37. Will Go To Russia

1.7K 287 8
                                    

Yaku gamasuk di hari selasa ini. Karena dia demam abis nyebur ke sungai buat nyelamatin anak kucing kemaren. Request nya Hinata itu.

Lev yang tau kabar itu cuman ya...diem aja. Yaku punya mantannya kok yang sekarang udah deket lagi sama dia kan?? Fikir Lev.

Lev jalan di kantin, dan ngeliat mentannya Yaku yang lagi vidcall sama Yaku sendiri. Gila...gaada tempat lain gitu? Harus di kantin??

Lev duduk di meja temen temennya, dan cuman nunggu pesenennya jadi aja. Lev terus terusan merhatiin mantan Yaku itu yang sesekali ketawa karena apa Lev juga gatau.

"Lev...lo kenapa?" Tanya Iwaizumi.

"Gak papa, btw gue ke Rusia besok" jawab Lev.

"BUSET!? BENERAN??" Tanya Kuroo.

"Yaiyalah, masa boongan"

"Ya siapa tau Lev lu bercanda" jawab Semi.

"Gue mah gak bercanda kak, serius" jawab Lev.

"Berapa lama?" Tanya Suna.

"1 minggu" jawab Lev.

Abis ngomong itu, Lev nyuri nyuri pandang ke ponsel mantan Yaku yang nampilin Yaku dengan wajah merahnya di sana akibat demam.

Lev gak terlalu merhatiin ekspresi Yaku, cuman ya, kayaknya mereka balikan. Itu terserah Yaku sih sebenernya.

"Kenapa?" Tanya Bokuto.

"Gak papa..." kata Lev abis itu diri dari duduknya, dan jalan buat ngambil makanannya.

"Tu bule kenapa?" Tanya Kageyama.

"Gak ngerti" jawab Kuroo.

"Cinta mungkin" jawab Tsukishima.

"Asik Tsukishima...anda berubah ya" kata Suna.

"Nggak lah, rambut lo kek tenda" jawab Tsukishima yang ngebuat Suna pengen ngehantam pala Tsukishima. Dia narik omongannya tadi.

"Heh heh" peringat Iwaizumi.

Lev kembali duduk dengan nampan berisi makanannya, dan ngedengerin ocehan ocehan temen temennya. Dia sering nyuri pandang ke Yaku yang lagi vidcall an itu.

Biasanya Yaku bakal telp dia...kenapa sekarang nggak? Ya bukan sih...lebih ke kalau dia tiba tiba ngilang kayak gini, atau mungkin nge chat aja nanyain dia baik baik aja atau nggak.

Sekarang nggak ya...karena udah ada mas mantan fikir Lev.

Lev cuman mikir kalau...kalau Yaku bahagia, harusnya dia juga kan? Kayak kata orang, bahagia itu gak harus menjalin suatu hubungan.

Mungkin memang bener, Lev harus ngelupain Yaku.

Harus...
.
.
.

Yaku terkulai lemas di ranjangnya. Demam yang di alaminya sungguh membuatnya kehilangan semangat. Hidungnya mampet, dan tubuhnya terasa panas. Yaku tau ini bukan heat karena heat nya masih bulan depan.

Tadi mantannya nelfon dia. Entah buat apa, tapi ya Yaku angkat aja.

Sekarang, Yaku natap ponsel yang ada di nakasnya. Bener bener gaada 1 pesan notif dari Lev? Yaku mau nge chat duluan, cuman takut...ragu buat mulai percakapan duluan karena Lev kemaren seolah biasa aja sama dia dan diem aja.

Yaku terus terusan mikirin soal Lev yang bakal pergi ke Rusia. Yaku gak tau kapan, dan sampai kapan Lev ke Rusia. Yaku cuman tau kalau Lev bakal pergi.

Dan di saat ini dia sakit? Hebat banget...

Lev kemana? Dia gak khawatir sama sekali? Biasanya kalau ada apa apa Lev langsung nge chat atau nelfon dia bahkan untuk hal kecil. Kenapa sekarang nggak?

Yaku tau dia masih bingung. Dia masih gatau harus gimana antara balikan atau nerima Lev. Yaku gak mau balikan, tapi mantannya ini terus terusan mepet dia dimana pun dan kapanpun, bahkan di saat tadi dia gamasuk aja sampe di vidcall.

Yaku bukannya gimana gimana. Dia gak suka sama mantannya. Cuman orang gila yang masih sayang sama dia padahal udah di pergokin 5 kali jalan sama yang lain dan selalu bilang mau berubah.

Tapi Lev...singa Rusia itu dengan bisa nya ngebuat dia masuk ke lubang bimbang antara menetap dan pergi.

Yaku hanya mau satu notifikasi chat dari Lev sekarang. Hanya itu, satu notif chat dari Haiba Lev.
.
.
.

Lev duduk di kursi belakang dan dia di pagi buta ini akan menuju bandara. 1 minggu untuk melupakan seseorang mungkin cukup fikir Lev.

Saat di perjalanan, Lev berhenti menatap pemandangan luar mobil dan terpaku pada ponselnya. Jari Lev mengetikkan pesan disana untuk seseorang.

Pagi ini cuaca mendung. Tau bahwa ini masih pagi buta, tapi cuaca kali ini benar benar mendung, rintik hujanpun juga perlahan turun sedikit demi sedikit di luar sana.

"Dek..dek Lev gak papa?"

"Ah ya pak...saya gak papa" jawab Lev sembari mengusap kasar pelupuknya dan melanjutkan mengetik pesan di ponselnya.

Sang supir cuman memaklumi. Pasalnya, di usia Lev, galau soal cinta itu adalah hal lumrah yang hampir semua remaja mengalaminya. Atau mungkin memang semua remaja mengalami itu.

Tiba tiba, cahaya lampu sorot yang menyorot mobilnya mengalihkan atensi nya, lalu matanya membelalak kaget melihat pemandangan di hadapannya. Suara klakson terdengar nyaring di telinganya, lalu gelap menjadi temannya.

Sebuah truk hilang kendali dan melaju kencang tepat di hadapan mobilnya. Benturan terjadi, dan kedua kendaraan rusak parah dengan lampu sorot keduanya sebagai hiasan penerangan dari gelapnya pagi hari buta.

Rasa pusing yang teramat sakit mengguncang kepalanya. Lev takut, dia meringis kecil dalam hatinya. Tak pernah terfikirkan bahwa ini akan terjadi. Dan di detik selanjutnya, ia tak sadarkan diri.

Tanpa Lev sadari, pesan panjang yang di ketiknya terkirim secara tak sengaja oleh jari jari Lev yang saat itu terkulai lemas.

Pesan itu terkirim, dan langsung terbaca oleh orang yang ia kirimi pesan itu di sana.

Kak Yaku🐹

Halo kak...ehehe maaf ya ganggu. Kakak balikan ya?
selamat kalau gitu, berarti kakak udah milih, makasih
juga udah kasih aku kesempatan buat deket sama kakak
yang jadi the best moment in my life mungkin. Semoga dia
gak ngecewain kak Yaku lagi. Aku pergi ke Rusia hari ini, berangkat dari rumah jam 04.50,
di sana bakal 1 minggu mungkin. Aku bakal coba
buat lupain kak Yaku tenang aja kak, aku cuman
mau yang terbaik buat kakak aja, kalo dia pilihan kakak
yaudah aku terima aja, asal kak Yaku bahagia😊
Thankyou karena kak Yaku udah biarin aku jatuh cinta
sama kakak
(Read)

To Be Continued
.
.
.
.
.

Gue dobel up ye anjir, gaenak kalo di gantung. Mo nya langsung sat set sat set. Biar nangisnya sekaligus.

Hybrid - HaikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang