Insiden setahun silam

920 141 2
                                    

Semenjak kejadian malam itu, meskipun sikap mamanya kepada Chika tetap seperti biasa, namun jauh didalam dirinya, Chika tahu bahwa mamanya terlihat selalu menghindari percakapan yang menyangkut tentang malam itu, bahkan sampai kini, mereka berdua tidak pernah membicarakannya lagi.

Disamping itu, mengingat posisinya sebagai seorang anak, Chika juga sadar bahwa ia harus menjaga sikap, ia tak mau membuat mamanya kecewa dan menangis kembali, sehingga iapun memutuskan untuk tak membicarakan hal itu lagi dan menyimpannya sendiri, entah sampai kapan, mungkin untuk selama-lamanya.

Dan malam ini seperti biasa sepulang kegiatan theater, setelah sampai di kamarnya dan segera mandi, Chikapun segera menggunakan baju tidurnya dan merebahkan tubuhnya.
Matanya menerawang jauh ke atas langit-langit kamar, ia mengingat kembali percakapan antara dirinya dengan Ara satu tahun silam saat akhirnya MV Flying High di rilis.

Saat itu dirinya sangat bahagia ketika pada akhirnya Ara menghubunginya kembali setelah sekian lama, namun percakapan itu juga yang kini meninggalkan goresan kecil dibagian hatinya

"Hallo kak.." Ujar Ara dari ujung telepon

"Kamu kemana aja sih ra, tega ya kamu biarin aku nyariin kamu selama ini" Jawab Chika dengan nada kesalnya

"Emm maaf, tapi kamu pasti udah tau kenapa aku ngelakuin ini"

"Tapi kamu ga perlu menghilang kan ra"

"Perlu ka, kalau ngga, yang ada semuanya akan jauh lebih kacau lagi"

*chika terdiam*

"Oh ya, aku udah liat MVnya loh, bagus banget ya, kamu juga keren banget, sumpah aku bangga sama kamu"

"Aku mau ketemu, udah berkali-kali aku ke tempat Nayla tapi kamu gak pernah ada, Kamu sekarang tinggal dimana ?"

"Aku ngekos"

"Dimana ?"

"Hemm.. Ada lah di suatu tempat"

"Kamu tuh udah pernah bilang ke aku ya ra, kalau kamu ngekos pasti aku yang pertama kali kamu kasih tau"

"Hemm.. Tapi sekarang situasinya berbeda kak"

"Kamu koq kaya yang beneran mau hilang dari hidup aku sih ra"

*Ara terdiam sejenak* "ya ka, aku merasa aku harus"

"Kalau emang beneran mau hilang seharusnya kamu gak hubungin aku lagi, lupain semua omong kosong yang kita bicarain dimasa lalu" Ujar chika yang saat itu benar benar dipenuhi emosi

"Aku yakin kamu ngerti banget situasi ini kak, dan aku tau kalau kamu saat ini pasti kesal sama aku, tapi kamu harus inget, aku gak akan ngelupain kamu, aku cuma mau supaya kita terbiasa tanpa keberadaan satu sama lain, dan kalau emang suatu waktu kita bisa ketemu lagi, aku mau kita ketemu sebagai Chika dan Ara yang berbeda"

"Udahlah ra, stop, aku gak mau debat hal yang sama lagi setiap saat, aku capek, kalau kamu mau pergi ya pergi sana.. Tapi aku harap kita gak akan ketemu lagi, karna aku gak akan bisa"

"Ga gitu Ka Chika.."

Telepon lebih dulu di tutup Chika, setelah itu Chika hanya bisa terduduk diam di kamarnya, rasa sedih dan kesal menyelimutinya malam itu, ia merasa seakan usaha pencariannya selama ini sia sia, percakapan yang diharapkan penuh dengan kerinduanpun malah berakhir penuh emosi.

Sebenarnya Chika sesekali memantau Ara melalui Channel youtubenya setiap kali Ara live streaming, namun melihat Ara yang terlihat lebih baik tanpa dirinya selama setahun kebelakang, ia merasa apa yang dijelaskan Ara ada benarnya, ini mungkin jalan terbaik untuk mereka berdua.

Ingatan Chikapun kembali ke kenyataan, tanpa sadar Air matanya mengalir saat mengingat telepon setahun lalu itu, dan Sejak saat itu hingga kini Chika tak lagi berkunjung ke apartemen nayla untuk mencari Ara, ia tak lagi menelpon atau mengirim pesan ke Ara, dia benar benar menyibukkan dirinya dan fokus pada kegiatannya di JKT48 yang kebetulan akan mengadakan konser besar bulan depan, tentunya sambil perlahan mencoba melupakan semua hal tentang mereka berdua.

~~~

Esok paginya Chika bangun dengan perasaan yang amat berat, Ia berjalan mendekati sofa dan duduk disamping mamanya, entah sengaja atau memang tidak melihat, mamanya hanya fokus pada acara TV yang sedang berlangsung, akhirnya Chikapun malah ikut menonton.

Hingga beberapa menit berlalu, hanya suara dari TV yang menggema di ruangan ini, saat itu pandangan Chika pun melihat ke wajah samping mamanya,

"Ma.." Panggil Chika mencoba memecah keheningan

"apa dek ?" Jawab mamanya menoleh sebentar dan kembali terfokus pada TV

"Papa mana?"

"Udah berangkat"

"Hah ? Kerja ? Inikan sabtu"

"Gak tau tuh, tadi pagi dapat telpon dari kliennya"

"Oohh..." Chika mengangguk, "Mama gak buka boutique ?"

"Emm.. Belum tau sih, bangun tidur tadi badan mama gak enak rasanya, pegel-pegel gitu, mungkin agak siangan aja toh ini hari sabtu"

Mendengar itu Chika segera menggeser duduknya lalu mengambil tangan mamanya ke pangkuannya, "mama sakit ?" Tanyanya dengan nada khawatir seraya memijit pelan lengan mamanya

"Gak koq cuma pegel pegel aja, kayanya efek kemarin ngegym deh, udah lama kan mama gak ngegym"

Dengan posisi masih duduk, kini Chika merebahkan kepalanya kepangkuan mamanya, dan ikut menonton tv, "ma.. Aku mau bicarain soal aku di JKT48"

"kenapa dek, kamu gak ada masalah lagi kan"

"Gak koq ma, justru aku merasa aku udah berhasil keluar dari kubangan lumpur di masa lalu itu.. Tapi.."

"Tapi apa ?"

"Karna aku merasa udah mengembalikan nama baik aku disana, emm.. Aku mulai berpikir soal graduation deh ma"

"Graduation? Kamu yakin ? Mama sih gak akan melarang atau gimana ya, karna keputusan ada ditangan kamu, tapi Bukannya bulan depan kamu ada konser"

"Ya gak dalam waktu dekat ini juga, aku cuma udah mikir hal itu aja"

"Udah tau mau apa setelah ini ?"

"Belum sih, mungkin aku mau lanjut kuliah, tapi sebenarnya belum bener-bener kepikiran sih, tapi aku cuma mau istirahat dari dunia entertainmen aja"

"Oh gitu, yaudah saat ini lebih baik kamu pikirin matang matang dulu, nanti coba kamu bicarain juga sama papa kamu, meskipun jawabannya mungkin sama kaya mama sih"

"Iya ma nanti aku ngomong ke papa juga"

"Oh ya kokoh kamu mau pulang minggu depan"

"Hah serius ?"

"Iya, katanya disana lagi libur panjang, jadi dia mau pulang aja"

"Hemm aku kangen banget tau ma sama kokoh, mau belajar piano lagi sama dia"

"Atau kamu mau kuliah di sana juga kaya kokohmu ?"

"Duhh aku ke jepang sebentar aja langsung homesick gimana kuliah ke amerika, kaya yang aku bilang tadi sih, sebenernya aku belum kepikiran banyak soal itu, tapi lihat nanti aja deh, aku bakal pikirin matang matang dulu"

"Yaudah kalau gitu pikirin matang matang, jangan sampai kamu sendiri yang menyesal"

Setelah percakapan panjang itu akhirnya siangnya mama Chika pergi untuk membuka boutique-nya, dan kini iapun sendirian dirumah.
Rumah yang besar itu terlihat sepi, sebenarnya keadaan rumah yang seringkali sepi inilah yang membuat Chika benar benar merasa senang saat ia diterima di JKT48 dan menemukan teman-teman baru, terlebih lagi saat Ara masuk di generasi 8 dan mereka mulai berteman dekat, karna dibanding teman lainnya, Ara lah yang saat itu paling sering menemaninya tiap kali ia membutuhkan seseorang, entah itu Chika yang datang ke kos Ara, atau Ara yang datang ke rumah Chika.
Namun itu hanyalah masa lalu, mau tak mau, terima atau tidak, ia harus menerima dan menjalani kenyataan.

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang