Chenle menikmati semilir angin yang menampar wajahnya, meskipun dalam hati ia begitu gondok karena ancaman Jisung.
"kalo lo gak mau bareng gue, gue cium lo disini sampe nafas lo habis."
Kalau ancaman cium dicium, Chenle angkat tangan.
Dia tidak ingin dicium sampai kehabisan nafas di tempat umum. Tapi kalau di tempat sepi sih yaa emmmm bisa dibicarakan AHAHAHA.
Plak
"Mikir apa gue anjirt."
"NJENG, LO DENGER GUE GAK?" bentak Jisung dari balik helmnya.
Chenle terperanjat kaget. "NGAGETIN GOBLOK!" balas Chenle dengan suara tak kalah keras.
Kekehan Jisung terdengar sangat menyebalkan ditelinga Chenle.
"smnskwdodnewfhwdjeofj gak?"
Chenle menaikkan sebelah alisnya bingung. "Ngomong apaan bangsul?"
"IYAA, GUE TAU GUE COOL. GAUSAH DIPERJELAS." Chenle berteriak asal.
"BUKAN ITUU KAMPRETTT! PEDE BANGET BILANG DIRI LO COOL."
"TERUS LO NGOMONG APA?" teriak Chenle lantaran suaranya teredam dengan suara kendaraan yang begitu berisik.
"Lo anjwoehfoihufgurjwks KAGAK NYET?"
Chenle mengernyit. Kenapa suara yang terdengar hanya 'kagak nyet' nya saja sih?
"IYA NJENG IYA. GAUSAH BANYAK OMONG LO, BURUUU." gue udah laper, mau makan masakan Papa Uwu.
Jisung memacu motornya dengan kencang secara tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Chenle memeluk perut Jisung secara reflek agar tidak dead.
"LO GAUSAH MODUS YA BRENGSEK!" Pekik Chenle tak suka.
Punggung Jisung bergetar, menandakan ia sedang menertawai orang di belakangnya.
"Makanya, pegangan yang bener cantik." Karena motor yang mulai berjalan perlahan, Chenle bisa mendengar jelas apa yang dikatakan pria yang memboncengnya.
Bugh
"Kalo mulut lo ngomong cantik lagi, gue goyang-goyangin motor lo biar kita berdua jatuh."
Jisung tersenyum kecil di balik helmnya dan tidak menjawab.
Percuma, karena mereka sudah tiba di tempat yang Jisung tuju. Sebuah tempat makan sederhana yang menjual berbagai macam makanan korea.
"Lo ngapain bawa gue kesini? Gue mau pulang."
Jisung menaikkan sebelah alisnya. "Tadi gue tanya lo laper apa gak, lo jawab iya."
Chenle menipiskan bibirnya, dan mencoba mengingat.
Apa saat Jisung bertanya kagak nyet itu?
"Gak gak. Gak ada. Anter gue balik pokoknya," kekeuh Chenle untuk pulang. Tau gini, tadi dia menjawab tidak saja daripada iya.
Raut Jisung berubah datar. "Kalo lo keras kepala gini, gue bisa lebih keras kepala daripada lo, asal lo tau."
Chenle mendesah pasrah. Mungkin dia memang harus kalem sebentar hari ini.
Lagipula tenaganya habis lantaran perutnya lapar belum sarapan.
Kakinya melangkah mendahului Jisung memasuki tempat itu.
Tatapannya jatuh pada kursi kosong yang berada di luar ruangan yang dihiasi dengan tanaman hias.
Dari tempatnya berdiri, Chenle melihat ruangan outdoor itu begitu asri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanficTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...