Bacanya pelan-pelan yaa^^
Di mulmed aku taruh lagu dear dream krna lagi terbayang-bayang lagu itu terus eheh ;D
Selamat membacaa <3
-----
Jisung menutup pintu rawat Chenle dengan pelan.
"Gue mau ngomong sama lo."
Jisung mengangguk menyetujui. "Bener. Lo emang harus ngomong ke gue kenapa Chenle bisa sampe babak belur kayak gini."
Renjun mendatarkan wajahnya. "Jangan disini. Ikut gue!" titah Renjun.
Jisung mengikuti kakak dari pacarnya dengan pikiran berkecamuk.
Seserius itukah yang ingin Renjun bicarakan sampai-sampai mengajaknya berbicara diluar?
Mereka tiba dirooftop rumah sakit setelah berjalan sekian menit dalam keheningan.
Jisung mengikuti pria kecil yang kini berdiri di samping pembatas gedung.
"Kenapa? Apa yang gak gue tau sebenarnya? Apa yang lo berdua sembunyiin dari gue?" cerca Jisung penasaran.
Renjun menghadap Jisung dengan tatapan yang sulit diartikan. "Sebelum gue jelasin, gue bakal kasi lo 2 pilihan. Stay or leave him alone. Terserah lo mau pilih yang mana."
Yang diberi pilihan hanya diam dan menunggu perkataan selanjutnya.
"Chenle punya amnesia disosiatif sejak JHS," ujar Renjun. Matanya menerawang.
Sebelum Renjun kembali berbicara, Jisung menyela, "maksud lo, amnesia yang cuma ngilangin sebagian ingatannya gara-gara trauma?"
"Allright, gara-gara trauma. Waktu kelas 6 SD dulu, Chenle pernah diperkosa dengan orang yang sama dengan yang perkosa dia hari ini."
"Ngalamin amnesia disosiatif, ada jelek dan enaknya buat Chenle. Enaknya, dia gak nginget kejadian dulu lagi. Tapi jeleknya, kepala dia akan sakit tiap kali ada kejadian yang mirip dengan kejadian di masa lalu."
Jisung mencerna dengan baik.
"Sometimes, kalo ada cowok yang terlalu agresif ke dia, Chenle bakal histeris. Meskipun lupa, trauma yang dia alami masih membekas sampe sekarang," papar Renjun dengan helaan nafas lesu. "Gue tau masalah lo sama Chenle. Dia gak mau cerita ke lo kan? Dan dia juga gak suka disentuh belakangan ini?"
"Iya. At first, i don't know what's wrong with him, or maybe with me. Tapi sekarang, i know what's happened with him." Jisung berujar mantap.
Renjun memejamkan matanya menikmati semilar angin yang menerpa wajahnya. "Hmm... Gue gak ngerti kenapa dia bisa inget lagi. Sampai-sampai, beberapa hari belakangan ini gue denger Chenle suka teriak-teriak tengah malem di kamarnya."
"Seburuk itukah?" Batin Jisung.
"Keluarga gue pernah ajak dia ke paman gue yang juga seorang psikiater di Hongkong. Waktu Chenle absen sekolah, remember it?"
Si bongsor mengangguk sebagai tanggapan.
"Sehari sebelum berangkat ke Hongkong, dia ketemu sama orang yang udah nyakitin dia, di bus. Kata Mark yang nemuin Chenle, adik gue nangis kejer di gang sempit sendirian. He's messed up. Makanya gue sekeluarga ajak dia ke Hongkong dengan tujuan holiday, jadi dia bisa lupain itu sementara waktu sekaligus ajak ke pamannya buat berobat. Dan lo tau setelahnya?"
"Enggak."
"Chenle gak mau diobatin. Dia fine dengan keadaannya sekarang dan ngerasa gak perlu untuk sembuh. Dia cuma butuh obat buat ngilangin panick attack nya yang suka kambuh," terang Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanfictionTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...