"HAHAHA MAMPUS LO LE."
Chenle mencebik. "TOD doang mah bukan apa-apa,"ujar Chenle meremehkan.
Mereka—Chenle, Jeongin dan Sungchan— tengah bermain TOD usai menghabiskan hidangan mereka di kantin.
Chenle menjadi orang pertama yang ditunjuk oleh botol minum milik Jeongin.
"Okeyy kalo gitu lo pilih apa?" Sungchan bertanya dengan tidak sabar.
"Dare," sahutnya cepat. "Truth cuma buat orang lemah." tambahnya dengan senyum miring.
Sungchan dan Jeongin saling melirik dan tersenyum mencurigakan.
Chenle was-was. Berharap semoga dare yang diberikan tidak aneh—meskipun diawal dia begitu percaya diri memilih dare— dan merugikannya.
"Dare lo---" ucap Sungchan menggantung.
"Flirting ke si Jisung." Jeongin menyambung cepat. "Tapi gue yang tentuin lo harus gimana."
Si manis mendesis. Matanya menyipit dan menatap kedua temannya sebal. "Yaudah apaa?"
Jeongin dan Sungchan saling menatap lalu tersenyum misterius.
Jeongin mendekatkan bibirnya ke telinga Chenle dan mebisikkan sesuatu.
"ASU, GITU BANGET LO BANGSAT!" Umpat Chenle kesal. Wajahnya merah menahan geram.
Kedua pelaku yang menyebabkan Chenle begitu, tertawa puas dan bertos ria.
"Udah, lakuin aja. Tadi lo sendiri yang minta dare."
"Tuh orangnya baru lewat," ucap Sungchan seraya menunjuk ke seorang pemuda tinggi yang membawa piring. "Sungg, sini bentar!" seru Sungchan.
Entah apa yang Jisung dan kedua temannya bicarakan, Jisung mendatangi meja mereka semenit kemudian.
"Kenapa, hyung?" tanya Jisung setibanya ia dihadapan Sungchan. Matanya melirik Chenle sekilas dengan senyum tipis terukir dibibirnya.
Dengan senyum menggoda, Sungchan berkata, "temen gue mau ngomong, nih."
"Fuck!" Batin Chenle mengumpat kesal.
"Yaudah ngomong aja, Le. Atau mau cari tempat sepi?" celetuk Jisung ringan.
Chenle melotot. "Gak gak, disini aja." Tempat sepi nanti kebablasan, bahaya sat.
Berdasarkan apa yang sudah Jeongin bisikkan tadi, Chenle berdiri dan mendekat ke arah Jisung hingga berdiri tepat dihadapannya.
Wajahnya mendongak. Melihat wajah tampan itu dalam jarak sedekat ini membuat jantungnya tiba-tiba berdegup dan dirinya menjadi gugup tanpa alasan jelas.
Menghembuskan nafasnya pelan, pemuda manis itu menggerakkan jari telunjuknya menuju leher Jisung lalu bergerak turun ke dada secara perlahan dan berhenti di perutnya.
"Jie..." ujar sang submisive dengan lemah. Matanya menatap pemuda tinggi dengan pandangan sayu. Bibirnya dia gigit. Matanya masih setia menatap kedua iris kelam pria dominan, meskipun ia merasa sekitarnya mulai berisik.
"Shit, dia kenapa ganteng gini?"
"Kenapa?" Jisung mengeluarkan deep voicenya setelah lama terdiam.
Hhh.. Chenle merasa perutnya tergelitik hanya karena suara itu.
"Gue--" ucap Chenle menggantung. Dia semakin memajukan tubuhnya hingga jarak diantara mereka menipis. Dirasa sudah cukup dekat, Chenle berjinjit dan meniup telinga Jisung . "mau--" lanjutnya dengan masih menggantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanfictionTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...