Dita di tampar

732 23 0
                                    

#Part_5

Gina yang sedari tadi terlihat cemas akhirnya bisa lega. Karena kehadiran Zachry, Dita bisa ditenangkan. Ia sangat berterimakasih pada Dosennya itu. Zachry memutuskan menginap di rumah Gina. Khawatir Dita akan melakukan hal buruk nantinya.

Bagaimanapun ia bertanggungjawab untuk menjaga calon anaknya. Meski ia harus dibenci oleh Dita. Ia akan menanggung resiko apa pun demi calon anaknya dan juga Dita. Ia akan terus berusaha memdapatkan hati Dita, walau harus menunggu lama.

Zachry pun memejamkan matanya dan tertidur di sofa. Namun, lagi dan lagi, ia masih memikirkan Dita. Ia pun berinisiatif menghampiri Dita yang sedang tertidur. Saat ia memasuki kamar itu, ternyata betul dugaannya.
Dita sedang mengigau. Ia terus berteriak dan terisak di tengah tidurnya.

Zachry pun menjatuhkan bokongnya di kasur lalu membawa Dita kedalam dekapannya. Mengecup singkat kening Dita dan mengelus lembut rambut Dita.
"Udah, Sayang. Aku di sini sama kamu, jangan khawatir. Aku akan selalu menjagamu," ujar Zachry di telinga Dita.

Gina pun membuka pintu dan melihat mereka. Lalu ia pun berkata "Mataku jadi ternodai oleh kalian, mataku jadi tidak suci lagi!" ketus Gina sambil menutup matanya. Zachry yang mendengar itu pun terkekeh melihat perlakuan mahasiswinya itu. 'Ada-ada saja kamu, Gina,' batin Zachry.

* * *

Keesokan paginya ....

"Na! Lo dimana?" teriak Dita dari tangga.

"Gue di dapur!" ujar Gina.

"Ada apa?" Terdengar suara bariton yang sangat khas di telinganya.

"B--bapak? Kok, di sini?" tanya Dita gugup.

Tanpa berkata, Zachry langsung menarik tangan Dita dan menuntunnya turun tangga. Dita terdiam kala Zachry memperlakukannya seperti itu.

Deg, deg, deg!

Degup jantungnya berdetak sangat cepat. Tanpa Zachry sadari, tangan yang ia pegang sudah beralih memeluk tangan kekarnya. Zachry hanya tersenyum di sepanjang jalan menuju meja makan. Hari ini, Dita ingin pergi ke kampus. Meski ia mendapat larangan dari Dosennya, ia tetap memaksakan ingin pergi ke kampus.

'Dasar keras kepala!' gumam Zachry yang terdengar oleh Dita. Raut wajah Dita seketika berubah menjadi cemberut. Tak ada yang bisa memghentikan kemauan Dita. Jika ia mengatakan pergi, tak ada yang bisa melarangnya. Ia akan tetap pergi, kalau tak keras kepala, bukan Dita orangnya.

Selesai sarapan, Zachry berencana ingin berangkat ke kampus bersama Dita. Namun, Dita menolak dan lebih memilih pergi bersama Gina. Gina yang sudah ditarik-tarik sejak tadi hanya bisa menggeleng pasrah.

"Dita ... masa kamu tega, sih! Ngebiarin Dosen kamu yang guanteng ini, pergi sendirian ke kampus! Bisa-bisa saya diejek teman saya nanti," lirihnya disertai gombalannya.

Gina tertawa terbahak-bahak di belakang Dita. Dita meghela nafas kasarnya tak lupa memutar bola matanya malas. "Hhh! Alasan! Bilang aja Bapak mau pergi sama saya!" ucapnya ketus.

Dengan berat hati, Dita pun mengikuti kemauan Dosennya itu. Di sepanjang perjalanan, ia terus menggerutu kesal dengan kelakuan Dosennya itu.
Di satu sisi ia mulai jatuh hati, dan di sisi lain ia selalu dibuat kesal.

Sampailah mereka di parkiran kampus. Dita ingin segera turun, tetapi tangannya ditahan oleh Zachry. Ia menatap tajam Zachry. Namun, Zachry malah membalasnya dengan kecupan singkat di kening Dita.

Lalu Zachry pergi begitu saja meninggalkannya. Dita diam membisu, detak jantungnya kini berdegup kencang. Di samping parkiran, seseorang sedsng menatap tak suka kearah Dita yang berangkat ke kampus bersama Zachry. Dari kejauhan Oliv menatap tak suka Dita. Ia pun segera berlari meninggalkan tempat itu dan bergegas menghampiri Laura.

Ia memberitahu Laura tentang kejadian yang dilihatnya. Laura yang panas mendengar ucapan sahabatnya itu pun berjalan tengan nafas tak beraturan dan m*ng*m*ati Dita di sepanjang jalannya. Ia pun sampai di tempat Dita yang masih terdiam di dekat mobil Zachry. Laura pun mendekati Dita dan menegurnya.

"Dita!" teriaknya.

"Berani, ya, lo! Ngerebut Pak Zachry, calon pacar gue! Berani-beraninya lo, deket-deket sama Dosen! Nantang, lo?!" bentaknya yang membuat Dita membulatkan matanya.

"Gue ngga pernah rebut---"

Plak!

Ucapan Dita di sela tamparan dari Laura yamb berbekas di wajah mulus Dita. Dita hanya meringis kesakitan.

Zachry mendapat notif dari Cctv yang berada di area tempat parkir. Terlihat sebuah Video yang memperlihatkan Dita ditampar oleh Laura. Seketika emosi Zachry memuncak kala melihat Dita tersakiti. Sesegera mungkin ia pergi ke tempat itu. Laura mendorong tubuh Dita kasar. Untung Zachry datang tepat waktu dan menangkap tubuh Dita.

Ntah bagaimana jadinya, jika Zachry terlambat. Dengan penuh amarah, Zachry menampar kedua mahasiswinya yang berani menyakiti calon istrinya.

Oliv dan Laura meringis kesakitan, ia tak terima atas perlakuan Zachry terhadapnya, ia pun memutuskan pergi meninggalkan tempat itu.

Zachry duduk di samping Dita yang tengah terduduk lemas di kursi yang ada. Ia saat ini sangat tertekan.
Zachry pun menggendongnya ala bridal style menuju ruang belajar Dita.
Ia tak memperdulikan omongan dan tatapan dari mahasiswa dan mahasiswi yang berada di sana.

Bersambung ....

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang