Prolog

7.6K 464 35
                                    

*Setelah sesi klarifikasi dan foto skandal keduanya tersebar, tiba-tiba Ara menghilang bak ditelan bumi.
lalu, suatu malam tanpa diketahui siapapun, ia meminta Chika untuk menemuinya di sebuah tempat yang sudah ia tentukan, banyak sekali obrolan dan keluh kesah yang mereka bicarakan*

Malampun kian larut, Di penghujung pertemuan itu, Chika seakan masih tak rela untuk melepas Ara pergi, ia masih ingin berada disampingnya, melihat wajah bahagianya, hidung estetiknya, kelakuan konyolnya, logat sundanya, candaannya dan segala hal lain tentangnya, namun apa daya, yang ia lihat sekarang hanya mimik wajah yang paling Chika benci darinya, ya, wajah sedih Ara.

Angin malam berhembus menggerai pelan rambut panjang mereka masing-masing ketika mereka berdiri berhadapan satu sama lain.

"Ra..." Wajah Chika terlihat sendu, "kamu denger sendiri kan kata kak melody, kamu itu masih punya kesempatan sekali lagi.. Plis ra.. Ambil kesempatan itu, ceritain aja semuanya, termasuk tentang kita dan ide konyol kita, aku siap koq kalo pada akhirnya aku dibawa lagi dalam masalah itu, asalkan kamu tetap disini, seiring berjalannya waktu kita pasti di terima lagi, meskipun akan tetap ada yang kontra, kita bakal menguatkan satu sama lain"

Ara menggeleng pelan, "gak mungkin kak, bahkan seandainya aku ambil kesempatan itu, alasan apapun yang aku pilih, ujungnya sama aja kaya bunuh diri, meskipun itu benar, gak mungkin aku bilang kalau alasan dibalik semua ini karna kita cuma mau meyakinkan orientasi seksual kita berdua, aku yakin itu malah gak mungkin diterima, orang-orang yang sejak awal benci bakal makin benci sama kita, rumor yang beredar tentang kita yang saling suka berarti benar adanya, itu bakal jadi santapan mereka yang gak suka buat nyerang kita, dan aku gak mau itu terjadi sama kamu.." Ara menghela nafasnya, "intinya, masalah yang disorot sekarang itu aku udah melanggar golden rules dan aku bohong saat klarifikasi, udah cuma itu, mereka gak akan peduli alasan apa apa lagi.. ditambah semuanya udah terlanjur berantakan sejak foto yang lainnya di rilis ke publik, semuanya udah terjadi kak.. maafin aku ya, aku malu banget sama semuanya, apalagi sama mereka yang dukung aku"

"Tt.. Tapi.." Chika berjalan pelan ke arah ara, "aku gak mau kamu sendirian lewatin ini, ini kesalahan kita" Tangan kanannya menyentuh pundak kiri Ara, kedua mata coklatnya masih dengan sendu menatap lekat Ara

Kala itu Ara hanya terdiam menatap Chika dengan mata berbinar dan wajah yang terlihat begitu tertekan, ia merasakan dunianya runtuh, benar-benar runtuh, dan seakan semua jalan sudah tertutup oleh puing mimpinya yang kandas

"Aku tau kamu cuma gak mau ngelibatin aku kan ra ?, makanya kamu klarifikasi kaya gitu, tapi sayangnya.. ternyata masih ada foto lainnya..." Chika menghela nafasnya, matanya menerawang jauh kedalam mata Ara, "seandainya fotoku yang tersebar pertama kali, aku yakin aku bakal ngelakuin hal yang sama kaya kamu, aku bakal buat alasan persis kaya apa yang udah kamu bilang pertama kali, dan aku pasti bakal berada dalam kesulitan yang sama.."

Mendengar itu Ara mencoba menyunggingkan senyum termanisnya di depan Chika, "udah kak.. Seenggaknya kita kan tau kalau kita gak bisa bohongin perasaan kita, bahkan setelah dari sana, kita ternyata masih tetap saling punya rasa yang sama kan, tujuan kita buat yakinin diri kita berdua udah tercapai, mungkin emang kaya gini jalannya, kamu pasti termaafkan, manfaatin baik baik kesempatan itu, jangan kaya aku.. tetap semangat yah, sampai november nanti"

Chika mendengus kesal pada dirinya sendiri, "seharusnya kita gak usah bikin ide konyol itu..." Ia lepas tangan kanannya dari bahu Ara, "Cuma buat meyakinkan orientasi seksual kita, masa kamu malah harus kehilangan mimpi kamu.. Nggak ra.. Kamu masih punya kesempatan.. Plis jangan tinggalin aku sendirian disini, semuanya pasti bakalan sulit"

"Paan sih, kan masih banyak member lain.. Udah deh kak, kamu bakal baik baik aja, percaya sama aku," Ujar Ara mencoba menguatkan dan meyakinkan Chika meski saat itu ia sendiri tak tau harus bagaimana lagi, "semuanya udah terjadi, aku yakin kamu bakal lebih dewasa dan bisa lebih baik setelah ini, yah.. Aku juga gak pernah nyangka mimpi aku mesti kandas, tapi mungkin emang kaya gini kak, mungkin ada mimpi yang lain yang nunggu aku, dan kalau ngga ada sekalipun, aku akan cari, aku akan kejar mimpi itu," Ujar ara tersenyum kembali

"Ra.." Chika berjalan pelan lalu mendekap Ara, "plis.. jangan pergi.." Ucapnya dengan dada sesak, pikirannyapun gelap, sangat gelap, seakan tak mampu sama sekali mencari titik terang dari semua ini

Ara mengusap pelan bahu Chika, "Aku mungkin bakal ambil tawaran photo modelling dari relasinya kakak aku, siapa tau dapat job lainnya setelah itu, seenggaknya itu bisa aku jadiin batu loncatan sementara... Sebenernya Ayah aku juga udah minta aku buat kuliah aja, tapi entahlah, aku masih minta waktu buat berpikir" Ara melepaskan diri dari pelukan Chika, kedua tangannya kemudian menggenggam pipi Chika, "dengerin aku kak.. Aku gak bisa disana lagi, setelah ini aku bakal pulang ke garut, mungkin aku bisa sedikit nenangin pikiran aku, aku tau kalau kamu rasain hal yang sama..
tapi kamu gak usah khawatir... Kamu bakal baik-baik aja..." Ujar ara menghentikan percakapannya lalu menoleh ke langit yang saat itu tanpa bintang.

"Kak chika.. Aku gak mau sebut ini janji karna aku gak tau apa ini bakal terjadi atau engga, tapi.. Aku rasa suatu saat.. mungkin aku bakal kembali ke jakarta, karna disini tempat dimana aku ngejar impianku, disini juga tempat dimana impian itu terlepas dari tangan aku, aku bakal cari impian itu lagi ka, dan yang jauh lebih penting.. disini juga tempat aku ketemu kamu, tempat dimana aku jalin kisah sedih dan bahagia sama kamu, aku gak mungkin bisa lupain hal itu... pokoknya.. sampai waktunya tiba, kita mungkin bakal jalan di jalan yang berbeda.. kamu tetap semangat yah disana, aku bakal terus dukung kamu loh.." Kembali ia menghela nafasnya lalu menyunggingkan senyumnya tepat didepan wajah Chika, "aku pergi yah.." Lanjutnya seraya membalikan badannya namun Chika lebih dulu menarik pelan tangannya dan membawa tubuh Ara kembali ke pelukannya, sebuah pelukan hangat terakhir sebelum akhirnya Ara benar-benar pergi dari hadapannya.

Lalu, selang beberapa hari setelah pertemuan itu, kabar resmi perihal nasib Ara yang tak ada kabarnya pun di rilis, mau tak mau ia harus menerima konsekuensi atas pilihan yang telah ia pilih, kini ia di berhentikan dari JKT48. meninggalkan Chika seorang diri menunggu hukumannya berakhir di november mendatang sambil berharap kesedihan Agustus-September akan cepat sirna, namun dalam benaknya, ia juga terus berharap Ara tetap baik-baik saja dimanapun ia berada, dan semoga suatu saat tali tak terlihat yang ada di kedua hati mereka bisa menuntun dan menyatukan mereka lagi.

~~

Hallo author disini 🤭 aku mau tes doang gimana pendapat kalian tentang konsep cerita yang bakal ku bawa, kalau menarik mungkin siap aku lanjut dan bakal jadi karya ke 3 ku, kalo ngga menarik ya udah bikin yang lain, hehehe, tolong kritsar & vomen ditunggu yaa big love❤

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang