•30•

2.1K 210 36
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow
.
.
.
.
.
.

Kini semua orang sudah berkumpul di rumah Lisa, bahkan Jennie yang tadinya ingin memaki-maki racapnya pun tertunda ketika melihat kondisi Lisa yang memang belum sembuh total karena bagian wajah dan tubuhnya masih terdapat luka memar.

Bahkan mereka berdua memilih memisahkan diri dari segerombolan manusia-manusia bucin kecuali Suzy mengingat bahwa ia seorang single parents dan bukan anak muda lagi, bahkan beliau lah yang tengah sibuk menyiapkan cemilan dan minuman dengan bantuan Ryujin.

Di kamar Lisa, kini hanya ada Jennie. Bahkan keadaan Lisa sekarang, ia sudah melepas kemeja nya dan meninggalkan sport bra yang memperlihatkan abs miliknya. Jennie yang melihat keindahan tersebut sudah merasa panas dingin.

"Lain kali kalo terjadi sesuatu kayak gini, gue gak mau tau pokoknya lo harus langsung kabarin gue" ucap Jennie, sedikit kesal. Bukannya menjawab ucapan Jennie, akan tetapi Lisa justru meraih tangan Jennie, tatapan matanya menatap intens kedua manik coklat milik Jennie.

"Aku minta maaf ya, aku cuma gak mau bikin kamu khawatir" nah kalo Lisa tetiba make aku-kamu tuh, jujur aja bikin Jennie tuh gak kuat, kek langsung menghangat gitu hatinya.

"Sumpah ih, curang banget. Kenapa sih kalo gue kesel tuh lo gampang banget ngerayunya, bikin kesel gue langsung ilang" Lisa yang mendengar jawaban Jennie pun tersenyum tipis. Kemudian tangannya mengacak pelan rambut Jennie.

"Udah jangan kesel-kesel lagi, katanya mau ngobatin memar aku" Jennie pun berdecak.

"Peluk dulu sini" Lisa kembali berucap, dengan perlahan Jennie pun langsung memeluk Lisa, orang yang sudah membuat nya uring-uringan sekaligus rindu.

"Jangan kayak gini lagi, jangan bikin aku takut" ucap Jennie, dengan pelan Lisa mengelus rambut racapnya, lalu mengecup pelan pucuk kepala Jennie.

"Aku bakalan lebih hati-hati sekarang, jangan takut lagi ya, sekarang aku udah sama kamu" kulkas 1000 pintu, kalo udah manis kayak gini tuh bikin siapa aja gak kuat, apalagi Jennie yang notabennya racap Lisa.

Kepala Jennie mendongak, menatap kedua mata Lisa, sedangkan Lisa juga ikut menatap mata Jennie. Tangannya perlahan merapihkan surai milik Jennie.

Cup
Tanpa ba-bi-bu, Lisa langsung mendaratkan ke kecupannya ke bibir mungil milik Jennie. Setelah merasa cukup, Lisa kembali melepas kecupannya.

Namun dengan sigap, Jennie langsung menangkup pipi Lisa, dan mencium bibir racapnya. Tak hanya kecupan, namun dengan berani Jennie mulai melumat bibir tebal milik Lisa. Sedangkan Lisa yang mendapat ciuman itupun dengan sigap mengikuti alur permainan Jennie.

Keduanya saling melumat satu sama lain, menyalurkan perasaan rindu yang menggebu selama tanpa bertemu seminggu ini. Lumatan demi lumatan terasa begitu memabukkan keduanya, segala rasa cinta seakan tersalur begitu saja, ciuman tersebut didedikasi kan karena kerinduan bukan nafsu.

Setelah merasa cukup, Jennie pun melepas ciumannya, wajahnya tampak memerah dengan apa yang dilakukannya barusan.

"Ah-ehmm ya-yaudah ta-tadi salep nya kamu taruh di mana?" Lisa terkekeh pelan.

"Tuh di atas laci" dengan segera Jennie langsung mengambil salep yang letaknya tak jauh dari posisi mereka. Ia bergumam "duh malu banget anjir, kok gue seagresif itu ya ternyata"

"Ketemu gak salep nya?"

"Ah i-ini"

Sedangkan di lain sisi, para sohib Lisa dan juga beserta pacarnya pun mereka mengobrol kesana kemari, bahkan cemilan yang di sediakan Suzy pun hampir habis.

SUNFLOWER [JENLISA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang