12. Disturbing memory

1.2K 142 9
                                    

Seminggu sudah berlalu.

Kehidupan Chenle disekolah benar-benar tidak tenang.

Fans-fans Jisung mulai menampakkan batang hidunya satu persatu dan menunjukkan tabiat aslinya.

Ditambah dengan fakta bahwa dia kekasih Jisung--- yaa.. mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak di kelas Chenle minggu lalu--- Chenle semakin sering diganggu.

Sebenarnya bisa saja Chenle mengadu ke Daddynya supaya mereka-mereka itu bungkam, namun Chenle ingin lihat seberapa kuat dirinya bertahan ditengah-tengah hal yang terjadi saat ini.

"Babe.."

Chenle menoleh ke samping. Wajah tampan sang kekasih menjadi penenangnya dikala sedang linglung.

Pria subbmisive itu tak menampik bahwa kekasihnya begitu menggoda. Suara berat yang dikeluarkan, selalu berhasil meremangkan bulu tengkuknya.

Disamping Jisung, Chenle merasa aman. Dia tidak ketakutan.

Kenapa Jisung bisa membuatnya begini?

Padahal dirinya yakin sudah memasang benteng sekuat itu.

Padahal dulunya ia sangat yakin kalau orientasi seksualnya adalah straight. Kenapa sekarang bisa berubah secepat itu?

"Kok gak nyaut, sih? Ngelamunin apa, sayang?"

Chenle tersentak. Pipinya memanas mendengar panggilan Jisung untuknya.

"Kenapa?" Chenle buka suara. Wajahnya menunduk. Mereka sedang berada di taman rumah Chenle setelah ngegym bersama.

Kalau Jisung sih gym beneran. Itu terlihat dari banyaknya bulir keringat yang terjatuh dari keningnya.

Sedangkan Chenle, pemuda manis itu hanya penguatan seperti squat, lounges, dkk untuk anklenya agar segera membaik.

"Harusnya gue yang tanya gitu. Lo kenapa?"

Chenle kembali menoleh kesamping lantaran merasakan sapuan lembut pada punggung tangannya.

Tatapan teduh yang selalu ia lihat seminggu ini, berhasil membuatnya terhipnotis. "Gue cuma kepikiran sekolah aja, Jie."

Tuh kan. Padahal Chenle tidak ingin mengungkapkan hal yang menjadi beban pikirannya. Tapi karena tatapan itu, Chenle jadi suka berterus terang.

"Gue takut hal-hal yang gak pernah gue duga bakal dateng nyerang gue satu persatu. Kayak yang terjadi sekarang ini," papar Chenle risau.

Jisung mengangkat tubuh Chenle mudah hingga terduduk dipangkuannya.

"Lo lupa udah punya gue?" Jemari-jemarinya bergerak mengelus pipi putih bak porselen itu. "Ada gue disamping lo. Ada sahabat-sahabat lo juga. Kemana Chenle yang berani itu, hmm..?"

Chenle menunduk. Dia merasa sejak kehadiran Jisung, dirinya menjadi tidak seberani dulu -sebelum Jisung mengusik ketenangannya- dan menjadi lebih suka overthinking.

"Chenle yang berani gak kemana-mana kok. Dia cuma lagi sembunyi aja," gurau si manis. Kepalanya mendongak hingga bertemu pandang dengan kekasihnya.

Cup

Kecupan mendarat pada pipi Jisung.

Semburat merah muncul perlahan mengihiasi wajah Chenle lantaran apa yang telah dia lakukan.

"Udah muncul lagi rupanya.." Jisung dan seringainya adalah satu hal yang Chenle sukai.

"Jangan pernah kemana-mana, ya," Pinta Chenle serius. "Lo harus tanggung jawab sama orientasi seksual gue yang udah berubah gara-gara lo dengan cara selalu ada disamping gue."

Become a Subbmisive || CHENJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang