•08•

4.5K 473 106
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow

Bacalah dengan tenang dan santuy
Jangan terburu-buru
.
.
.
.
.
.

Malam ini Jennie dan Lisa masih dalam satu ruangan yang sama, karena setelah Lisa membersihkan diri nya, Jennie pun juga ikut membersihkan dirinya. Dan sekarang, mereka berdua lagi diem-dieman di kamar Jennie. Lisa yang asyik dengan game yang ada di ponselnya sedangkan Jennie tengah sibuk dengan buku bacaan miliknya.

Sampe tak terduga, ada sayup-sayup suara aneh yang terdengar di kamar sebelah lebih tepatnya kamar milik Yuna. Hal itu bikin Jennie semakin mempersempit posisinya dengan Lisa, bukunya udah dia tutup dan dia taruh di atas nakas. Berbeda dengan Lisa yang tampak kesal karena Jennie yang semakin menempel padanya.

"Yaelah, lo ngapain sih mepet-mepet, ini gue jadi kalah ya anjir" ucap Lisa kesel, memperlihatkan ranking nya yang menurun.

"Apaan sih lo, seharusnya lo tuh seneng gue makin nempel manja sama lo, bukannya malah kesel. Gak bersyukur banget emang punya cewek penyabar dan secantik gue" cerocos Jennie, bikin Lisa memilih mematikan ponselnya dan tetiba menindih Jennie gitu aja dengan tangannya menopang tubuhnya agar tidak ambruk.

"Lo-lo mau ngapain" ucap Jennie terbata karena ulah Lisa yang tetiba, hal itu mampu bikin degub jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Sedangkan Lisa, dia terus mengamati setiap inchi wajah cantik Jennie. Tatapan matanya menatap sorot mata Jennie yang juga tengah menatapnya. Tatapan itu terus bergerak hingga jatuh tepat dibibir Jennie.

Lisa mendekatkan wajahnya kearah Jennie, bikin Jennie seketika meremin kedua matanya. Deru nafas keduanya terdengar lembut dan beraturan.

Lisa tersenyum, hingga akhirnya dia mengecup kening Jennie lembut.

"Cerewet" lirinnya, bikin Jennie seketika membuka matanya lebar.

"Rese banget ngatain gue cerewet"

"Lo kan emang cerewet, lebih tepatnya cerewet kesayangan gue" mampus gak tuh Jennie di gituin tepat depan mata, bener-bener hal yang begitu langka. Karena Lisa tipekal orang yang jarang mengumbar. Jadi hal itu merupakan sebuah momen langka.

Lisa pun kembali memposisikan dirinya di samping Jennie, sampe di saat yang bersamaan mereka mendengar suara aneh itu lagi.

"Lo denger?"

"I-iya gue denger"

"Gausah takut, kan ada gue. Lo disini bentar, gue cek dulu" Jennie langsung mengeratkan pelukannya ketubuh Lisa.

"Ikut, sayang" Lisa pun mengangguk.

Mereka berdua pun akhirnya bangkit dari ranjang milik Jennie dan berjalan keluar kamar buat cek suara aneh dari kamar Yuna.

"K-kok suaranya makin kenceng ya" ujar Jennie bikin Lisa mengangguk setuju.

"Gue coba buka ya, yang" ijin Lisa, Jennie pun menganggukkan kepalanya.

Kleekkk
Ternyata pintu tersebut di kunci, bikin Lisa tidak bisa membukanya sama sekali.

"Di kunci. Lo coba telepon Yuna dah" saran Lisa, bikin Jennie pun mengangguk.

"Ponsel gue dikamar, anterin ngambil" Lisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo disini, gue aja yang ngambil" Jennie menggeleng, dan makin mempererat pelukannya.

SUNFLOWER [JENLISA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang