Sesuai apa yang dia katakan kemarin pada Jake, Chenle sudah berada pada lapangan basket indoor pukul 10 pagi ini.
Menghidupkan lampu, mengambil bola dikeranjang, Chenle mulai melempar bola ke ring beberapa kali hingga terdengar bunyi duk dan sret di ruangan itu.
"Lele, sorry lama. Tadi cewe-cewe pada ribet banget mau fotoan sama pangeran." Jake berujar dengan sedikit gurauan.
Chenle menoleh pada sumber suara dan tertawa kecil. "Hahaha anjir gapapa. Btw siapa pangerannya? Elo?"
"Iyaa dong. Kagak liat lo hidung gue mancung gini? Mana muka gue rupawan banget. Pangeran Harry aja kalah." Jake dan kepedeannya.
Sebenarnya, kalau tidak mengejar waktu, sudah akan Chenle ladeni Si jake ini. Namun, bagi Chenle sekarang, time is money. "Terserah lo deh Pangeran Jake. Jadi mau langsung gue contohin aja gerakannya, atau lo masih betah pamerin seberapa gantengnya diri lo itu?"
Jake mengembungkan pipinya. "Sebenernya gue mau opsi kedua sih, cuma karena waktunya dikit, opsi pertama aja." balas Jake lalu disusul tawa renyahnya.
Mereka bisa seakrab ini karena kepribadian Jake yang easy going, didukung pula dengan kepribadian Chenle yang as you can see haha.
Kembali pada pemuda yang lebih tua, dia tengah memegang bola di tangannya dan mulai mencontohkan bagaimana gerakan yang akan dia ajarkan.
Sebenarnya Jake sudah bisa dibandingkan yang lain, hanya tinggal diperbaiki sedikit supaya tidak ada kesalahan yang diperbuat ketika melakukan fake shot.
15 menit sudah terlewat, dan 5 menit lagi bel masuk berbunyi. Chenle mengusap peluh di dahinya.
Seragam yang sebelumnya dia buka karena kegerahan dan menyisakan kaos putih di tubuhnya, kembali dia kenakan.
Jake pun melakukan hal serupa.
"Next, waktu sparing, gue harap lo bisa terapin apa yang udah gue kasih tau hari ini."
"Sopasti brader. Thanks banget udah mau gue repotin waktu istirahat gini."
Chenle tersenyum simpul.
Tangannya bergerak mengancingi kemeja nya satu persatu.
Tak
Tak
Tak
Bunyi sepatu yang beradu dengan lantai membuat Chenle mempercepat gerakan tangannya.
Jake disampingnya melakukan hal serupa.
"Habis ngapain lo berdua?"
Bola mata Chenle langsung berotasi lantaran mendengar suara yang sangat dia hapal.
Tanpa berniat menjawab, Chenle memakai dasi dan berpamitan pada Jake. "Gue duluan yaa."
Jake mengangguk mengiyakan. Dia beralih pada Jisung yang tengah memberengut tidak suka.
"Ngapa lo? Iri ya? Hahaha.." Jake dan tawa mengejeknya membuat Jisung kesal.
Menahan rasa ingin menghujat, Jisung berjalan kembali, masuk lebih dalam untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
---
Chenle, Jeongin dan Sungchan tengah memakan makanannya dikantin dengan hening.
Mereka berteman baik karena pernah berada di kelas yang sama pada saat kelas 10.
Lalu karena terjadinya rolling kelas, Sungchan terpisah bersama 2 sahabatnya yang lain.
Sungchan berada di kelas XI MIPA 1, Chenle dan Jeongin di kelas XI MIPA 5.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanfictionTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...