Keharmonisan keluarga

251 8 3
                                    

#Part_26

"Sayang ... jangan tinggalin Mas dan Zata," lirih Zachry.

Saat Dita hendak melangkah keluar kamar.

Brukk!

Zachry menangkap tubuh Dita yang hampir jatuh ke lantai. Ia pun membaringkan Dita di kasur mereka.
Sesekali Zachry melirik kearah Zata yang tengah tertidur pulas.

'Aku tak menyangka akan separah itu. Aku hanya mengkhawatirkanmu, aku takut kamu kenapa-napa,' batin Zachry.

"Eugh ...," lenguh Dita.

"Sayang, kamu udah sadar? Jangan tinggalin aku, ya?" tanya Zachry.

"Iya, tadi aku cuma bercanda, kok, Mas. Maaf, ya?" tutur Dita membuat Zachry membulatkan matanya.

"Kamu ngga bohong, 'kan? Kamu serius?" tanya Zachry memastikan.

"Iya, Mas. Aku ngga bohong, aku udah rencanain ini sama Bibi," ujar Dita.

"Hhh! Kirain beneran, ternyata bohongan," kesal Zachry.

Dita terkekeh mendengar ucapan kekesalan dari suaminya itu.

"Habisnya, Mas posesif banget, sih! Aku bukan anak kecil yang harus diawasi setiap saat," ketus Dita.

"Hehe, iya maaf," ucap Zachry.

***

Malam harinya, mereka berencana akan mengajak Zata jalan-jalan. Tentunya ditemani Mama mertua Dita.
Mereka makan malam di luar untuk merayakan Zata yang akan memulai Lesnya besok. Zata terlihat bersemangat menanti hari esok.

"Dita, kamu makan aja! Biar mama yang jagain Zata. Kamu sama Zachry, 'kan jarang menghabiskan waktu bersama?" ujar Mama.

"Iya, Ma. Eh! Tapi ngga apa-apa? Nanti malah ngerepotin mama," tanya Dita.

"Ngga, kok. Lagian ini, 'kan cucu mama. Mama juga harus ambil alih dalam merawatnya, mama juga suka anak kecil," balas Mama yang bahagia melihat cucu perempuannya itu.

"Zata! Sini sayang," panggil Mama yang kelihatan kewalahan mengejar Zata.

Sedangkan Zachry dan Dita sedang menikmati makanan mereka dengan saling menyuapi dan sesekali Zachry mengelus p3rut buncit Dita.

"Mas, Kak Rafael katanya mau pulang seminggu lagi," ucap Dita.

"Bagus, dong. Dia bisa ketemu ponakannya, dan sekalian ajak main Zata," balas Zachry.

"Iya, Mas. Zata juga pasti senang kalau ada yang ajakin dia main," ucap Dita sembari tersenyum melihat Zata dari kejauhan.

Zachry pun mendekatkan wajahnya di telinga Dita dan berbisik.

"Jangan nakal seperti waktu itu, ya? Awas nantik Mas cubit pipinya!" bisik Zachry dengan ancaman kecil. Dita pun mengangguk paham dan tertawa.

Zachry pun tertawa renyah. Dan kembali menatap Dita dan melanjutkan makannya. Zata berlari dan menghampiri keduanya. Ia terlihat kelelahan begitu juga neneknya.

"Ma, Ata mau tidur ...," rengek Zata.

"Iya, iya, sayang. Bentar lagi kita pulang," balas Dita yang memangku Zata sambil mengelus lembut kepala Zata.

Zata pun tertidur di pangkuan Dita. Mama mertua Dita sudah pergi duluan karena ingin berkunjung ke rumah temannya. Dita dan Zachry pun menaiki mobil dan meninggalkan tempat itu. Dita menatap lekat wajah putri kecilnya yang sedang tidur. Sangat menggemaskan, sesekali Dita mencubit pipi gadis kecil itu.

Tak lama, rasa kantuk menyerangnya, ia pun tak dapat menahan rasa kantuknya itu. Ia pun terlelap dengn keadaan Zata yang masih berada di pangkuannya. Zachry tersenyum melihat istri dan anaknya tidur bersama.

'Sama-sama Cantik,' gumam Zachry.

Setibanya di rumah. Zachry membangunkan Dita dan berusaha agar Zata tidak ikut terbangun.

"Sayang. Yuk, turun! Kita udah sampai," ucap Zachry.

"I-iya, Mas," balas Dita terkejut.

"Pelan-pelan, jalannya licin," ujar Zachry yang diangguki Dita.

Jalan di dekat rumah mereka licin karena gerimis yang membuat jalan berair. Membuat jalan terasa licin.

Zachry menggendong tubuh mungil anaknya itu ke dalam kamar. Lalu menjemput Dita yang masih berada di luar. Ia menggendong Dita ala bridal style dan membaringkan Dita di kasur.

Dita mengkode Zachry bahwa ia menginginkan sesuatu (ngidam). Zachry mengangguk paham lalu membawakan apa yang Dita minta.

"Emmm ... enak, seger lagi!" ujarnya sambil memakan buah mangga muda.

"Ih! Itu, 'kan asem. Emang kamu tahan?" tanya Zachry tak percaya.

"Nih! Cobain, enak loh!" balas Dita yang masih asyik memakan buah keinginannya.

Zachry hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya. Terkadang manja, dan juga pemarah.

Keesokan paginya ....

"Zata! Bangun, sayang. Udah pagi!" ucap Dita membangunkan Zata.

"Hooaamm ...," nguap gadis kecil itu.

"I-ya, Ma-ma," balas Zata.

Zata tengah bersiap untuk berangkat ke tempat Lesnya ditemani Art. Mereka berangkat di antar pak supir. Sedangkan Dita setelah memandikan Zata, ia merasa kakinya keram saat terkena air.

"Aww ...," ringisnya sambil mengelus kakinya yang terasa sakit.

"Kenapa?" tanya Zachry.

"Kakiku keram," ucap Dita.

"Udah, besok kamu istirahat aja! Jangan ngelakuin apa pun. Lihat! Kaki kamu jadi keram, 'kan?" tegas Zachry.

"Iya, Mas. Maafkan istri nakalmu ini," ucap Dita.

"Bwahahah ...." Zachry tertawa terbahak-bahak. Dita yang ditertawai hanya cengo saja.

Cup!

Zachry gemas dengan raut wajah Dita. Ia pun mencium bibir ranum milik Dita.
Dita mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat Zachry yang terlalu lama menciumnya.

"Ih! Mas juga udah mulai nakal, ya?" ucap Dita mencuit hidung Zachry.

"Biarin, toh kita juga pasangan suami istri. Apa salahnya?" balas Zachry.

"Iya, Masku yang ganteng," balas Dita tersenyum.

Mereka pun menonton Tv menjelang Zata pulang.

.
.
.
TBC.
Tinggalkan jejak🐾👣

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang