Tercapainya Harapan Zian

144 8 0
                                    

#Part_22

Kini, Gina dan yang lainnya telah berkumpul di rumah Dita. Gina yang heran dengan sikap Dita yang tiba-tiba memanggilnya datang pun curiga.

"Dit, tumben pagi-pagi manghil gue ke sini, ada apa?" tanya Gina.

"Hhmm ... Kak Rafael. D--dia p--ergi pulang ke Amerika, Na." Dita memeluk erat Gina dan menangis. Gina pun ikut menangis mendengar penuturan sahabatnya itu.

Gina telah berulang kali kehilangan orang yang ia sayangi. Namun, itu tak memutuskan harapannya untuk menggapai mimpinya. Gina hanya menghela nafas kasarnya lalu menundukkan kepalanya sambil berkata.

'Betapa s**lnya hidupku, mengapa satu persatu mereka meninggalkanku? Bodoh sekali diriku ini,' batin Gina meratapi nasibnya.

"Oh iya. Dita, anak lo namanya siapa?" tanya Gina.

"Namanya, Ryta. Singkatan nama kami berdua," balas Dita.

Gina tersenyum dan meneteskan air mata. Di mana saat tersulitnya, orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya. Yang tersisa adalah Zian yang setia berada di sampingnya. Meskipun Gina agak bersikap kasar, atau membatasi interaksinya dengan Zian. Tak membuat Zian marah maupun benci padanya.

"Na!" panggil Zian.

"I--iya," balas Gina gugup.

"Hhmm, kok ngelamun? Mikirin apa? Masih mikirin mereka, ya?" tanya Zian dengan tatapan lembutnya.

"Nggak ngelamunin apa-apa," balas Gina.

***

Oeekk! Oeekk!

Sudah ketiga kalinya Ryta menangis.
Dengan panik, Dita dan Zachry berlari menuju kamar mereka. Zachry mengecek Ryta apakah putri kecilnya itu buang air atau tidak.

"Mas, mau ngapain?" tanya Dita.

"Mau lihat Ryta buang air kecil atau ngga," balas Zachry yang tengah mengecek celana Ryta.

"Ryta nangis itu, dia haus mau susu," ujar Dita.

"Ih! Ngga, dia nangis itu buang air kecil!" ucap Zachry tak mau kalah.

"Ryta itu ngga buang air kecil! Celananya aja ngga basah," ujar Dita.

"Cukup!" teriak Mama mertua dari dekat pintu.

"Kok, malah ribut?! Cepetan urusin Ryta, nantik nangisnya makin keras," nasihat Mama.

Mereka berdua pun mengangguk dan mulai salah satu mengalah.

"Nah! Gitu, dong. Jangan kayak anak kecil rebutan mainan!" ujar Mama sambil terkekeh.

Hari ini, mereka memutuskan akan makan di restoran. Sejak Dita hamil, ia dan Zachry jarang pergu keluar. Dita dan Zachry tengah bersiap akan pergi.
Ryta sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Jika Ryta terbangun Mama akan menjaganya sampai mereka kembali ke rumah.

Sesampainya di restoran, Zachry tak henti-hentinya menatap lekat wajah istrinya yang cantik itu. Dita mengalami banyak perubahan. Dulu, ia sering memanggil Zachry dengan sebutan 'Pak' sekarang sudah jauh berbeda. Kini panggilannya berganti menjadi 'Mas' karena ia mulai merasakan jatuh cinta pada Zachry.

***

"Na! Kamu mau jadi pacarku?" tanya Zian. Tanpa ragu-ragu Gina mengangguk dan mengiyakan ucapan Zian.

"Makasih! Aku sayang kamu, Na. Lebih dari hidupku sendiri," ujar Zian.

Gina membalasnya dengan senyuman dan mencium pipi Zian. Zian tersenyum melihat Gina yang berlari masuk ke kamarnya.

.
.
.
TBC.
Tinggalkan jejak🐾👣

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang