Part 30

4.1K 198 0
                                    

Dua hari sudah Azka memeriksa chip memori yang di tinggalkan oleh Bramono, setelah menyalik semua file di dalam memori tersebut Azka menyerahkan benda itu ke pihak penyidik untuk di selidiki lebih lanjut.

Ini adalah kasus besar, Azka sudah mengantongi beberapa nama yang menjadi aktor di balik pengedaran narkoba itu, seperti dugaan nya ada orang dalam yang bermain disana.

Mungkin kali ini ia harus menyiapkan rencana yang matang untuk melakukan penggerebegan, ia tidak mau rencana itu sampai bocor yang mengakibatkan mereka gagal lagi, apa lagi tidak  ada yang bisa di percayai saat ini.

Setelah menyelidiki semuanya sendiri Azka mempunyai waktu senggang dan Azka gunakan untuk mengantar jemput istrinya sekolah, walau pun tidak langsung ke sekolah, melainkan hanya di halte yang tidak jauh dari sekolah.

Ini sudah hari ketiga Azka mengantar sekaligus menjaga istrinya, ia berpakaian santa, ia juga sekalian menyelidiki lebih lanjut orang-orang itu, entah kenapa ia curiga kalau ini ada hubungan nya sama kasus yang sedang di selidiki nya.

Selama tiga hari mengantar jemput Hasna, Azka sudah menemukan orang-orang yang mengejar istrinya beberapa hari lalu, orang itu juga yang selalu stand by terus di dekat sekolah Hasna, bukan cuma dia tapi ada beberapa orang lain nya yang tersebar di beberapa tempat.

Mata elang Azka sudah berhasil mengidentifikasi siapa-siapa saja mereka, namun hasilnya sungguh di luar dugaan, mereka semua pekerja paruh waktu, mungkin mereka hanya suruhan dari seseorang.

Hal itu yang harus Azka selidiki mengingat bisa saja orang yang nyuruh mereka itu adalah orang yang polisi cari, tentu saja untuk membuktikan semuanya ia harus berhasil menangkap salah satu dari mereka.

Hari ini Azka tidak sendiri, ia meminta bantuan dua junior nya di kepolisian, hari ini Azka berniat menangkap salah satu dari mereka, tapi kalau memungkinkan semuanya harus bisa di tangkap.

Tentu saja itu bukan hal yang mudah mengingat jumlah mereka yang tidak sedikit, berbanding terbalik dengan Azka yang hanya bertiga dengan dua rekan nya, dan lagi mereka semua terpisah.

Kedua rekan lain di tempatkan di ujung jalan, mereka akan mencoba menutup jalan lari mereka, sementara Azka di tengah sambil memberi komando kepada dua rekan lain nya, sampai saat ini mereka masih mengamati sekitar.

Belum ada pergerakan lagi dari mereka, Azka menunggu momen yang pas saat dimana tidak banyak orang di sekitar sini, waktu itu adalah saat jam kerja yang membuat jalanan juga sedikit senggang.

Tidak lama waktu yang di tunggu-tunggu itu tiba juga, Azka mengambil benda pipih di sakunya lalu menghubungui dua rekan yang lain.

"Bergerak sekarang," titah Azka lewat sambungan telepon, setelah itu ia juga mulai bergerak.

Secara perlahan Azka mulai berjalan mendekat ke arah target, ia berjalan sesantai mungkin supaya target tidak curiga, mungkin mereka hanya akan menangkap beberapa orang saja.

Ruang gerak mereka semakin di persempit, kini kedua rekan Azka sudah terlihat lebih mendekat ke arah target, mereka menargetkan pemimpin dalam kelompok nya, Azka sudah menyelidiki dan target ini adalah yang selalu memberi komando kepada yang lain.

Azka semakin dekat sampai jarak di antara mereka tinggal beberapa centi lagi Azka mulai beraksi.

Brakk!

Azka sedikit menekan tubuh target ke atas meja yang di tempatinya tadi, Azka juga menarik sebelah tangan nya kebelakang punggung. Lalu satu rekan Azka membantu meringkus target.

"Polisi. Jangan melawan." Rekan tersebut memasang borgol di kedua tangan nya.

"Apa-apaan ini? Apa salah saya?" Tentu saja orang itu memberontak.

