Senin pagi di SMA Permata, semua murid sudah memasuki halaman upacara seperti biasa, kegiatan itu selalu rutin di lakukan setiap senin pagi, para murid sudah bersiap melakukan upacara bendera seperti biasa.
Walau pun membosankan, tapi mau tidak mau mereka harus menuruti setiap peraturan di sekolah ini. Seragam dan rambut yang rapih, serta hal-hal detail lain nya harus di ta'ati setiap murid di sekolah ini.
Sambutan dari kepala sekolah adalah hal membosankan yang harus mereka dengar 'kan setiap senin pagi, selain karna pembawaan yang monoton, intensitas waktu nya juga lumayan lama, sekitar setengah jam lebih. Para murid keburu bosan kalau selama itu.
Tapi untung nya hari ini kepala sekolah ada jadwal lain, maka dari itu upacara berlangsung tidak begitu lama, semua murid sudah di bubarkan dan kembali ke kelas mereka masing-masing.
Hasna menghela napas pelan sesaat setelah upacara selesai, ia lantas segera menuju ke arah kelasnya, dua hari sudah cukup baginya berdiam diri di rumah, setelah menikah Hasna idzin selama dua hari, selama itu ia ketinggalan beberapa mata pelajaran sekolah.
Untung nya ia mempunyai dua orang teman yang selalu membantunya, walau kasta mereka bisa di bilang berbeda tapi mereka berdua tetap mau berteman dengan Hasna, ia sangat bersyukur karna kedua teman nya itu mau menerima keberadaan dia yang apa adanya.
"Hasna, tunggu!"
Langkah kaki Hasna langsung terhenti saat mendengar suara Arum memanggilnya, Arum adalah teman sekelas dan salah satu dari teman dekat Hasna.
Arum lalu berhenti, ia menghela napas pelan dan berusaha mengatur irama napas nya itu. Setelah merasa nyaman, ia lantas menebar senyum ke arah Hasna.
Hasna menautkan kedua alis nya bingung. "Ada apa, Rum?"
"Nih, buku catatan gue." Arum menyerhkan buku catatan milik nya.
Kedua mata Hasna berbinar. "Makasih, Rum. Kamu memang the best deh."
"Ia lah, Arumi gitu loh!" Arum mengibaskan rambutnya perlahan, ia memasang mode centil nya.
Hasna geleng-geleng kepala, ia tidak heran dengan sikap teman nya itu, ia sudah terbiasa, Arum memang orang nya seperti itu, sedikit centil, walau pun begitu Arum adalah orang yang baik.
"Oh ya! By the way eniway busway, lo idzin kemana dua hari kemarin?" lanjut Arum bertanya.
Hasna sedikit gelagapan, ia menggaruk tengkuk nya salah tingkah. "I-itu... A-aku lagi ada u-urusan..."
Arum menatap curiga ke arah Hasna, wajah nya bergerak kesana-sini- ia menyelidiki Hasna dengan teliti. Hasna yang di perlakukan seperti itu semakin merasa gugup.
"K-kamu sendiri? A-aji mana?" tanya Hasna mencoba mengalihkan pembicaraan.
Arum langsung menghela napas kasar. "Biasa, kecantol adek kelas dia mah," ucapnya sambil sedikit cemberut.
"Kamu cemburu?" tebak Hasna.
"Eh! E-engga, enak aja cemburu sama tuh kadal," jawab Arum sambil memalingkan muka.
Hasna terkekeh melihat itu, sikap Arum mudah di tebak, ia tau saat teman nya itu merasa cemburu ia akan cemberut dan memalingkan mukanya ke arah lain saat membahas tentang Aji.
"Beneran," goda Hasna.
"Ish, udah ah gosah bahas dia. Lebih baik kita ke kelas. Kuy ah!" Arum gelagapan, ia tidak menjawab dan malah mengapit sebelah tangan Hasna dan membawa nya pergi.
Mereka lantas pergi menuju ke kelas mereka. Kelas mereka berada di lantai tiga, itu artinya mereka harus menaiki anak tangga dulu sebelum sampai di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING MISSION ✅ [SELESAI]
Teen Fiction( END ) ---SQUEL LOVE IN MISSION--- *** "Tolong nikahi putri saya satu-satunya!" Permintaan terakhir dari seseorang membuat kehidupan Azka berubah seketika. Azka harus menikahi seseorang yang tidak ia kenali. Di sisi lain ia juga harus menjalankan m...