Persaingan Rafael dan Zian

142 9 0
                                    

#Part_20

"Maafin gue, Fan. Gara-gara gue, lo jadi koma kayak gini," ucap Gina.

Ia pun memutuskan kembali pulang ke rumahnya. Ia takut jika Rafael khawatir. Namun, sebelum pulang, ia melihat mobil yang mengantarnya masih berada di sana. Ia pun menghampiri mobil tersebut.

Tok, tok, tok!

Gina mengetuk kaca mobil. Kaca jendela mobil pun terbuka memperlihatkan Zian sedang mendengarkan musik di earphone miliknya. Gina membulatkan matanya. Ia terpelongo kala yang menolongnya membawa Fandi adalah Zian.

Bukankah Zian yang selama ini ia kenal itu jahat dan tak suka menolong siapa pun. Namun, siapa sangka ia akan berubah secepat itu.

"Hey!" panggil Zian. Gina pun tersadar dari lamunannya. Gina menyengir di hadapan Zian.

"Hhmm ... makasih, ya! Udah bantuin aku bawa Fandi ke rumah sakit," ucap Gina kikuk.

"Ya, sama-sama. Kamu ingin kemana?" tanya Zian.

"Ingin pulang. Kak Rafael pasti sudah menungguku di rumah," balas Gina.

'Rafael, Rafael. Dia terus yang kamu sebut. Apa dihatimu tak ada sedikitpun namaku, dan rasa untukku?' batin Zian. Namun ia hanya pasrah dengan keadaan dan berharap dikemudian hari ia akan bersama dengan Gina.

Zian pun mengantarkan Gina sampai ke rumahnya. Sesampainya ia di pekarangan rumah. Gina pun turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada Zian. Zian hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

***

"Pak! Ambilin itu, dong!" pinta Dita.

"Iya, sebentar," sahut Zachry.

Dita pun mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia minta diambilkan jepit rambut yang berada di laci atas. Zachry pun memberikan jepit rambut itu. Zachry menatap lekat wajah istrinya itu. Penampilan Dita tak berubah sedikitpun meski ia sedang hamil. Ia tetap kelihatan cantik seperti sebelumnya. Bahkan ia tambah cantik dan menggemaskan.

Zachry serasa ingin mencubit pipi tembem istrinya itu. Wajah Dita sangat menggemaskan kala memakai jepit rambut berwarna biru di rambutnya.

"So cute, Dita," ujar Zachry.

Seketika wajah Dita memerah bagaikan kepiting rebus. Ia pun menutupi wajahnya tengan kedua telapak tangannya. Zachry terkekeh melihat tingkah istri nakalnya itu.

Tok, tok, tok!

Seseorang mengetuk pintu. Art rumah itu pun segera membukakan pintu. Ternyata Chelsea dan Ayam bengkok, eh! Lusy. Mereka pun berjalan dan menghampiri Dita dan Zachry yang sedang menikmati cemilannya.

"Hai, Dita," sapa Chelsea.

"Juga," balas Dita.

'Hhh! Mau apa lagi, tuh si ayam bengkok. Jangan-jangan dia punya rencana lagi,' batin Dita.

"Hai, Zachry," sapa Lusy.

"Hhmm ...." Zachry hanya membalasnya dengan Deheman.

'Bukannya nyapa istrinya, malah ngejar suaminya. Dasar ayam bengkok ngga tahu diri. Udah mulai macem-macem sama suami gue,' gerutu Dita dalam hati.

Lusy yang menyapa Zachry ditatap tajam oleh Dita. Seakan-akan Dita hendak menelan hidup-hidup ayam bengkok tersebut. Mengerikan! Lusy sampai bergidik ngeri dibuat Dita. Namun, ia tak menyerah walaupun sering mendapat gertakan dari Dita.

"Apa? Mau di colok tu mata kamu?! Sinis banget liatnya," ucap Lusy yang mulai geram dengan Dita.

"Hush! Kamu apaan, sih! Lusy. Ngga boleh bicara begitu," tegur Chelsea.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang