Pelukan Yang Tak Diharapkan

846 157 10
                                    

Hari telah gelap saat Ara sampai ke titik lokasi dimana mama Chika kini berada, rupanya tempat yang dipilih olehnya adalah sebuah kafe di bilangan jakarta selatan.
Dengan perasaan yang masih dipenuhi tanda tanya Ara berjalan memasuki Kafe dan menemukan Mama Chika telah menunggunya di satu meja.

"Emm.. Malam tan.." Sapa Ara tersenyum pelan, suasana kali ini benar benar canggung

Mama Chika terlihat tersenyum kecil, namun raut wajahnya yang cantik itu terlihat datar sehingga Ara yang masih bertanya-tanya dalam benaknya tak mampu untuk menemukan jawaban, ia lalu mempersilahkan Ara untuk duduk

Setelah itu keheningan pun terjadi, sesekali Ara mencoba menatap mata Mama Chika namun ia kembali memalingkan pandangannya saat ia melihat wajah datarnya, saat itu hanya suara obrolan yang menggema dari beberapa pengunjung kafe yang tak terlalu ramai ini

"Emm, tante mau minum apa ? Biar ara pesenin" Ujar ara mencoba memecah hening yang canggung ini

Mama Chika tidak menjawab dan Arapun kembali diam

"Ara.."

"Iya tan ?" Ara yang sedari tadi merasa kebingungan pun segera menengadahkan kepalanya begitu mama Chika memanggil namanya, saat itu pula ia melihat kedua mata Mama Chika

"Kamu mungkin beberapa tahun ke belakang udah kenal begitu dekatnya sama Chika..."

"Tapi tante udah 20 tahun membesarkan dia, tante tau gimana sifatnya, sikapnya, saat dia jujur ataupun bohong"

"Bahkan malam itu, waktu dia bilang nginap sama teman member, tante tau kalau saat itu dia bohong, tapi tante juga tau kalau itu menyangkut kamu, dia pasti akan nekat, tante pasti bakal kalah, jadi selama ini tante memilih buat mengalah, dan juga kebohongan-kebohongan sebelumnya, tante selalu bersikap seakan tante mempercayai itu.. mungkin kamu dan dia selama ini menganggap tante bodoh dan mudah dibodoh-bodohi"

"Engg.. Engga ko tan, Ara.." Tukas Ara

"Tapi itu bukan masalah besar buat tante, tante masih bisa mengerti.." Potong mama chika, "tante sadar dia lagi dalam fase tumbuh dewasa, mencari jati diri, layaknya kamu, sehingga dia selalu merasa benar sama apa yang dia lakukan, dan akan menganggap orang tua yang suka mencampuri urusannya itu orang tua yang mengekang dan gak mengerti dirinya, tante tau itu karna tantepun pernah berada di fase itu, makanya tante berusaha mengerti supaya dia gak menganggap tante mengekangnya.. "

Saat itu Ara mulai tertunduk, matanya seakan tak lagi mampu menatap mata mama Chika, namun tatapan mama Chika masih terfokus kepada Ara,

"Kamu mesti tau, Sejak kasus itu, kepercayaan tante terhadap kamu yang dulu mungkin udah gak sama lagi, tapi tante gak pernah menyalahkan keseluruhannya ke kamu, tante juga menyadari kalau kamu adalah anak gadis dari seorang ibu yang pasti mendidik kamu supaya menjadi gadis yang baik, dan mungkin kesalahan juga ada pada Chika, jadi tante gak pernah menyalahkan kamu atas kejadian itu"

Deg, mendengar itu jantung Ara berdegup cepat, nafasnya sesak, lidahnya kelu, sehingga saat ini dia hanya bisa diam, karna ia tau jika saat ini ia bicara maka bendungan air matanya pasti akan runtuh seketika, bagaimana tidak, ketika akhirnya ia mendengar hal yang sama sekali tidak mau ia dengar langsung di depan matanya.

"Tapi ada satu hal yang sampai kapanpun gak akan bisa tante mengerti.." Mama Chika berhenti bicara lalu membuka tasnya, mengambil selembar foto yang ia taruh diatas meja, "ini.."

Ara mengambil lalu melihatnya dan dunia sekelilingnyapun seakan tiba-tiba berhenti berputar, ia tak percaya bagaimana mungkin Chika menyimpan dan mencetak foto dirinya saat mencium Ara yang tertidur, bahkan Ara sama sekali tak tau kapan itu terjadi, perasaannya kini bercampur aduk, ia mengetahui semuanya akan menjadi sangat buruk, kata-kata seakan tercerai berai dalam kepalanya.

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang