Finding Ara

1.1K 154 2
                                    

Seminggu setelah kejadian di danau itu Ara tak pernah lagi menghubungi, mengangkat panggilan, atau sekedar membalas pesan Chika, bahkan beberapa kali nomornyapun tidak aktif dan berada diluar jangkauan.

Tentu Chika mengerti apa yang tengah terjadi, pasti Ara sedang merasa tak bisa diganggu olehnya untuk beberapa saat ini.
Selama seminggu ini pula Chika tak terlalu banyak bicara, ia sering melamun dan kemudian terfokus pada HPnya berharap Ara suatu saat membalas pesan atau menghubunginya, meski mencoba untuk tetap tenang, pada dasarnya Chika merasa benar-benar cemas, yang ada dibenaknya hanyalah sosok Ara yang tengah terpukul ketika apa yang ditakutinya tentang keluarga Chika yang membencinya akhirnya benar benar terjadi langsung didepan matanya.

"berkas-berkasnya sudah komplit Chik, dan ini paspor kamu, jaga kesehatan ya"

"I.. Iya ka.. Makasih ya" Jawab Chika begitu pelan seraya mengambil paspor miliknya dan memasukan kedalam tas nya

"Kamu gak papa ? " Tanya staff wanita yang bertugas mengurusi administrasi keberangkatan dirinya ke jepang, rupanya sedari tadi ia melihat gelagat aneh Chika

"Eng.. Engga koq kak, cuma agak kurang enak badan aja" Jawab Chika disertai tawa kecil sekenanya padahal sebenarnya saat ini fokusnya tengah terbagi

"Beneran ? Udah tes PCR ?"

"Sudah kak"

"Hasilnya ?"

"Negatif"

"Kalau gitu abis ini kamu sebaiknya langsung pulang, ingat, kesehatan kamu selama seminggu ini penting banget loh, kamu tau kan ini masih masa pandemi dan gimana regulasi terbaru buat berkunjung keluar negeri, sekarang kesehatan kamu yang bakal menentukan kepergian kamu atau enggak, dan kalau di hari H kamu sakit apalagi sampai positif, itu juga akan mempengaruhi keseluruhan kegiatan JKT48 kedepan"

"I.. Iya ka, aku gak apa apa koq, terimakasih, kalau gitu aku permisi ya" Ujar Chika tersenyum kecil seraya membungkukan badannya yang dibalas anggukan dari Staff.

Chikapun berjalan keluar dari ruangan itu, melewati koridor dan sampai didepan halaman depan kantor, langit diataspun mulai gelap dan senja akan berakhir.
Setelah berada di luar, tanpa basa-basi ia segera memesan driver online dengan tujuan Apartemen Nayla, meski dalam perjalanannya itu pikirannya terus berkutat apakah pilihan yang ia pilih saat ini sudah benar, mengingat kejadian tak mengenakan saat itu disebabkan oleh kecerobohannya, bahkan beberapa kali terbesit juga pertanyaan-pertanyaan seperti apakah Mamanya sampai sekarang masih meneror Ara untuk menjauhinya, dan banyak hal lain, tetapi pada akhirnya dia tetap mengikuti kata hatinya untuk pergi menemui Ara.

Setelah sampai ditempat tujuan, dengan sedikit mempercepat langkahnya, ia segera menaiki lift dan sampai di unit bernomor 101, menekan bel dan menunggu pintu terbuka.

Beberapa saat berlalu namun pintu masih belum terbuka, kini ia mulai tak bisa menahan ketenangan pura-puranya itu, rasa cemas kini menyelimutinya, pikiran negatif tentang Ara yang tak mau lagi bertemu dengannyapun merasuki otaknya, matanya mulai memerah, dadanya sakit menahan tangis karna beberapa kali bel dibunyikan namun tak ada tanda tanda pintu terbuka.
Iapun menyandarkan punggungnya ke tembok, tubuhnya lemas hingga saat ini ia duduk dilantai bersandar ke tembok dengan kecemasan yang terus meninggi.

"Loh Chika .." Sebuah suara membangunkannya dari lamunan, rupanya suara itu milik Nayla, saking kepalanya terdistraksi oleh banyak hal bahkan Chika tak mendengar langkah kaki Nayla sama sekali

Dengan wajah sendunya ia menoleh dan perlahan berdiri namun ia memilih untuk tidak bicara karna dia tau tangisnya akan pecah

"Kamu dari kapan ?" Tanya Nayla lagi seraya memperhatikan keadaan Chika yang terlihat kacau itu, benar benar jauh dari kesan idol pada umumnya, "Ayo deh masuk dulu" Tambah Nayla tanpa menunggu jawaban Chika, ia segera membuka pintu dan sedikit memapah Chika untuk masuk

Chikara : After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang