Kehamilan Kedua

473 7 0
                                    

#Part_25

Dita berjalan menuju kamarnya.

Ceklek!

Dita melihat Zata tertidur di pangkuan Zachry. Terlihat Zachry tertidur sambil menopang kepalanya. Dita tersenyum melihat wajah Zachry yang tampan saat tertidur. Tiba-tiba Zachry terbangun dan melihat Dita yang tengah tersenyum menatapnya.

Saat Dita menyadari Zachry terbangun dari tidurnya. Sekilas senyumannya memudar. Ia masih kesal pada Zachry yang tak memberitahunya , tentang ia menyimpan nomor wanita lain. Zachry tersenyum kearah Dita dan beranjak untuk memindahkan Zata ke box miliknya.

Setelah memindahkan Zata, Zachry menghampiri Dita yang masih berdiri di depan pintu. Ia mengajak Dita masuk dan duduk di tepi kasur. Zachry mengelus lembut puncak kepala Dita dan mengecup singkat kening Dita.

"Kok, cemberut? Masih marah, ya?" tanya Zachry.

Dita diam saja dan memalingkan wajahnya. Zachry memasang wajah cemberutnya.

Grep!

Ia memeluk erat pinggang ramping Dita. Dita berusaha memberontak, tetapi ia tak bisa.

"Sayang, jangan ngambek gini, dong!" pinta Zachry.

"Habisnya, Mas ngga bilang-bilang mau nyimpen nomor wanita lain," ketus Dita.

"Oh, gara-gara itu. Trus kamu mau ngambek sama Mas?" tanya Zachry.

"Iya, kenapa?" tanya Dita dengan ketus.

"Ngga mungkin kamu ngambek sama Mas. Kamu mau Mas bikin hamil lagi?" goda Zachry.

"Ih! Apaan, sih! Ngeselin, deh!" ucap Dita. Ia pun berlari turun ke dapur.
Dita sedang memotong sayuran. Ia ingin menyiapkan makan malam, tapi sebelum itu, Zachry menahan tangan Dita. Ia memegang erat tangan Dita.

"Mas, lepasin! Aku mau masak," pinta Dita.

"Nggak! Untuk apa Art di gaji, jika hanya bermalas-malasan. Sedangkan istriku harus memasak dan mengabaikan suaminya yang ganteng ini," ucapnya yang diakhiri memuji dirinya sendiri.

"Tapi---"

"Jangan membantah! Mas ngga mau istri nakal Mas kecapean," tegas Zachry.

Dita terdiam dan berbalik kehadapan Zachry. Ia membalas pelukan Zachry dan menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Zachry. Ia pun menangis di pelukan suaminya itu. Ia sadar, seharusnya ia tak perlu semarah itu pada Zachry. Karena hal sepele membuat rumah tangganya goyah.

"Mas, maafin aku, ya? Aku salah, harusnya aku ngga memperpanjang masalah ini ...," lirih Dita yang tengah terisak.

"Cup, cup, cup! Istriku sayang, jangan nangis lagi, ya? Mas udah maafin, kok. Kapan Mas marah sama kamu? Mas sayang kamu apa adanya, kok. Sama seperti dulu, saat kita belum mengenal dan memahami," balas Zachry sambil mengelus-elus punggung Dita.

"Yuk, ke atas! Kamu pasti capek, 'kan?" Dita mengangguk dan membalas gandengan tangan Zachry.

Satu tahun kemudian ....

"Ma-ma, ma-ma," panggil Zata yang baru bisa berbicara.

"Iya, sayang. Anak mama, sini! Kita mandi dulu, ya?" ajak Dita.

"Yeay! Mandi, mandi!" seru gadis kecil itu.

"Eh! Anak Papa. Mau mandi, ya? Cepetan sana! Nanti, kita jalan-jalan," ucap Zachry.

"Ma-ma, yuk mandi!" ajak Zata.

"Iya, sayang," balas Dita.

***

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang