Pingsan di pelukan sang suami

521 18 2
                                    

#Part_10

Selesai pembelajaran. Dita pergi ke ruang Dosen ditemani oleh Gina. Tak lama mereka pun sampai di ruangan Zachry.

Ceklek!

Pintu dibuka, tetapi ruangan itu tampak sepi dan sunyi. Dita pun memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu. Satu jam sudah ia menunggu kedatangan Zachry. Namun, tak ada tanda-tanda kedatangan Zachry. Dita pun meninggalkan ruangan itu, diikuti Gina dari belakang.

Dita dan Gina berjalan melewati koridor. Memeriksa setiap sudut koridor. Ia pun meneruskan mencari keberadaan Zachry sambil melihat ke kanan dan kirinya.

Tanpa mengeluh, ia terus mencari keberadaan suaminya. Hatinya merasa tak tenang bila tak melihat suaminya.
Buruknya, ia tak menemukan Zachry di mana-mana. Ia mencemaskan Zachry karena tak ingin sesuatu terjadi padanya.

Brukk!

Tanpa sengaja ia menabrak seorang pria. Pria itu tak lain ialah Kevin.

"Kevin? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Dita.

"Maaf, Dita. Ceritanya panjang, nanti akan aku jelaskan! Sekarang aku sedang terburu-buru," ujar Kevin.

Dita merasa bahwa sifat Kevin sangatlah mencurigakan. Ia pun mengikuti Kevin diam-diam. Sampai berhentilah Kevin di sebuah perpustakaan. Kevin memasuki perpustakaan tersebut.

Dita tak berdiam diri saja, ia berdiri di dekat jendela yang gordennya sedikit terbuka. Dita melihat dari balik jendela
Kevin bertemu dengan seorang pria dan wanita. Namun, ia tak bisa melihat jelas wajah pria dan wanita itu. Karena terhalang gorden jendela.

"Tenanglah! Semua akan baik-baik saja."

Suara itu tak asing di telinga Dita. Ia seperti mengenali suara itu. Ia semakin penasaran dibuatnya.

"Sudahlah! Tak perlu kau tangisi."

Lagi, dan lagi suara yang sama terdengar. Dita semakin mengenali suara itu.

Deg!

Bagaikan ditimpa langit runtuh. Saat mendengar nama Chelsea membuat hatinya terasa sesak. Seketika tubuhnya terasa lemas. Namun, ia ingin memastikan kebenarannya sendiri.

Ceklek!

Dita mendorong pintu dengan kasar. Dan nafas yang tersengal-sengal.

"Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalian bisa bersamaan di tempat ini?" tanya Dita menginterogasi ketiganya.

"Katakan!" bentak Dita.

"Begini, Dita. Sebenarnya aku ke sini ingin memberi kabar bahwa akan ada rapat nanti siang. Chelsea memaksa ingin ikut denganku. Aku pikir ia hanya ingin melihat Zachry. Aku tak menyangka ia melakukan hal itu," jelas Kevin panjang lebar.

"Lalu mengapa ia harus memeluk dan menangis di bahu suamiku? Apa kalian tahu? Aku menunggu suamiku di rungannya selam berjam-jam lamanya. Karena tak ada tanda-tanda ia kembali. Aku mencarinya di seluruh penjuru kampus. Tanpa mengeluh, dan lelah berjalan sampai di sini. Jawab!" bentak Dita yang telah berderai air mata.

Zachry yang melihat istrinya tengah meluapkan emosi hanya bisa terdiam.
Ia tak tahu bagaimana menjelaskan semua ini. Ia takut Dita akan membencinya jika ia berbuat kesalahan.

"Jika ia sedang bersedih, kenapa harus mengungkapkan rasa sedihnya pada suamiku? Bukankah kau juga seorang wanita, seharusnya kau memahami perasaanku sebagai seorang wanita," ujar Dita disertai isak tangisnya yang memecah keheningan.

'Bagaimana aku menjelaskan semua ini padanya? Ahh! Ini semua gara-gara perempuan ini!' frustasi Zachry dalam hati.

"Aku juga punya perasaan ... Chelsea," lirih Dita. Ia tak dapat membendung lagi kesedihannya.

Hayyuk kita nyanyi buat Dita!

🎵Kumenangis ... membayangkan betapa kejamnya dirimu sebagai wanita ... kau hancurkan hidup wanita lain ... kemudian tertawa ... hahaaaa🎵

♪Kumenangis karenamu selalu mengganggu rumah tanggaku. Harus selalu kau tahu akulah wanita yang kau sakiti, Chelseaaaaa ....♪😆

🎵Tak ada lagi yang bisa kubiarkan untukmu. Kuhanya bisa menuliskan kau seorang 'pelakor'🎵

Seketika tubuh Dita jatuh dipelukan Zachry. Zachry menangkapnya dengan cepat. Ia tak mau mengambil resiko.
Dita pingsan akibat kelelahan, seharusnya ia beristirahat, tetapi karena tekad yang begitu kuat pada suaminya ia bertahan walau merasa letih.

"Ahh! Seharusnya semua ini tak terjadi. Ini semua gara-gara tingkah konyolmu! Dita yang menderita. Kau tahu bukan? Bahwa aku sudah berstatus sebagai suami orang! Apa kau sadar itu? Jangan pernah memelukku tanpa seizinku, kau ingat! Aku tak ingin hal ini terjadi lagi kedepannya!" ancam Zachry. Membuat Chelsea merinding dan menangis.

"Dita, Sayang. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Semua ini tak pernah kuduga. Awalnya ia berkata bahwa akan dijodohkan di amerika. Lalu ia menangis dan memelukku. Aku mencoba melepaskannya, tetapi ia semakin mempererat pelukannya. Tak mungkin aku menggunakan cara kasar," terangnya panjang lebar.

"Dita ... maafin gue! Ini semua salah gue. Gue yang udah bolehin dia ikut.
Menyebabkan terjadinya masalah diantara kalian. Gue sungguh menyesal," ucap Kevin menunduk.

"Aww ...," ringis Dita.

"Bapak jahat! Dita ngga mau lihat wajah Bapak!" ketus Dita seraya memalingkan wajahnya.

"Kok, kamu tega, sih! Ngusir aku?" balas Zachry menampilkan puppy eyes-nya.

Cup!

Zachry yang tak tahan melihat raut wajah istrinya yang membuatnya gemas itu. Ia mencium bibir ranum milik Dita. Lalu membisikkan sesuatu.

"Jangan marah-marah! Nanti dede bayinya nendang, loh!" bisiknya pada Dita.

"Ih! Jadi do'ain aku, gitu!" ucap Dita geram.

Dita memukul dada bidang Zachry. Sesekali Zachry meringis kesakitan sambil terkekeh. Gina pun sampai bersama Fandi.

"Nah! Tu dia orangnya!" tunjuk Fandi.

"Lo dari mana aja, sih! Gue nyariin lo, Dit," ujar Gina yang telah mencemaskan Dita.

"Kok, kalian bisa di sini?" tanya Dita.

"Gue nyariin lo! Untung dibantu Fandi. Kalau ngga gue udah pingsan di jalan," ujar Gina.

***

"Sayang, jangan ngambek, dong!" bujuk Zachry.

"Iya, tapi suapin dulu!" pinta Dita.

Bukannya menyuapi Dita, Zachry malah asyik menciumi p3rut buncit Dita.

"Pak, geli ih! Udah. Dita laper, nih!" pinta Dita lagi.

Mereka saling menyuapi. Selesai makan mereka menonton acara kesukaan Dita, yaitu Drakor.

Bersambung ....



My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang