entah yang keberapa, helaan nafas panjang sudah terdengar dari mulut Naleta sejak Felix dan Claude pergi dari kamar utama Istana Garnet.

"Hahh..." Lagi, tarikan panjang ditarik Naleta dan dibuang paksa dengan mulutnya yang ikut bersuara. Ia tidak mendapat tanggapan atau teguran terhadap perlakuannya saat ini.

"Haaaahhh..!!" Sekali lagi, Naleta menghela napas kasar. "Ngaaantuuuk seekaaaaliiiiiiii.........."

"..." Seorang dewasa yang mendampingi Naleta di ruang tidur Claude hanya bisa menatap, menatap canggung, bingung dan tertekan.

Roger Alphaeus.
Dadd- ehm... Kakek imut nan menggemaskan ini duduk di depan Naleta yang loyo-nya nauzubillah. Matanya sayu dan duduknya tak tegak. Entah angin darimana, Claude memanggil dirinya secara pribadi untuk mengajar Naleta, pastinya bukan Athanasia.

"Tuan Putri, apa kita bisa memulai pelajarannya sekarang...?" Tanya Roger ragu.

"Ah, si pincang itu, tadi malam tidak membiarkanku tidur tenang, paginya malah ngasih ginian." Guman Naleta yang agak keras. Tentu saja Roger hanya diam dan tidak merespon. Bukan karna dia tidak mendengar, tapi karena dia sedang berpura-pura tidak mendengar ucapan anak 7 tahun yang menghina seorang Raja, ayahnya sendiri.

"Siapa namamu?" Tukas Naleta, menunjuk Roger dengan dagunya.

"Sa-saya?" Roger memastikan dan dibalas anggukan kecil dari Naleta.

"Siapa lagi yang ada di ruangan ini selain kau?"

Roger menunduk sedikit dan mulai memperkenalkan dirinya. "Saya Roger Alphaeus. Tuan Putri, mulai hari ini saya akan menjadi Tutor pribadi anda." Naleta membulatkan bibirnya, ber-oh-ria dan mengangguk-angguk mengerti.

".... Kau kenal Roger Bacon?" Tanya Naleta acak.

"Maaf?"

"Tidak ada." Hening sejenak.

"Saya pikir ini adalah waktu yang tepat untuk memulai pelajaran..."

"Aku tak tidur kemarin. Ayo tidur, besok saja belajarnya." Naleta menaikkan kedua kakinya dan menyamankan posisinya. "Selamat malam."

Still looking for someone, Chapter XVII

"..." sudah lewat 1 menit, posisi mereka belum berganti sama sekali. Roger yang bingung hanya bisa diam sambil membolak-balik halaman buku tanpa dibaca.

"Hmmpp!" Roger membulatkan tekadnya membangunkan Naleta, masa iya dia dibayar tapi tidak kerja. Itu sih gaji buta. "Tuan Putri... anda, benar sudah tidur?" Roger mendekati Naleta perlahan.

"Sudah. Karena kau memanggilku aku jadi bangun." Mata Naleta terbuka, membuat Roger sedikit terperanjat dari tempatnya berdiri.

"Tuan Putri, kita tidak bisa begini terus... Yang mulia akan-"

"Akan apa!?"

"Akan memecat saya..."

Dahi Naleta berkerut, "Kau ini sekarang ada di kamarnya loh. Kalau dia memang sadar keberadaan mu disini tidak berguna, dia akan langsung menendang mu keluar istana." Roger diam tak berkutik. "Toh tidak terjadi apa-apa, berarti dia tidak peduli."

"Tapi Tuan Putri!!"

"Kau juga bisa ikut tidur, tenang saja."

still looking for someoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang