Another Story

906 131 3
                                    

"Akhirnya aku bisa liat secara langsung tentang sedekat apa Chika sama kamu ra, ternyata emang sedekat itu ya, cerita yang selama ini kamu ceritain ke aku itu beneran kaya gitu" Ujar nayla, sembari merapikan bekas makan mereka sesaat setelah Chika pulang

"Hmm" Ara mengangguk pelan saat baru tiba dari pintu apartemen setelah mengantar Chika ke bawah, "tapi entah kenapa nay, aku tuh kaya bahagia tapi sekaligus semakin takut ketika sadar kalau chika semakin dekat sama aku"

"Kenapa ? Apa yang kamu takutin, gak ada yang salah kan dari hubungan kamu berdua, kalian itu cuma dua orang yang saling mencintai kan"

"Entahlah.. Mmm, nay"

"Apa ?"

"Kamu betulan gak risih kah tinggal sama aku yang kaya gini ?" Tanya ara yang kini tengah duduk bersandar disofa sebelumnya, sementara tv di depan masih menyala

Nayla berjalan kebelakang dan membuang bekas makan mereka ke plastik tempat sampah lalu kembali setelah mencuci tangannya, "Waktu kamu akhirnya mempercayai aku buat membuka diri dan cerita tentang kisah kamu, aku udah merasa senang ra, meskipun chika mungkin gak tau kalau aku tau seperti apa hubungan kalian berdua" Nayla menghela nafasnya, "kamu tau gak kenapa aku bisa sebegitu santainya waktu kamu cerita tentang itu ?"

Ara hanya memandang ke arah Nayla memberi isyarat bahwa ia ingin tahu apa alasan Nayla

"Karna ini bukan pertama kalinya seseorang cerita tentang hal ini ke aku"

"Iya kah ?" Ujar ara penasaran, "Siapa lagi ?"

"Kakak ku" Kini nayla ikut duduk di sofa

"Kakak mu ?"

"Ya, aku sebenernya masih punya 1 kakak perempuan, selain kakak laki-lakiku yang sekarang lagi nemenin mamaku, dan kamu ngingetin aku sama kakakku itu"

"Iyakah nay ? Kakakmu juga..."

"Ya ra, tapi sayangnya saat itu aku terlalu muda dan belum bisa berpikiran seterbuka ini, disaat dia berusaha terbuka dan bercerita soal orientasi seksualnya aku malah marah ke dia, aku bahkan membenci dia karna udah berperilaku yang saat itu menurutku gak sesuai kodrat, dan aku gak bisa nerima hal itu, sementara saat itu kakak laki lakiku tinggal dilombok sama keluarganya jadi sebenarnya mungkin akulah satu satunya orang yang dia anggap bisa mendengarkan ceritanya" Wajah nayla mulai berubah sendu,
"sampai akhirnya aku malah bilang itu ke orang tuaku, dan tanpa aku sadari konsekuensinya orang tuaku ternyata gak kalah besar marahnya, bahkan dia seakan mengutuk kakakku dan menganggap dia kerasukan iblis, sampai sampai dia panggil orang buat ngeluarin iblis dari tubuhnya, konyol banget ya" Nayla terkikih pelan, "karna pada akhirnya itu cuma orientasi seksual seseorang, bukan penyakit, bukan iblis atau apapun, ya kakakku tetap menjalin cinta sama seorang wanita yang dia cintai dan menurut dia bisa bikin dia bahagia, orang tuaku yang gak pernah bisa menerimanya akhirnya malah mengancam buat ngusir dia dan bilang bahwa mereka gak pernah punya anak seperti kakakku"
Saat itu Ara hanya mendengarkan cerita Nayla dengan seksama

"Semenjak itu kakakku gak diperbolehkan buat keluar, bahkan kuliahnya harus terbengkalai, dia dianggap nggak waras, bahkan dia menolak buat makan, berkali kali orang yang dianggap bisa ngeluarin iblis dari dalam dirinya datang dan pergi, tapi gak ada yang bisa mengubahnya, justru mental kakakku malah tertekan, bahkan dia sempat beberapa kali mencoba kabur dari jendela sampai sampai jendela kamarnya ditutup rapat sama papaku" Mata nayla kini mulai berkaca, " Suatu waktu seorang wanita datang kerumahku, seorang wanita cantik dan sangat sopan itu bertemu sama orang tuaku, setelah mengobrol dan memperkenalkan diri, dia bersujud dan menangis memohon buat bertemu sama kakakku dan berjanji bakal menyudahi hubungan yang dikutuk oleh mereka dan akan pergi selamanya dari kehidupan kakakku, asalkan mereka jangan memperlakukan kakakku seperti orang gila, dan disaat itulah aku yang menyaksikan secara langsung sadar, bahwa mereka cuma dua orang yang saling mencintai, bukan penjahat apalagi orang yang terkutuk, akhirnya meski harus mendengar dan melihat lama wanita yang terus memohon sambil bersujud itu, papaku ngebolehin dia ketemu sama kakakku, dan tau apa yang terjadi?", Nayla menghembus nafasnya dan secercah senyuman kecil terbentuk dibibirnya,

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang