Terbongkarnya Rahasia

65 6 1
                                    

#Part_31

Happy Reading🌻


Keesokan paginya ....

"Hoam ...," nguap Dita baru bangun tidur.

Ia beralih menatap ponselnya yang berada di atas nakas. Ponsel itu sedari tadi berdering. Dita mencoba meraih ponsel tersebut. Akhirnya sampai juga. Ia pun mengangkat telpon dari Faizal.

📲Faizal
[Pagi, lo udah sarapan?]

"Belum, baru aja bangun tidur," balas Dita.

📲Faizal
[Ish! Pasti masih bau. Ya, udah. Mandi dulu sana!]

"Iya, iya, dasar bawel!" gerutu Dita lalu memutuskan sambungan telpon.

'Bawel? Lo kali Dit. Gue dari dulu kek gini juga buat lo,' gumam Faizal.

Faizal beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya. Tak lupa membawa jaket kesayangannya yang dulu di buatkan Dita sebagai tanda persahabatan. Ia pun bergegas menaiki mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menuju rumah adik perempuannya yang kebetulan berteman dengan Kakak Dita.

Ciiit ....

Faizal memberhentikan mobilnya tepat di pekarangan rumah milik adiknya itu. Fayyira berlari ke luar rumah saat mendengar suara mobil Kakaknya. Ia terlihat begitu senang saat melihat kakaknya datang ke rumahnya.

"Kakak, tumben datang pagi-pagi sekali?" tanya Fayyira.

"Apa kau mengenal Dita?" Bukan menjawab Faizal malah kembali bertanya.

"Tentu saja, dia adalah adik Rafael," balas Fayyira.

"Kalau begitu, kau pasti tahu dimana rumahnya?" tanya Faizal.

"Ya, t--tapi dia su---"

"Katakan langsung! Dimana rumahnya?" sela Faizal.

"Di dekat jalan ini dan no sekian," ucap Fayyira cepat.

"Baiklah, aku akan kembali sebentar lagi," pamit Faizal.

"Hhhmm ...," ucap Fayyira sambil menghela nafas kasarnya.

***

Dita yang sedang bersantai di sofa tersentak kaget mendengar suara ketukan pintu yang kian semakin keras. Dita berjalan perlahan dan membuka pintu tersebut.

Ceklek!

"Faizal k--kamu ngap---"

Grep!

Faizal memeluk erat Dita. Tanpa melihat kondisi Dita yang tengah hamil. Tak disangka, Zachry baru saja turun dari kamar.

Deg!

Pemandangan yang menyakitkan mata terlihat oleh Zachry. Spontan ia menuju kearah mereka.

"Apa yang kalian lakukan?!" Suara bariton itu tak asing di telinga Dita.

"Beraninya kau memeluk istriku!"

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di wajah Faizal yang tampan, eaa ....

"Mas, sudah! Dia hanya sahabatku waktu kuliah," jelas Dita.

"M--mas? Jadi, kamu udah punya suami, Dit? Tapi ngga ada kabar kalau kamu nikah," tanya Faizal bertubi-tubi.

"Maaf, Iz. Tapi aku udah nikah, waktu itu kami nikah mendadak, Iz. Maaf ngga bagi tahu kamu," ucap Dita menunduk.

Brakk!

Terdengar suara pintu di dobrak. Masuk segerombol orang berbaju serba hitam dengan membawa senjata tajam. Orang-orang itu mengarahkan senjata mereka kearah Dita, dan Zachry. Mengapa Faizal tak ditodong pistol? Faizal mendekat kearah segerombol orang tersebut.

"Faiz, jangan ke sana!" larang Dita.

"Ck! Untuk apa aku mendengarkanmu? Kau telah merusak cintaku! Kau tak pernah menyadari hal itu. Sekarang kau akan mengerti semuanya." Faizal telah berada di dekat segerombol orang berbaju hitam.

"Maksudmu? Jadi, kau pemimpin mereka? Yang selama ini meneror keluarga Kevin!" tebak Dita.

"Ya, kau benar sayang. Akulah, aku! Aku yang meneror rumah mereka. Agar kau menyadari betapa berbahayanya aku. Hahahahha ...," ucap Faizal diiringi seringainya.

"Ada apa? Kau takut, sayang? Oh, ya. Aku lupa, suamimu seorang dosen,'kan? Tn. Zachry Quelfiess. Dosen populer sekampus, yang akan melindungimu." Faiz mulai berbisik pada bawahannya. Para bawahannya mulai menaikkan pistol mereka dan bersiap akan menembak.

"Apa dayamu, sayang? Aku akan memberimu kesempatan. Jika kau bersedia kembali bersamaku, aku akan mengampuni nyawa suamimu. Dan jika kau menolak, nyawamu dan suamimu takkan selamat. Hahahahh ...," tawa Faizar terdengar menggelegar di setiap sudut ruangan.

"Lebih baik aku mati!" ucap Dita.

"Apa yang kau katakan? Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu, Dita?!" larang Zachry.

"Ternyata kau dalang dibalik semua ini!" bentak Zachry.

"Ya, sudah kubilang. Aku yang meneror saudaramu, karena kau berani merebut milikku!" kesal Faizal.

"Apa kau takut tak bisa melindungi istrimu? Apa kau takut mati, hah?!" bentak Faizal tak mau kalah.

Dorr!

Satu tembakan mengenai p3rut Zachry. Kini, darah segar mulai bercucuran dari p3rut Zachry. Dita berteriak histeris melihat suaminya telah bersimbah darah.

"Cukup! Hentikan! Aku mohon, jangan sakiti suamiku," lirih Dita.

"Jika kau ingin begitu, maka turuti kemauanku!" tegas Faizal.

"Baiklah," balas Dita pasrah yang telah berlinang air mata.

'Mengapa disaat terbahagia dalam hidupku datang hal yang tak terduga? Apa lagi sahabatku yang melakukan hal ini?' batin Dita.

Ia disambut pelukan hangat dari Faizal. Dita sempat memberontak. Namun, kekuatannya tak sebanding dengan Faizal. Kini, ia hanya pasrah dipelukan Faizal dan melihat suaminya tergolek lemas di lantai.

Fayyira dipanggil datang ke rumah Dita. Sesampainya Fayyira di rumah Dita, ia tercengang melihat lantai yang penuh dengan darah dan melihat suami Dita terluka parah. Namun, ia tak melihat Kakaknya dan Dita berada.

"Tolong, s--selamatkan is--istriku," ucap Zachry terbata-bata sebelum ia tak sadarkan diri.

"Bangun! Apa yang telah terjadi?" tanya Fayyira yang penasaran kejadian apa yang menyebabkan rumah ini dan suami Dita terluka.

.
.
.
Bersambung....

Ditunggu Vote dan Komennya☺

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang