Hasna menghempaskan tubuhnya ke atas sofa sedikit kasar, rasa lelah yang mendera membuat harinya semakin berat, ia membuka kacamata dan mulai memijit pelipisnya perlahan.
Hasna pulang ke apartement sore hari, gara-gara Arum ia tidak bisa pulang secepatnya, terpaksa ia harus mengerjakan tugas di perpustakaan sekolah untuk menghindari Arum yang keukeuh ingin berkunjung ke rumahnya.
Arum taunya Hasna masih tinggal di kontrakan yang lama, ia belum tau prihal masalah ini, maka dari itu Hasna belum bisa jujur dan membawa Arum berkunjung kesini.
Hari ini sangat melelahkan, selain banyak tugas ia juga di hadapkan dengan surat peringatan dari sekolah, ia di beri surat prihal masalah SPP yang belum ia lunasi.
Rasanya sedikit berat mengingat ayahnya sudah tiada, ia bingung harus mencari uang kemana, ia tidak bisa mencari pekerjaan paruh waktu karna sekolahnya yang semakin sibuk, apa lagi beberapa bulan kedepan ia akan di hadapkan dengan ujian nasional dan sebagainya.
Kalau ia bekerja pasti sekolah nya akan sangat terganggu, apa lagi akan sulit untuk mencari pekerjaan paruh waktu di kota ini, selain itu pekerjaan apa yang akan ia dapat dengan posisi nya saat ini yang seorang pelajar, paling cuma akan menjadi pelayan.
Namun sesaat kemudian ia termenung saat mengingat sesuatu, sekarang ia sudah mempunyai suami, mungkin ia harus meminta Azka membiayai sekolahnya.
Ah, tidak-tidak. Hasna tidak mau membebankan biaya sekolah nya kepada orang lain, walau pun berstatus sebagai suami istri, tapi ia belum bisa menerima Azka sepenuhnya, dan lagi Hasna sedikit gengsi terhadap Azka.
Lebih baik Hasna diam dan menyembunyikan dulu surat tersebut dari Azka, sembari mencari cara bagaimana ia mendapatkan uang buat biaya SPP nya. Lagian Azka mana mau membiayai sekolahnya, ia ragu akan hal itu.
Ting!
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel milik Hasna, ia segera mengambil ponsel miliknya di dalam satu, itu pesan dari Azka, ia lantas segera membukanya.
"Saya akan pulang terlambat malam ini, jangan nungguin saya pulang."
Hasna tertawa kecil membaca pesan dari Azka, terkesan datar tanpa ekspresi sedikit pun, lagian siapa yang mau menunggu ia pulang, menurut nya Azka terlalu kepedean.
Tanpa niat membalas pesan tersebut, Hasna langsung meletakan ponsel nya itu di atas meja, sejauh ini belum timbul perasaan apa pun di hatinya, karna selama ini pun Hasna tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, ia terlalu sibuk sama sekolahnya sampai tidak sempat main cinta-cintaan.
Walau pun tidak menutup kemungkinan ia akan jatuh ke dalam pesona Azka tapi untuk saat ini ia akan fokus ke sekolah nya dulu.
"Nugas udah! Hmm, aku mandi dulu aja deh! Badan ku juga sudah bau keringat," monolog nya kepada diri sendiri.
Ia lantas beranjak menuju kamar mandi, ia bisa sedikit bebas sekarang karna tidak ada Azka disini, ia merasa risih kalau ada Azka, apa lagi saat selesai mandi, ia tidak mau berpapasan dengan Azka, ia terlalu malu untuk menunjukan lekuk tubuhnya yang menurut dia jelek dan tidak menarik.
Hasna merasa minder, tapi buat apa juga ia memikirkan hal itu, toh Azka sendiri tidak akan tergiur sama tubuh jeleknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING MISSION ✅ [SELESAI]
Teen Fiction( END ) ---SQUEL LOVE IN MISSION--- *** "Tolong nikahi putri saya satu-satunya!" Permintaan terakhir dari seseorang membuat kehidupan Azka berubah seketika. Azka harus menikahi seseorang yang tidak ia kenali. Di sisi lain ia juga harus menjalankan m...