Sudah seminggu lebih sejak kejadian jersey -yang Chenle kira hilang ternyata ada pada Jake setelah diberikan Jisung- terlewat, dan selama itu pula Chenle berusaha untuk tidak bertemu dengan si pria kelebihan kalsium.
Dia memasuki bilik toilet didekat lapangan basket indoor yang sepi dengan sesekali bersenandung kecil.
Mulutnya susah untuk diajak diam.
Usai keluar dari kelas, lalu keloker untuk mengambil sepatu basket dan baju latihannya, hingga ke toilet pun mulut Chenle tidak pernah berhenti bersendandung.
Soal malu, Chenle tidak khawatir. Sekolah sudah sepi hanya menyisakan beberapa murid yang mengikuti ekstrakulikuler hari ini.
Tangannya bergerak membuka seragam sekolahnya mulai dari dasi, lalu blazernya dan terakhir kemeja lengan panjang hingga menyisakan kaos putih dan celana panjang yang belum dia buka.
Ceklek
Chenle tak acuh dengan suara pintu terbuka. Toh dia laki-laki, dan saat ini dia sudah berada di toilet yang tepat. Toilet pria.
Tangannya bergerak kembali membuka kaos putih yang melekat hingga menampilkan dada bidang disertai abs diperut.
"Gilaa..gila... badan gue ngapa bagus gini," monolog Chenle dengan sedikit pujian.
Tangannya menyugar rambutnya seraya berkaca. "What the hell! Gue ganteng banget valid pake banget."
"Chenle Wong, lo berniat godain gue apa gimana, hmm..?"
Chenle terdiam. Suara itu terdengar tidak asing.
"Daleman lo kenapa enggak sekalian dibuka aja, cantik?" Sebuah suara dengan nada rendah itu meremangkan bulunya.
Dia menoleh kekiri menuju pintu yang terdapat sesosok pria jangkung disana.
"Sejak kapan tu cowo mesum diem disitu anjing?!" Batin Chenle menjerit.
Jisung berjalan pelan menuju pria yang terdiam. Senyum miring menghiasi wajah menawannya. "Sejak lo buka kaos dan mulai ngagumin betapa gantengnya diri lo itu."
Mata hitam sekelam malam itu menatap Chenle intens. Dari mata, lalu turun kemulut, turun ke abs hingga ke bagian bawahnya.
Chenle tak berkutik. Dia seolah tidak bisa bergerak dibawah tatapan Jisung yang begitu kelam. Sarafnya seolah putus karena tatapan itu.
Glek
Chenle menelan ludahnya melihat Jisung yang merendahkan badannya hingga sejajar dengan dada telanjangnya.
"PAPAAA, CHENLE HARUS APAAA?!"
"Jangan takut sama gue. Lo terlalu manis buat gue sakitin."
Tangan Jisung mendarat pada perut Chenle yang keras. "Aah.. gue suka perut dan pinggang ramping lo." tangannya bergerak turun, menyusuri kotak-kotak lainnya dan kembali naik menuju dada. "Damn, liat puting lo ini, bikin adik gue dibawah sana tegang."
Saraf-saraf Chenle kembali menyatu. Dia merasa dilecehkan dan dia tidak suka hal itu.
Bug
Ia menendang kemaluan Jisung. "MAKSUD LO APA NGELECEHIN GUE LEWAT KATA-KATA LO GITU BANGSAT?! LO KIRA GUE APA?"
Ia bergegas memakai jerseynya ditempat. Mengabaikan ringisan Jisung, dia mengambil celana dan membawa masuk ke salah satu bilik.
Usai memakai celana basketnya, ia kembali keluar dan langsung bergerak mundur melihat Jisung yang tiba-tiba sudah berada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Subbmisive || CHENJI
FanficTekan follow sebelum membaca yukk🙆♂️🙆♂️ --- Warning! Ini lapak bxb ⚠️ Homophobic? Jauh-jauh hush Harsh word ⚠️ 18+ Part masih acakk :D --- Chenle sangat yakin jika dirinya adalah seseorang yang straight. Mantan kekasihnya saja cantik-cantik, sep...