Graduation Announcement

1K 147 6
                                    

"Terimakasih ya untuk fanbase-fanbase aku yang sudah merayakan dan memeriahkan STS aku di tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terimakasih ya untuk fanbase-fanbase aku yang sudah merayakan dan memeriahkan STS aku di tahun ini... Aku seneng banget... nah di hari yang spesial ini ada yang mau aku sampaikan..."

Chika sejenak terdiam, matanya berbinar namun coba ia tutupi dengan memberikan senyumnya, sementara itu mimik wajah member dan para fans mulai berubah

"Jadi.. tepatnya besok itu generasi 7 itu kan berusia 5 tahun..."

"Nah.. Dalam 5 tahun itu, artinya 5 tahun aku disini, sudah banyak banget pelajaran dan hal menarik yang aku dapat, aku terima, dan aku jalani selama aku disini" Chika menghela nafasnya

"Mungkin waktu 5 tahun itu bukan waktu yang sebentar dan mungkin bukan waktu yang cukup lama juga, tapi disini aku udah banyak banget mendapat apa yang aku inginkan dan aku cari... tetapi... Aku mau mencari mimpi aku yang lebih besar lagi di luar sana..
Maka dari itu, aku harus memberanikan diri untuk melangkah lebih maju kedepannya.."

Chika kembali terdiam, sementara riuh rendah suara para fans pun mulai terdengar dengan perasaan cemas pada kalimat yang akan disampaikan Chika selanjutnya

"Aku.. Yessica Tamara dari JKT48 generasi 7 mengumumkan akan segera lulus dari JKT48"

Akhirnya, sebuah kalimat keramat yang sebenarnya cepat atau lambat pasti akan tersampaikan dari semua memberpun saat ini keluar dari mulut Chika, setelah kurang lebih 3 bulan silam para fans mendengarnya lewat mulut Shani saat konser summer festival, kali ini Chika menyampaikannya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-21.

"Aku juga mau bilang, mohon bantuannya dan mohon dukungannya, mari kita membuat memori yang indah bersama sampai kelulusan aku tiba ya, terimakasih.."

begitulah kata penutup dari Chika sebelum akhirnya Show malam itu berakhir.

~~~

Di backstage, para member dan staff silih berganti menyemangati Chika, beberapa dari mereka juga memeluknya bahkan sampai menangis.
Malam itu seketika nama Chika menjadi trending di media sosial.
Namun trending kali ini terasa sangat jauh jauh berbeda dari trending beberapa tahun silam saat fotonya tersebar.
Setelah kegiatan-kegiatan after-theater selesai iapun segera berpamitan dengan para staff dan beberapa member yang kebetulan masih ada disana, tentunya ini bukanlah terakhir kalinya ia berada di sana, sebab akan masih ada show graduation di depan.

Langkah kakinya berjalan perlahan melewati koridor theater, menuruni eskalator menuju pintu keluar FX.
Sebenarnya tadi mama dan papanya memang datang ke Theater untuk perayaan ulang tahunnya, namun Chika memang sudah terlebih dulu berpesan kepada mereka agar tidak perlu menunggu karna akan masih ada beberapa kegiatan setelah Theater dan nanti ia akan pulang menggunakan mobil online.

Kedua kakinya terus melangkah bergantian, sementara matanya masih saja terfokus pada HPnya, ia melihat banyak reply berisi kata-kata semangat dan ucapan terimakasih di media sosial, meskipun beberapa dari mereka juga bersedih dan masih tidak percaya.
perasaannya saat itu bercampur aduk, haru namun terasa lega karna akhirnya setelah berpikir matang-matang dan meminta saran dari keluarga dan staff, Chikapun menemukan jawabannya, ia bisa pergi dengan keadaan baik.

Saat itu Chika memilih duduk di sebuah bangku berparasol dibahu jalan, mencoba memesan mobil online, lalu melipat tangannya dan menyandarkan dagunya diatas, rasanya ia ingin sejenak melepas lelah sambil menunggu driver pesanannya tiba, sampai beberapa waktu berlalu sebuah suara mengejutkannya

"Kak Chika"

Chika menoleh ke asal Suara itu, dan saat itu ia hanya bisa terdiam memandang seorang gadis berhoodie abu abu, deru nafas lelahnya kini berubah sesak dan seakan ingin mati, bagaimana tidak, seorang yang lebih dari setahun ia cari dan tak menemukannya, seorang yang sudah bilang akan pergi dari hidupnya, kini tiba tiba muncul kembali.

Tanpa basa-basi, Chika segera bangkit dari duduknya dan memeluk erat tubuh gadis itu, saat itu pula Chika menyadari bahwa dirinya selama ini hanya bersikap denial terhadap apa yang terjadi diantara mereka berdua, bahwa sebenarnya selama ini ia tak pernah bisa menerima semuanya dengan lapang dada, bahwa kerinduannya tak pernah hilang meski ia terus menerus mencoba menguburnya dalam-dalam.
Bahkan Chika yang tadi berhasil tak menangis saat mengumumkan kelulusannya, kini tangisnya malah pecah dalam pelukan gadis itu, bahkan bagian pundak kanan hoodie abu-abu itu terlihat basah oleh air matanya.

"Kamu kemana aja sih ra, kenapa kamu setega itu sama aku" Ujarnya terbenam dalam pundak gadis yang tak lain adalah Ara

"Jangan nangis dong ka, masa birthday girl nangis," Ujar ara mengusap pelan punggung Chika
"Oh ya, maaf ya aku sekarang cuma bisa ngucapin kaya gini aja, dan selamat juga akhirnya kamu bisa melalui semuanya sampai akhir, kamu hebat banget kak, kamu cewek kuat, sosok kamu itu inspirasi buat aku sampai akhirnya aku bisa lewatin semuanya juga, meskipun mungkin aku gak sekuat dan sekeren kamu, emm maaf ya aku belum sempet beli hadiah buat kamu"

Chika mengangkat kepalanya, "aku gak perlu apa apa, cuma kamu hadir lagi di hidup aku itu udah cukup ra, jangan pergi lagi, banyak banget hal yang mau aku ceritain ke kamu"

"Kamu bisa cerita apapun ke aku kak, aku gak kemana-mana"

"Bohong kamu ra, kemana kamu selama setahun ini?, masih bisa bilang kamu gak kemana-mana ?"

"Tapi buktinya selama ini akhirnya kita berdua bisa gak saling bergantung satu sama lain lagi kan,"

"Gak ra, aku gak pernah bisa, aku cuma pandai nyembunyiin aja, aku yakin kamu juga gitu kan ra, iya kan ?"

"Hemm iya sih sama, tapi... setahun, dua tahun, 5 tahun, semakin lama kita bisa nyembunyiin itu, suatu saat kita pasti bakal terbiasa kak, aku yakin itu, tapi itu bukan berarti kita bakal menghilang satu sama lain kan, mungkin suatu saat kita bisa ketemu lagi, dan akhirnya bisa jalanin kisah berbeda dibanding kenangan pahit yang kita jalanin saat ini.."

"Gak bisa ra.. Aku ga bisa.. Emangnya kamu bisa? Kamu mau sampai kapan hidup sambil bohongin diri kamu sendiri?
Setelah aku graduate, aku bakal bebas dari hal yang kamu takutin itu, gak akan ada yang permasalahin kalo kita terlihat deket lagi, atau kita bisa pergi ke tempat yang jauh, tempat dimana kita bisa tenang berdua "

"Hmm kamu lupa ya kak, yang terjadi sekarang, yang aku takutin sekarang, bukan lagi tentang itu, tapi tentang kamu secara pribadi, tentang keluarga kamu, daripada kamu susah payah buat kita berdua, aku yakin alasan kamu buat graduate, mimpi kamu yang mau kamu kejar, jauh jauh jauuhh lebih berharga dari kita yang bahkan kita berdua gak tau gimana ujungnya."

Kembali Chika tertampar dengan fakta itu, tanpa bisa menjawab, dia hanya diam memandang Ara dengan matanya yang basah

"Oh ya.. Aku sekarang sebenernya lagi buru-buru kak, aku lagi ada jadwal streaming, aku pamit ya, kamu baik baik terus setelah ini" Ujar Ara tersenyum kelu seraya melepas pelukan Chika lalu mulai berlalu pergi

"Ra.." Ucap Chika memanggilnya namun tubuhnya terasa kaku, bahkan tangan Ara yang coba ia raih pun terasa sangat jauh, dengan fokus pandangan ke arah ara yang perlahan menghilang, rasanya dia tak bisa lagi menangis, dunia di sekelilingnyapun menghitam, lalu terasa ada yang menyentuh-nyentuh punggungnya dan terdengar suara laki-laki yang samar samar

"Mba.. Mba.."

Chika membuka matanya

"Maaf mbaknya mbak Yessica bukan? Saya driver mba"

"Oh iya pak, maaf ya pak saya ketiduran," Jawabnya tersenyum canggung dan segera bangun dari duduknya, rupanya ia masih berada di bangku berparasol yang sama, dengan perasaan berat dan nafas agak tersengal, mungkin karna rasa lelah yang amat sangat itu iapun mengalami tidur dan mimpi singkat, mimpi yang sepertinya menggambarkan bagaimana sebenarnya perasaannya saat ini, kerinduan besar yang ia tahan terhadap Ara seperti tak bisa dibendung lagi oleh alam bawah sadarnya sehingga akhirnya muncul dalam tidur singkatnya.

Setelah itu, Chikapun menaiki mobil online tersebut untuk pulang kerumah, dalam perjalananpun ia hanya bisa terdiam sambil memandangi pemandangan lampu lampu kota dimalam hari melalui jendela mobil.

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang