Laki-laki manis itu tersenyum menyambut pelukan sang pacar. "Ryujin, aku kangennn.." kata lelaki itu dengan manja. Setelah itu, dia mengajak kekasihnya duduk di kursi kantin dengan tangan yang saling bertaut.
Ryujin terkekeh. Tanpa menjawab dia sudah bergelantungan di lengan sang kekasih hingga ke tempat duduk.
"Chenle anjing! Lo ngapain ninggalin gue setan?!" sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka disusul dengan kursi di depannya yang diduduki seseorang.
Bola mata Chenle berotasi. "Bestai gue yang paling ganteng, diem bentar ya. Pacar gue lagi kangen niih." Meskipun Chenle mengatakan itu dengan nada gemas, namum tatapan yang dilayangkan menyiratkan hal sebaliknya.
"I'm hungry and i've told you before, kalo lo mau ngantin, ajak gue asu!" Jeongin menarik rambut Chenle kesal, tak mengindahkan sesosok gadis yang tengah berada di pelukan Chenle.
"AYEN KAMPRETT, GAUSAH NGIRI KE GUE GITU BISA GAK SIH? GUE LUPAAA."
Chenle berdiri. Dia sudah siap melempar Jeongin sengan sendok yang disediakan, sebelum diinterupsi pacar.
"Le.. aku laper, pesen makan yuk." Chenle menoleh, dan tersenyum manis.
Melalui tatapan matanya, Chenle seolah berujar kepada Jeongin, "Kalo lo gak mau gue bunuh, pesenin kayak biasa titik." tangannya meletakkan 2 lembar uang berwarna merah ke meja kantin.
Jeongin terkekeh senang. Tujuannya mengganggu Chenle sudah terwujud. "Hahaha makasih Presiden Chenle yang cwangtip. Kembaliannya buat gue, kan?"
Chenle mengangguk, namun sedetik kemudian berteriak karena kawannya itu sudah menjauh. "GUE GAK CANTIK ANJENG. GUE COWO." Jeongin menoleh kebelakang sekilas dan menjulurkan lidahnya.
"AWASS LO TITISAN DAJAL!"
Ryujin menggenggam dan mengelus tangan kekasihnya kala melihat wajah nya memerah.
"Sumpah ya tuh orang. Pengen banget aku mutilasi kulitnya terus bagiin ke Daegal biar tambah sehat." Ryujin terkekeh. Dia tau, ucapan Chenle hanyalah sebuah candaan belaka dikala sedang geram.
Ryujin menatap mata kekasihnya intens. Tangannya menyentuh pundak Chenle supaya menghadapnya.
"Chenle Wong yang terhormat, jangan galak-galak. Serem. Selain serem nanti cepet tua, mau?" Gurau Ryujin dengan tangan menekan kedua pipi kekasihnya hingga bibirnya maju.
Chenle menggeleng. Bibirnya tetap mengerucut meskipun pipinya sudah terlepas dari tangan Ryujin.
Oh astagaa.. Ryujin ingin sekali mengecupnya.
"Kalo gitu calm le haha..." kekeh Ryujin. "Btw le, gimana basketnya? Aman? Kamu ada pertandingan/ sparing waktu dekat ini?"
Chenle mendadak berdiri. "Astaga, Ryu. Aku lupa sesuatu."
Kening Ryujin mengkerut. "What is it?"
"Aku harus bagiin jersey baru ke anak kelas 10 dan 11 cuz bentar lagi ada sparing," balas Chenle dengan gusar. Sudah sejak seminggu yang lalu dia disuruh, namun sampai saat ini masih belum dia bagikan. Padahal beberapa hari lagi sparingnya dilaksanakan.
Si lelaki manis mengelus surai hitam Ryujin seraya berujar penuh sesal. "Maaf ya, Ryu. Padahal aku masih mau manja-manja bareng kamu." Chenle menekuk wajahnya.
Ryujin tertawa kecil. "Go away, Le. Kalo gitu aku mau cari temen yang lain buat ajak makan."
Ryujin tersenyum kecil melihat Chenle yang menjauh setelah melambai padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/290033073-288-k138628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
ФанфикTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...