"Le, gue angkat telfon dulu, ya."
Yang dipanggil Le mengangguk singkat. Dia berjalan menyusuri rak yang terdapat berbagai macam sepatu, menjauhi Sungchan yang tersenyum-senyum sembari menelfon.
Jadi, Chenle dan Sungchan sedang berada di sebuah toko sepatu include toko alat-alat olahraga.
Mereka pergi diakhir pekan menggunakan mobil Sungchan. Mereka hendak mencari sepatu, kaos kaki untuk digunakan di event bergengsi 3 minggu lagi.
Seharusnya sih Chenle pergi dengan Jisung, namun prianya disuruh untuk menjemput anak dari saudara ibunya, Park Min Young.
"Kenapa sama muka lo?" Tanpa melihat, Chenle bertanya ketus.
Dari aura yang terpancar, Chenle yakin Sungchan barusan bertelfon dengan Shotaro.
Entah sudah berpacaran atau belum, Sungchan merahasiakan itu darinya.
"Gue barusan di telfon Sho—"
"—yaa teruss?" Sela Chenle cepat dan malas. Kalau gini ceritanya, sebentar lagi Chenle pasti akan ditinggal disini sendirian.
"Dia lagi ada di deket sini huaaaa.." Sungchan berkata dengan girangnyaa. "Kata dia, dia lagi cari celana trainging pake latihan dance.
Chenle mendesah lelah. Benar kan? "Terus lo gak jadi beli sepatu hari ini bareng gue dan mau nyamperin dia?"
Sungchan menggaruk tengkuknya yang Chenle yakini tidak gatal. "Emm ya anu, jadi. Tapi bareng Taro."
"Inhale, exhale. Sabar Chenle. Chenle ganteng, orang kaya, baik hati, dan tidak suka keributan harus sabar," monolog Chenle, berusaha membuat kepulan asap panas dikepalanya mereda.
Sungchan terkekeh kecil. "Lo gue traktir apa aja deh lain hari. Gimana?"
Mendengus kesal, Chenle menatap sahabat tiangnya tak suka. "Sepatu curry flow 8 satu, harus ada minggu depan. Kalo gak, gue gak mau maafin lo."
Sungchan mendelik sebal, namun tak urung mengangguk pasrah supaya sahabatnya tidak sebal.
"Fine." Chenle tersenyum sumringah mendengar jawaban dengan nada pasrah itu. "Gue pergi dulu. Kalo ada apa-apa atau mau balik bareng, call gue aja."
Chenle mengangguk singkat. "Oke."
Singkatnya, karena Sungchan yang tak kunjung selesai dengan datenya, lalu Jisung yang mendadak tidak bisa dihubungi dan Chenle yang malas untuk menghubungi orang rumah untuk menjemputnya, pria manis itu pulang dengan menaiki bus.
Dengan mata terpejam, Chenle mendesah pasrah.
Sudah beberapa minggu terlewat, hal-hal yang sangat menganggunya seperti bullying kian hilang dari hidupnya sekarang.
Bahkan ingatan-ingatan aneh yang kerap mengganggunya, sekarang sudah jarang muncul.
Chenle bernafas lega untuk itu.
Namun, satu hal yang masih membebani pikirannya ialah soal kakinya yang masih susah diajak berlari lantaran cedera tempo lalu.
Jangan anggap sepele hal ini, man.
Kalau kaki sehabis cedera dipaksakan berlari dan latihan seperti biasa, hal ini berbahaya dan bisa menyebabkan dislokasi persendian.
Kalau sudah terjadi dislokasi, pemulihan sendi membutuhkan waktu paling cepat 4 bulan bahkan bisa sampai setengah tahun.
Tentu Chenle tidak ingin hal itu terjadi dan semakin membebani orang-orang sekitarnya.
Dia ingin latihan, sungguh. Apalagi posisinya adalah seorang leader.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanficTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...