Happy reading <3!
-----
Chenle termenung di kamarnya. For information, dia baru saja tiba dari rumah sakit petang tadi.
Tubuhnya sudah tidak sesakit sebelumnya.
Luka di hole-nya sudah cukup mengering, hanya tinggal diolesi salep secara rutin dengan obat yang juga harus rutin untuk ia konsumsi.
Kamarnya begitu sunyi dan sepi. Renjun sedang sibuk belajar karena seharian tadi menunggunya.
Sedangkan Jungwoo dan Lucas pergi lagi —katanya harus menyelesaikan segala urusan yang harusnya sudah selesai sejak lama— yang tidak Chenle ketahui kemana perginya.
Sendirian di kamar seperti ini, membuat Chenle bosan dan takut.
Kemana perginya si Jeongin dan Sungchan sebenarnya?
Seharusnya mereka sudah tiba disini sejak tadi dan menemani kesendiriannya.
Namun, kenapa sampai pukul 7 malam mereka belum juga menampakkan batang hidungnya?
Ceklek
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sahabat yang Chenle tunggu-tunggu kehadirannya, datang semenit setelahnya.
"ANNYEONG CHENLE CANTIK!" teriakan Sungchan menjadi sapaan awal tatkala pintu terbuka.
"BESTI GUE, KENAPA LO BISA SAKIT YAAM‐---MUKA LO KENAPA BEGITU?!" Jeongin memekik kaget lantaran melihat wajah sahabatnya yang dipenuhi lebam kebiruan.
Chenle berdacak mendengar keduanya. "Jangan teriak! Berisik!"
Sungchan segera berlari mendekati Chenle dan memasang wajah khawatir. "Eh, tapi serius. Lo gak masuk sekolah karena lebam-lebam ini?"
"Iya," jawab Chenle singkat. "Gue dikeroyok sama 4 orang sepulang ekstra."
"Kok bisa? Emang lo punya musuh?"
"Biasalah, Yen. Anak sultan musuhnya bejibun," ujar Sungchan.
"Musuh sejak orok. Dia benci gue. Dulu pernah dihukum sama Daddy, tapi kayaknya udah keluar dan bales dendam lagi ke gue dengan cara itu."
Jeongin menatap Chenle janggal. "Selain dipukulin, lo diapain juga sebenernya?"
Chenle sudah menduga hal ini pasti akan ditanyakan. Makadari itu, ia sudah berlatih memasang wajah setenang mungkin sejak tadi siang.
"Tbh gue ngerasa malu ngungkapinnya, so please... don't tell to anyone."
Mengalirlah cerita dari mulut Chenle. Dari kenapa dia disana, sampa di rumah sakit dia ceritakan..
Tidak ada yang ia tutupi.
Chenle sudah pasrah apabila temannya mengambil keputusan sama seperti Jisung.
"DAMN FUCK!!" Sungchan tidak bisa menahan umpatannya.
Jeongin menggeleng tak percaya. "Stress tuh orang, asli dah. Gak bajingan itu, gak Jisung, sama-sama stress."
"Lo berdua gak jijik sama gue?" Gumam Chenle menunduk.
"Hah? Jijik? GAK LAH ANJENG! Orang macam apa gue kalo jijik ke orang yang kena sexual abuse, cok!" protes Jeongin tak suka.
Sungchan mendesah. "Lo sahabat kita, Le. Kalo lo berpikiran gitu, sama aja lo ngeraguin persahabatan kita yang udah kebangun sejak lama." Sungchan berkata bijak.
"Cielah.. keren banget omongan gue," puji pemuda bongsor itu setelahnya dengan bangga.
Chenle tertawa kecil. Kekhawatirannya sirna sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanfictionTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...