Datangnya Penyelamat Gina

167 11 5
                                    

#Part_19

Eits! Mereka lupa. Seseorang masih berada di luar sana. Siapa? Mama mertua Dita? No. Fandi, ya, tentu saja Fandi. Ia sedari tadi menunggu kesempatan untuk masuk ke sana. Ia bahkan tahu jika Gina sedang dalam bahaya.

Sedangkan di dalam. Gina masih nyaman dengan pelukan Zian. Ntah mengapa, Gina serasa tak ingin melepaskan pelukan itu. Apa mungkin ia masih punya rasa pada Zian? Gina yang tahu. Namun, di depannya terlihat Rafael yang masih setia meneteskan air mata. Gina tak tega melihat Rafael menangis.

Bugh!

Fandi akhirnya masuk dan memukul Zian dari belakang. Seketika pelukan itu terlepas dan Zian pun terkapar di lantai. Mata Gina membulat menyaksikan Zian terkapar. Ada perasaan kasihan dan tak tega. Namun, dulu Zian telah menyia-nyiakan cintanya. Sekarang sudah terlambat cinta Gina telah hilang tertiup angin. Dan kini, hanya tinggal rasa peduli pada lelaki itu.

Mereka pun hendak keluar dari tempat itu. Namun, berhenti sekilas kala mendengar suara Zian.

"Gina, Sayang. Kumohon ... jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu ...," lirih Zian.

"Maafkan aku, Zian. Kau bukan mencintaiku, tetapi kau hanya terobsesi padaku, tidak lebih. Jika kau sudah mendapatkanku. Ntah bagaimana nasibku kau buat," ujar Gina ketus.

Lalu mereka keluar dan meninggalkan tempat itu. Mama mertua Dita membawa Dita dalam pelukannya. Ia sangat khawatir, takut sesuatu terjadi pada Dita. Mereka takkan membiarkan kejadian ini terulang lagi.

***

"Na! Lain kali, lo nggak boleh ngorbanin diri lo, ya? Gue ngga mau masa depan lo hancur cuma gara-gara gue," ujar Dita memperingatkan

"Iya, Dit. Gue ngga akan lakuin hal itu lagi, kok. Maafin kecerobohan gue, ya?" tanya Gina.

"Iya," balas Dita singkat.

Dita tersenyum dan memeluk Gina. Ginapun membalas pelukan Dita.

'Apa pun bakal gue lakuin buat lo, Dit,' batin Gina.

'Lo sahabat terbaik gue, Na,' gumam Dita dalam hati.

"Sayang, kamu istirahat dulu, ya? Kamu pasti capek, 'kan?" tanya Zachry.

"Iya, hehe ... udah dulu, ya, Na. Gue mau istirahat dulu. Nantik suami gue marah lagi," pamit Dita pada Gina.

Gina tertawa mendengar penuturan Dita. Zachry menatap tajam Gina. Seketika Gina diam mematung. Ia takut kena imbas dari Dita. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang, ia diantar Rafael ke rumah.

Di perjalanan, Rafael terlihat murung. Ia seperti kehilangan separuh semangatnya. Sungguh kali ini, Gina benar-benar bingung. Apa lagi yang terjadi pada lelaki ini, apa yang membuatnya begitu murung? Itulah yang selalu terputar di kepala Gina.

Mereka pun sampai di rumah. Rafael bergegas turun dan berlalu meninggalkan Gina yang masih berada di mobil. Gina kembali dibuat heran oleh sikap Rafael. 'Dasar lelaki aneh!' gerutu Gina.

Ia pun bergegas menyusul Rafael masuk ke rumah. Dari kejauhan terlihat Zian tengah memperhatikan Gina. Ia menatap kasihan pada Gina.
Apakah ia tahu apa yang terjadi pada Rafael? Mungkin. Jangan sampai terbesit di pikirannya untuk membuat rencana jahat lagi. Itu akan membuat Gina akan menaruh rasabenci yang sangat besar padanya.

Setiap hari, tak henti-hentinya Zian menulis sebuah surat untuk Gina. Namun, ia tak mengirimkannya. Sebab, ia tahu bahwa Gina takkan membaca maupun membalas pesan itu. Ia akan menuliskan tentang isi hatinya. Tentang kesehariannya. Dan tentang ia merindukan Gina. Betapa rindunya ia pada gadisnya itu. Sampai-sampai semua hidupnya berisi tentang Gina.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang