Selamat membaca 💞
Hope you like it guys 😇---
"Liat sekarang. Gue bilang juga apa, anjing!"
"Berisik. Gue gak jadi tidur kalo lo ngomong terus."
"Gini, nih kalo udah bucin. Gue kasi tau abcdefg sampe z terus masuk telinga kiri, yang keluar juga abcdefg sampe z ditelinga kanan. Brengshake."
Chenle terkekeh. "a-b-c-d-e, f-u aja deh, Ge. Gimana?
Pletak
"Sakit ge.." ringis Chenle dramatis.
Renjun yang sedari tadi mengomel merotasikan bola matanya. "Lo gue ceramahin nurut ngapa, sih?"
Chenle mendesah. "Omelan lo jangan diulang-ulang bisa gak, anjer? Telinga gue cape dengernya."
Pletak
"Ihh kampret. Nyentil mulu kerjaan lo," dumel Chenle.
"Gue suruh kasih tau Daddy sama Papa gak mau. Gue suruh jauhin si Jisung gak mau. Mau lo apa?"
"Mau Jisung aja. Boleh ya, Ge?" Pinta Chenle dengan puppy eyes. "Sejak lo seret gue pulang dari gudang itu, gue gak ada ketemu Jisung. Biarin Jisung kesini yaa.. ya.."
Renjun berdecih. "Cih, dasar bucin lo monyet," ketusnya. "2 jam lagi sekolah bubar. Lo tidur dulu. Baru Jisung kesini."
Chenle sumringah. Dia hendak beranjak dan menjulurkan tangannya memeluk gege tercintanya. "Maka-"
"SAMA-SAMA. GAK USAH PELUK-PELUK. ANTI GUE DIPELUK LO." Pemuda lebih tua itu memotong cepat dan segera berbalik meninggalkan Chenle yang tertawa puas.
Merasakan kamar sudah sepi, Chenle termenung.
Ada apa dengan ingatannya?
Apa yang salah dengan dirinya?Chenle berupaya keras agar ingatan tak mengenakkan itu tak muncul dan mengganggu kesehariannya bersama Jisung.
Dia tidak ingin selalu terbayang dimana Chenle kecil dikelilingi beberapa pria dewasa disebuah kamar dan berakhir Jisung yang kecewa lantaran Chenle menghindar tiap kali berkontak fisik.
Chenle tidak ingin mengingat itu. Lagi.
Tapi kenapa Tuhan seolah mendorong itu muncul dalam benaknya?
Demi Renjun yang terlalu cerewet padanya, Chenle sangat lelah seminggu ini.
Bertemu pemuda sinting, lalu terlibat pertikaian dan malah berakhir dengan kepalanya yang menjadi nyeri.
Meemeluk guling, Chenle menutup mata erat, berusaha menahan laju air mata yang mendesak turun.
Chenle tidak lemah.
Chenle tidak mudah menangis.
Dia kuat dan bisa mengatasi ini sendirian. Yaa.. sendirian.
Asal ada Jisung disampingnya.
---
Pemuda manis yang tengah terlelap di ranjangnya, menggeliat geli merasakan kecupan-kecupan hangat pada area sekitaran wajahnya.
"Daegal.. jangan sekarang," ujarnya dengan mata terpejam.
Tangannya ingin menarik selimut sutra berwarna abu nya yang entah kenapa tidak bisa dia jangkau.
Lagi, kecupan-kecupan hangat mendarat di pipi lalu disusul di bibir nya beberapa kali. "Let's wake up sweetheart.."
Suara Jisung? Batinnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanfictionTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...