"Diam. Kamu bisa jelasin semuanya di kantor." Orang itu segera di bawa oleh dua rekan Azka. Namun...

Dor!

"AAAAA..."

Suara tembakan terdengar, itu bukan dari pihak Azka melainkan dari pihak target, rekan-rekan nya menembakan senjata api ke udara guna membuat kericuhan di tempat kejadian, tentu saja hal itu berhasil dan membuat suasana semakin ricuh dengan jerit-jerit ketakutan.

Azka dan dua rekan lainnya kesulitan untuk membawa target ke dalam mobil, itu semua di sebabkan oleh orang-orang yang panik dan mulai  menabrak meraka beberapa kali.

Melihat Azka dan yang lain nya lengah, orang itu langsung kabur, ia menghentakan kedua bahunya untuk lepas dari cengkraman rekan Azka, ia juga sedikit menarik seorang untuk menghalangi Azka dan yang lain.

"Berhenti! Jangan lari kamu!"

Azka dan dua rekan nya langsung mengejar target, sangat sulit mengingat banyak orang yang berlarian kesana-sini, semuanya menghindari suara letusan tersebut.

"Berhenti!"

Dor!

Salah satu rekan Azka menembakan pistol ke udara, tentu saja hal itu membuat suasana semakin ricuh, mau tidak mau Azka dan dua rekan lain nya harus menerobos paksa orang-orang itu.

Kejar-kejaran pun terjadi di tengah-tengah kericuhan, Azka dan rekan nya terus mengejar sampai masuk ke sebuah gang  sepi, orang itu terus berlari dan terus di kejar oleh Azka.

Karna kedua tangan nya di borgol membuat dia tidak leluasa berlari, punya celah Azka menaikan kecepatan larinya, jarak mereka semakin terkikis, setelah di rasa cukup dekat Azka melompat ke arah target buruan nya.

Brukk!

Azka berhasil menangkap kembali orang tersebut, Azka berhasil menangkap sebalah kakinya dan membuat orang itu terjatuh. Dua rekan Azka langsung membantu dan sedikit menindih orang itu.

"Arrggghhhh..." Orang itu meringis kesakitan.

"Diam."

Dor!

Letusan senjata api kembali terdengar, itu dari rekan-rekan target, mereka semua langsung membrondongi pihak Azka dengan peluru, untung saja hanya mengenai kotak kayu disana.

"Berlindung,"  ucap Azka saat rentetan peluru menghujani mereka lagi.

Dor!

Dor!

Dor!

Tembakan demi tembakan silih berganti mereka layangkan, ketiga polisi itu membalas tembakan mereka, beruntung gangini sepi jadinya tidak ada  warga sipil yang akan menjadi korban.

Posisi Azka mulai terpojok mengingat mereka kalah jumlah dan persenjataan, mereka hanya bisa berlindung dari peluru yang terus menghujani dari tadi.

"Panggil bantuan," titah Azka yang langsung di laksanakan oleh satu rekannya.

Azka memanggil bantuan dari polisi yang lain, situasi nya semakin rumit dan mengancam keselamatan, ini sudah jauh dari kata penangkapan, ini lebih ke perang antara polisi dan gengster.

"Woy! Hati-hati kena gue wo---"

Dor!

Satu timah panas menembus dada target, peluru itu di lepaskan oleh rekannya sendiri, mereka sengaja melakukan nya untuk menghilangkan saksi dengan cepat, sesuai perintah bos mereka, kalau ada yang tertangkap habisi saja, dan mereka sudah melakukan nya.

Orang itu langsung terjungkal, dia tergeletak bersimbah darah, Azka dan rekannya langsung terkejut, mereka tidak menyangka kalau semua ini akan terjadi.

Sesaat kemudian suara tembakan tidak terdengar lagi, mereka sudah pergi bersamaan dengan suara sirine polisi terdengar, mereka berhasil melarikan diri tanpa mengecek kondisi rekannya yang sengaja di tumbalkan.

Beruntungnya ambulan datang tepat waktu, orang itu langsung di bawa ke rumah sakit, dan membuat nyawa nya pun bisa di selamatkan.

-----

...TBC...

HEUP AH HEUP

PART NYA SENGAJA PENDEK-PENDEK BIAR GAK BOSEN BACA

SEMOGA KALIAN SUKA

...HAPPY READING...

WEDDING MISSION ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang