•25•

2.3K 253 104
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow
.
.
.
.
.
.

Di ruang kerja, terlihat seorang lelaki paruh baya yang tengah menerima sebuah telepon. Samar-samar pembicaraan tersebut tampak serius, membuat gadis yang tak sengaja mendengar percakapan ayahnya pun menghentikan langkahnya tepat disisi pintu ruangan itu.

"Pastikan anak saya selalu aman"

"..."

"Segera mungkin beritahu saya informasi itu"

"..."

"Bagus. Lakukanlah sehalus mungkin" sambungan terputus, pria paruh baya itu lekas kembali menaruh ponselnya. Tangannya terkepal kuat tak terima.

Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu terdengar, membuat pria paruh baya itu menoleh.

"Masuk" teriaknya dari dalam, membuat gadis itu memasuki ruang kerja ayahnya.

"Ini dad, diminum dulu coffe nya" secangkir kopi yang ada di tangannya ia letakkan di meja kerja milik ayahnya.

"Thanks you, sweetie" gadis itu mengangguk, ia memilih duduk di sofa yang ada di ruangan kerja ayahnya.

"Oh ya dad, tiket pesawat yang aku minta udah daddy urus kan?" Ayahnya mengangguk.

"Sudah sayang, nanti setelah kamu sampai disana, langsung temui adik kamu ya, lokasinya sudah daddy kirim lewat pesan" gadis itu mengangguk. Setelah itu berlalu dari ruangan ayahnya.

"Maafin daddy ya nak, karena belum bisa jadi daddy yang baik buat kamu. Apalagi kita harus terpisah sejauh ini, karena daddy harus urus perusahaan kakekmu di Kanada" monolognya. Tangannya meraih sebuah bingkai yang menampilkan dirinya, mendiang istrinya dan kedua putrinya.

*****

BRAKK..BRAKK..BRAKK

BRAKK..BRAKK..BRAKK..

"KAK JENNIE GEMBROT! BANGUN! DI BAWAH UDAH ADA KAK LISA!" teriak Yuna begitu lantang, sedangkan Jennie yang sudah terusik dengan gedoran pintu pun lekas menuruni ranjang. Raut wajahnya tampak kesal.

Ceklekkk

Tak..tak..tak..
Dengan kasar, Jennie memukul kepala Yuna berkali-kali, sedangkan Yuna ia refleks menutupi kepalanya dengan tangannya.

"Udah anjir kak, lo mending buruan mandi. Udah ditungguin kak Lisa"

Plakkk..
Jennie justru menampol pipi Yuna, membuat gadis jangkung itu mengaduh.

"Gak usah bohong lo tiang, orang Lisa lagi ada kegiatan bareng anak-anak kampusnya. Gue mau lanjut tidur, bye" Jennie kembali masuk kamarnya dengan menggebrak pintu kamarnya, hal itu membuat Yuna terlonjak kaget.

"Punya kakak satu kelakuan kek anjing. Mana kagak bisa dikibulin lagi. Ck, gak asyik" dumel Yuna, ia pun memilih kembali ke lantai bawah.

Sedangkan Jennie, ia benar-benar kembali melanjutkan tidurnya, bahkan suara dering ponsel miliknya, ia abaikan begitu saja. Mentang-mentang weekend jadi tidur seenaknya.

Disisi lain, seluruh mahasiswa maupun mahasiswi termasuk Lisa dan sohib-sohibnya tengah berada di aula yang ada di kampusnya. Jisoo yang sejak tadi disamping Lisa terus mengumpat tak terima, pasalnya kencan nya dengan Rojeh harus tertunda akibat acara yang menurut nya mengganggu weekend nya.

SUNFLOWER [JENLISA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang