The Night

1K 166 3
                                    

Waktu terus berlalu dan malam semakin larut, meskipun diluar sana aktifitas manusia jakarta seakan tak pernah mati.
Dari kejauhan, langkah kaki yang terlihat lelah itu berjalan menyusuri koridor apartemen menuju kamar 101 dan membuka pintunya.
Meskipun tak terlihat saat live streaming, sebenarnya isi pikiran Ara saat ini benar benar berantakan, yang tentu saja mayoritasnya disebabkan oleh hubungannya dengan mama Chika yang kian hari kian memburuk.

"Kenapa belom tidur nay" Ujar ara yang melihat Nayla sedang berbaring di sofa dengan TV yang menyala dan volume yang hampir tidak terdengar

"Iya ra, Belum ngantuk" Jawab nayla singkat

Sambil menaruh tas dan membuka hoodie yang ia kenakan, mata Ara langsung tertuju pada sebuah tas lain yang sudah lebih dulu berada di atas sofa, sebuah tas yang sangat ia kenali, saat itu tanpa berkata apapun, hanya alis Ara yang mengkerut.

Nayla yang mengerti itupun segera membuka suara, "dia nunggu kamu dari tadi"

"Sekarang dimana?"

"Di kamar... Katanya dia langsung kesini habis kegiatan, bayangin ra, dia nunggu diluar sampe aku pulang kuliah, malah tadi sempat ketiduran di sofa, jadi aku suruh pindah kamar aja"

"Kenapa kamu biarin sih nay, "

"Ya masa aku larang orang tidur, lagian dia juga udah ijin ke mamanya buat nginap kok"

"Nginap ? Koq bisa dibolehin ?"

Nayla terdiam

"Pasti dia bohong"

Nayla mengangguk pelan

"Nay, kamu kan tau..."

"Iya ra ngerti, tapi aku mesti gimana"

Ara terdiam seraya menghela napasnya, "nerbener ya tu anak ", ujarnya sedikit emosi, tentu saja bukan karna ia tak suka chika berada disini, namun karna konsekuensi buruk yang mungkin akan terjadi kedepannya.
Ara pun mulai berjalan menuju kamar dan masuk kedalamnya, Nayla yang sebenarnya sedikit tau tentang masalah soal Ara dan Mama Chika dari cerita Ara hanya bisa berharap tidak ada perseteruan malam ini.

Sesampainya didalam kamar, ia melihat Chika yang tengah tertidur ditempat tidur miliknya, apartemen ini memang hanya memiliki satu kamar namun ada 2 tempat tidur yang terpisah.
emosi Ara yang tadinya menggebu dan ingin meluapkan amarahnya pada Chika karna kecerobohan dan sikap keras kepalanya itu perlahan teredam.
Bahkan saking lelahnya, kehadiran Ara seperti sama sekali tak mengganggu tidur Chika, Ara pun berjalan pelan menuju tempat tidur dan berlutut disampingnya memandangi sesosok tubuh didepannya.

Cukup lama ia pandangi wajah Chika tanpa mengeluarkan sepatah katapun, sunyi, hanya suara nafas Chika yang lembut sedikit menggerakan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya, dengan lembut pula Ara menyibakkan rambut itu kesamping sehingga wajah Chika yang sedikit masih menggunakan makeup itu terpampang jelas,
Saat itu mata Chika yang terpejam sedikit bergerak dan perlahan terbuka

"Ara.." Suara lembut Chika memecah keheningan

Ara masih terdiam, matanya sedikit berbinar memandangnya

"Maafin aku, aku ngelakuin hal yang sama lagi"

Ara hanya menggeleng pelan, lalu berdiri dan mengambil cleaner dan kapas di meja riasnya, Chika sedikit menggerakan badannya mencoba untuk bangun tapi Ara menahannya,

"sini aku bersihin dulu make up mu" Ujar Ara tanpa mengubah ekspresinya.

iapun naik ke tempat tidur dan duduk bersila disamping Chika yang berbaring, sementara Chika hanya bisa menurutinya dengan perasaan cemas.
Dengan pelan dan lembut iapun mulai membersihkan wajah Chika

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang