Pulangnya Rafael bersama seseorang

238 9 0
                                    

#Part_27

Setelah Zata pulang dari lesnya, Dita menyambut Zata dengan pelukan hangat disertai senyuman yang mengembang di wajahnya.

Ia pun mengajak Zata untuk berganti pakaian dan makan siang. Walau usia Zata baru 2 tahun, tetapi ia telah bisa makan sendiri, terkadang Dita yang menyuapi. Selesai makan, Zata minta diajak jalan-jalan sama Zachry. Dita hanya mengangguk dan menyuruh Zachry mengajak putri kecilnya itu bermain di taman.

Zachry memasang raut wajah cemberutnya, pertanda Zachry sedang ingin berlama-lamaan bersama istrinya. Namun, mau bagaimana lagi? Kini ia mempunyai gadis kecil yang menjadi tanggung jawab barunya. Ia juga sangat menyayangi Zata.

Zachry yang tengah menemani Zata jalan-jalan melihat Rafael yang baru turun dari mobilnya. Ia pun mengajak Rafael masuk begitu juga Zata. Dita terkejut Kakaknya pulang lebih awal, karena Rafael berkata akan pulang seminggu lagi, ternyata belum seminggu Rafael telah pulang dan menemui adik kecilnya yang dianggapnya menggemaskan. Dan setiap pulang dari mana pun, Rafael akan mencubit pipi adiknya itu.

Sampai sekarang Rafael masih sama, ia tak melupakan kebiasaannya ketika di indonesia. Dita senang bisa berkumpul dengan Kakaknya. Namun, kali ini tak sebahagia biasanya. Dulu, saat Rafael masih di Amerika ada Gina yang selalu menjaganya, sekarang Gina telah bersama Zian dan fokus pada Pekerjaannya. Gina juga jarang berkunjung ke rumah Dita. Hal itu membuat Dita merasa jenuh di rumah.

***

"Keponakan om udah besar, ya? Udah lama ngga ketemu, kamu tumbuh jadi gadis kecil yang cantik," puji Rafael.

"Iya, om. Ata uga ceneng bisa ketemu sama om. O, iya Ata lupa nama om siapa!" ucapnya.

"Nama om Rafael. Panggil aja om ganteng, ya?" ujar Rafael membuat Dita dan Zachry tertawa.

"Iya, Om. Om kok, bau, sih!" protes Zata.

"Hehe, om belum mandi," ucapnya seraya menyengir.

"Ih! Mandi sana! Udah bau tuh!" ujar Dita menyuruh Kakaknya segera mandi.

Selesai mandi, Rafael bergabung dengan Dita, Zachry, dan Zata di ruang keluarga. Mereka sedang melakukan kesibukan mereka masing-masing. Dita mengisi daftar belanja bulanannya. Sedangkan Zachry tengah memainkan ponselnya sesekali melirik Dita dan menggodanya. Zata sedang asyik menonton film kartun kesukaannya, tak lupa tangan mungilnya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

'Memang keluarga yang harmonis,' gumam Rafael sembari tersenyum.

Dita menoleh kearah Rafael dan berkata.

"Kak, kapan mau nikah? Umur Kakak mau 30 tahun, masa ngga nikah-nikah?" tanya Dita.

"Hhmmm ... belum ada rencana, Ta. Tapi yang pasti jika sudah mendapatkannya, Kakak akan memperkenalkannya denganmu," balas Rafael.

"Baiklah kalau begitu," ucap Dita lalu beralih melanjutkan mengisi daftar tadi.

"Kak, aku titip Zata, ya? Aku dan Mas Zachry ingin keluar sebentar," ucap Dita yang diangguki Rafael.

"Yuk, main sama om!" ajak Rafael.

Kini, Dita dan Zachry sedang menuju ke supermarket. Dita ingin membeli keperluannya, dan bahan-bahan dapur yang telah habis. Sesampainya mereka di sana, Zachry menuntun istrinya itu lalu masuk bersama ke supermarket.
Dita berjalan menuju rak yang berisi bedak, dan lainnya. Sedangkan Zachry sibuk mencari susu ibu hamil, makanan penutup, dan hal-hal yang sangat dianjurkan untuk wanita hamil.

Dita beruntung memiliki suami perhatian, pengertian, penyabar, penyayang, senantiasa menasihatinya,  dan selalu menyemangatinya. Sekarang Dita telah mendapatkan apa yang ia perlukan begitu juga Zachry. Dita terkejut, begitu banyak produk-produk untuk ibu hamil yang dibeli Zachry. Dita menggelengkan kepalanya, dan menghembuskan nafasnya.

"Ngapain banyak-banyak? Aku masih ada persediaan di rumah, Mas," tanya Dita.

"Biarin, aku ingin yang terbaik untuk anak kita," balas Zachry lalu mendekat kearah Dita dan mengelus-elus perut Dita yang kian hari semakin membuncit.

Mereka pun menaiki mobil dan meninggalkan supermarket. Di perjalanan, Dita ingin sekali makan yang dingin, kebetulan ada penjual es krim di dekat trotoar. Dita pun menyuruh Zachry menghentikan mobilnya di dekat penjual es krim.

"Kamu mau?" tanya Zachry menatap istrinya.

"He'eh! Pengen banget malah, nanti dedenya ences, loh!" goda Dita.

"Ya, udah. Tunggu di sini, aku akan kembali bentar lagi," ucap Zachry yang tengah menuju penjual es krim.

"Ini!" Zachry memberikan satu cup es krim. Dan yang satunya lagi miliknya.

"Eh! Kok, cuma satu? Yang itu juga bawa sini!" pinta Dita.

"Ini, 'kan buat aku. Aku juga pengen tahu!" ucap Zachry dengan nada manja.

"Ih! Ngga mau ngalah jadi suami, pelit!" pekik Dita di telinga Zachry.

"Biarin! Masa kamu doang yang makan, aku ngga? Kalau pelit juga ngga bakalan dibeliin," gerutu Zachry.

"Oh jadi ngga ikhlas, nih?!" kesal Dita.

"Bercanda, kok, sayang. Jangan ngambek,ya?" tanya Zachry.

Bukan menjawab Dita malah mengoleskan es krim di hidung Zachry dan pada pipi suaminya itu.  Zachry tak mau kalah, ia pun membalas membaluri wajah istrinya itu menggunakan es krim.

"Mulai nakal, ya?" ucap Zachry sembari terkekeh.

"Iya, emangnya kenapa? Ngga boleh?" ketus Dita.

Cup!

Zachry mencium bibir ranum Dita. Ia suka jika melihat Dita kesal, dan sedang menggerutu. Menurutnya Dita semakin imut jika begitu.

Sesampainya di rumah. Mereka di kejutkan dengan adanya sebuah mobil sport yang baru saja tiba. Keluarlah wanita cantik dari pintu mobil itu.
Dita dan Zachry terpelongo melihat wanita itu. Wanita itu masuk ke rumah mereka dan di sambut oleh Rafael.

Sepertinya mereka sudah akrab. Ngomong-ngomong Rafael belum pernah bercerita selama di amerika. Bahwa ia berkenalan dengan wanita ataupun berpacaran. Wanita itu nampak membalas pelukan tangan Rafael yang berada pada pinggang rampingnya. Sepertinya mereka sudah mempunyai hubungan. Namun itu belum pasti.

Dita terus memikirkan hal itu. Sampai masuk ke rumah pun ia tak fokus pada apa pun. Saat telah menuju ruang keluarga, terlihat wanita tadi bermain bersama Zata dan Rafael. Rafael nampak manja pada wanita itu. Malah sempat-sempatnya ia mencuri kesempatan untuk mencium wanita itu.

"Dita, kamu udah pulang? Ayo sini! Kakak akan kenalkan kamu pada seseorang," ujarnya.

"I--iya, Kak."

Dita telah menghampiri mereka. Saat wanita tadi berbalik ke hadapan Dita. Mereka sama-sama terkejut.

"Dita?"

"K--kamu? Jadi selama ini kalian menjalin hubungan? Kenapa tak memberi tahuku? Aku berhak tahu!" ketus Dita.

"Maaf, Ta. Kakak kira kamu belum pernah kenalan sama dia. Gimana? Dia orangnya baik, ngga?" tanya Rafael.

"Hhhmmm ... menurut Kakak saja," balas Dita.

"I--iya, Dita. Ini saya, maaf kami tak memberitahumu. Tapi percayalah, kali ini aku tak ada niatan buruk padamu," ujarnya.

Dita hanya berdehem dan menghampiri Zachry. Lalu duduk di samping suaminya yang juga kelihatan kelelahan. Dita pun bersandar di bahu Zachry dan memejamkan matanya.

"Apa Dita marah pada kita?" tanya wanita itu.

"Aku tak tahu. Ntah apa yang membuatnya marah saat mengetahui bahwa kamu yang menjadi pacarku," ujar Rafael sambil menghela nafas kasarnya.

'Dasar! Ngga puas-puas lo ganggu hidup gue. Sekarang lo mau nyusahin hidup Kakak gue lagi. Awas aja lo macem-macem, gue habisin lo!' gerutu Dita dalam hati.

.
.
.
TBC.
Tinggalkan jejak👣🐾

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang