Lusy? Mau apa dia?

138 7 3
                                    

#Part_28

Setelah hampir berjam-jam tertidur Dita terbangun dan mendapati suaminya tak berada di sampingnya. Ia pun beranjak dan menelusur ke setiap sudut ruangan mencari suaminya. Berakhirlah di sebuah ruangan, yaitu ruang ganti baju. Dita merasa lega, karena suaminya tak tergoda wanita genit itu lagi. Ia pun merebahkan kembali tubuhnya di kasur empuk miliknya. Tanpa ia sadari, Zachry telah berada di hadapannya dan menatap lekat wajahnya.

"Mas? Udah selesai?" tanya Dita kaget.

"Iya, kamu ngga mau mandi?" tanya Zachry.

"Mau, gendong, ya?" pinta Dita.

Selesai melakukan ritual mandinya, Dita memakai baju yang telah di persiapkan Zachry sebagaimana sewaktu ia hamil Zata dulu. Zachry akan membelikannya baju yang menurutnya bisa di pakai Dita saat ia sedang hamil. Dan kini, Dita telah cantik berbalut baju yang dipilihkan Zachry. Mereka pun turun untuk makam malam.

Terlihat Lusy dan Rafael tengah bermesraan di meja makan. Sedangkan Zata jam segini telah tertidur, karena besok masih ada les. Dita dan Zachry pun menuju meja makan. Hanya dentingan sendok yang terdengar diantara mereka.

Lusy sempat melirik Zachry, tetapi Zachry menanggapinya acuh saja. Lusy bersikap ramah kepada Dita. Tak biasanya seperti itu. Rafael dan Lusy kelihatan serasi dan sangat cocok.

Anehnya, tiba-tiba mereka bersama. Seingat Dita Kakaknya itu tak dekat dengan wanita. Kenapa sekarang ia bisa bersama si ayam bengkok, Lusy? Jika memang sudah takdir mereka, Dita pun tak bisa menentangnya.

***

Keesokan paginya, seperti biasa Zata akan pergi berangkat ke lesnya. Namun, hari ini bukan Art rumah Dita yang menemani Zata, melainkan Lusy, si ayam bengkok itu. Mereka pun berangkat menuju les Zata.

Dita masih termenung sejak Zata pergi ke tempat lesnya. Zachry yang melihat istrinya itu pun menghampiri Dita.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu ngga enak badan?" tanya Zachry khawatir.

"Ngga, kok, Mas. Cuma aku heran aja, tiba-tiba Lusy dekat sama Kak Rafael," ujar Dita mengeluarkan uneg-uneg dalam hatinya.

"Oh, itu! Bagus, dong. Lusy berarti udah move on dari aku. Jadi kamu tenang aja, ya, sayang? Jangan khawatir, ngga akan ada yang ganggu rumah tangga kita lagi. Kamu kuat, buktinya beberapa orang mencoba merebutku darimu, tapi apa? Kenyataannya kamu tetaplah milikku dan aku milikmu," ucap Zachry menghibur Dita.

"Iya, apa yang Mas katakan ada benarnya juga, tetapi kalau dia ada niatan buruk bagaimana?" tanya Dita yang masih terlihat cemas.

"Udah, ngga usah di pikirin! Yang ada berpengaruh sama dedenya lagi," ucapnya sambil nyengir.

"Ih! Dasar suami ngeselin!" ketus Dita. Zachry hanya terkekeh mendengar hal itu.

Tok, tok, tok!

Terdengar pintu di ketuk dari luar. Dita pun ingin membukakan pintu. Namun, ditahan Zachry.

"Sayang, kamu di sini saja, ya? Biar aku yang buka!" Dita mengangguk dan Zachry pun bergegas membukakan pintu.

Ceklek!

"Kevin? Chelsea?" ucapnya terkejut.

"Hhhmm ... Kak. Bolehkah aku masuk?" tanya Kevin.

"Ayo!" ajak Zachry.

"Kak ipar!" teriak Kevin.

"Jangan berisik! Kamu lebay banget, deh!" kesal Chelsea.

Kevin menyengir, Chelsea geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya yang masih kekanak-kanakan. Zachry pun menyuruh mereka duduk. Lalu ia naik ke lantai atas untuk memanggil Dita.

"Mas, emang siapa yang datang?" tanya Dita.

"Itu, ikan cupang ...," balas Zachry sembari tertawa.

"Hush! Nanti orangnya dengar," ucap Dita.

***

Dita dan Zachry telah turun dan menghampiri Kevin dan Chelsea. Sekarang Chelsea tengah hamil tua. Dia sangat ingin berkunjung ke rumah Dita dan Zachry, oleh karena itu Kevin datang pagi ini. Chelsea terus mendesaknya dan merengek pada Kevin agar membawanya ke rumah Kakak ipar..

"Chelsea. Tumben pagi-pagi ke sini? Kangen, ya?" tanya Dita.

"Iya, Kak. Ngidamnya pengen ketemu kakak," balas Chelsea tersenyum.

"Kamu udah USG? Hasilnya apa?" tanya Dita penasaran.

"Cowok, Kak ipar," seru Kevin gembira.

"Oh, iya. Zata mana? Kok, ngga kelihatan?" tanya Chelsea.

"Dia les," balas Zachry singkat.

"Oh, mama mana?" tanya Chelsea lagi.
Jujur, saat ini Zachry tengah menahan emosinya, karena Chelsea banyak sekali bertanya.

"Kalian udah makan? Kalau belum kita makan, yuk!" ajak Dita.

"Iya, Kak ipar. Makasih!" balas Kevin

"Tidak usah sungkan, anggap saja rumah sendiri," ucap Dita mencairkan suasana.

Chelsea kelihatan tak berselera karena pengaruh kehamilan. Dia hanya mencicipi beberapa hidangan, lalu minum agar tidak muntah. Dita yang melihat Chelsea, terkekeh. Akhirnya Chelsea merasakan yang namanya menjadi seorang ibu. Mengandung selama sembilan bulan merupakan salah satu pengorbanan besar orang tua demi menyambut kelahiran si buah hati. Dita tersenyum menatap Kevin dan Chelsea yang terlihat kesulitan.

Jam Les Zata telah selesai. Kini, Zata telah berangkat pulang bersama Lusy di perjalanan. Saat di perjalanan, Lusy menanyai banyak hal pada Zata.

"Zata, sayang? Makanan kesukaan kamu apa?" tanya Ayam bengkok, Lusy.

"Kue apa, ya? Ata yupa Tante," balas Zata polos.

"Coba Zata ingat lagi," ucap Lusy.

"Kue buatan Ma-ma," balas Zata.

'Apa, dong? Hhmm ... Zata suka kue apa, ya?' gumam Lusy.

***

"Ma-ma!" teriak Zata yang berlari menuju Dita.

"Udah pulang? Tante Lusy mana?" tanya Dita.

"Pegi, Ma. Katanya tantenya mau keyuar bentar," jelas Zata.

"Oo, ya udah. Kamu ganti baju, terus makan!" suruh Dita. Zata mengangguk dan berlari menuju kamar.

Tak lama, Zata pun turun dari kamar. Ia di sambut pelukan hangat dari Chelsea. Chelsea sangat senang melihat Zata. Ia menganggap Zata seperti anaknya sendiri. Begitu juga dengan Kevin.

"Eh! Keponakan Om udah pulang. Sini, main sama Om!" ajak Kevin.

Dita menoleh kearah Chelsea yang sedang meringis. Dita membulatkan matanya saat cairan mengalir di kaki Chelsea.

"Kevin! Mas! Chelsea udah pecah ketuban. Cepat bawa ke rumah sakit," teriak Dita histeris.

"I--iya, Kak." Kevin menggendong istrinya menuju mobil dan segera melajukan mobilnya kearah rumah sakit.

"Gimana, ya? Keadaan Chelsea?" tanya Dita cemas.

"Kok, kaya kamu yang ingin melahirkan? Cemas banget?" goda Zachry.

"Ih! Dalam keadaan genting masih aja bercanda," kesal Dita.

"Shut! Jangan marah, dong. Nanti cantiknya hilang," goda Zachry lagi.

"Ih! Mas ngeselin!" ketus Dita memukul dada bidang Zachry.

"Aww ...," ringis Zachry kesakitan.

Bersambung.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang