Puncak 2

6K 269 32
                                    

Happy Reading❤
.
.
.
.
.
.
.
🔻

Ella, Vino, Bara, Arin, Salsa, Rani, Gevan dan Qilla saat ini sudah berkumpul di ruang tamu. Setelah menempuh perjalanan selama tiga hingga empat jam akhirnya mereka semua telah sampai di tempat tujuan utama mereka yaitu villa milik keluarga Bara.

Tak lama bi Narti pun datang dan menyajikan beberapa gelas jus jeruk juga cemilan di atas meja tepat di hadapan mereka berdelapan.

"Makasih yah bi" ucap Salsa lalu mengambil segelas jus jeruk yang berada tepat di hadapannya.

"Sami-sami atuh non" balas bi Narti seraya tersenyum ke arah Salsa.

Setelah itu Salsa yang memang sudah merasa haus dari tadi, memutuskan untuk langsung menyeruput es jeruk itu hingga tetesan terakhir.

"Buset Sal, lo abis dari padang pasir?" sindir Gevan setelah melihat Salsa mengahabiskan es jeruk dengan waktu yang sangat singkat.

"Gue haus banget kak Gevan sumpah" balas Salsa lalu lanjut memasukan satu buat es batu ke dalam mulutnya.

"Kalo minum makanya baca bismillah"

"Gue lupa kak saking hausnya"

"Nah berarti lo tadi minum bareng setan"

"Iya lo bang setannya" sahut Arin menuduh Gevan.

"Dih, kamu siapa?" Ledek Gevan. Lelaki itu sengaja berpura pura-pura tidak mengenal mengenal Arin adiknya sendiri.

"Gue sambit lo pake biskuit. Gue Arin lah adik lo yang bohay" jawab Arin membuat Gevan terkekeh geli.

"Bohay? Badan lo aja tipis Rin. Montokan juga lucinta luna"

"Njir, adik lo sendiri lo samain sama lucinta luna? Awas aja lo kalo di rumah malam-malam laper minta masakin sama gue gak ada yeh. Gak bakal lo gue masakin" ancam Arin. Fyi Gevan memang suka meminta Arin untuk membuat makanan kalau lelaki itu tiba-tiba merasa lapar di malam hari. Beruntung Arin suka bergadang, jadi kalau sempat Arin yang membuatkan makanan untuk abangnya itu.

"Lo berdua bisa diem gak?" bentak Salsa jengah. Arin dan Gevan pun sentak langsung menutup mulut mereka masing-masing.

Setelah Salsa berhasil membuat Arin dan Gevan terdiam, ia pun memutuskan untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya. Tangan kanan Salsa mencoba merogoh masuk ke dalam tasnya untuk mencari ponsel. Tangan kanannya itu mencoba bergerak kesana kemari untuk menemukan ponsel miliknya. 

Salsa seketika merasa khawatir saat ia sama sekali tidak menemukan ponselnya itu di dalam tas. Ia pun mencoba berpikir sejenak dan mengingat kembali kapan terakhir kali ia memegang ponselnya. Selang beberapa menit ia berpikir akhirnya Salsa mengingat sesuatu, terakhir kali ia memegang ponselnya pada saat ia tertidur di mobil dan ia menitipkan ponselnya itu pada Arin. Sepertinya Salsa harus bertanya pada Arin untuk memastikan bahwa ia tidak benar-benar kehilangan ponselnya.

"Arin" panggil Salsa dengan suara yang agak di pelankan. Ia sengaja memelankan suaranya agar yang lain tidak terganggu dan juga tidak merasa panik karena tidak mendengar Salsa memberitahu Arin bahwa ponselnya hilang. Mereka semua saat ini sedang asik mengobrol mana mungkin Salsa bisa mengganggu mereka walaupun tidak secara langsung.

"Kenapa Sal?"

"HP gue mana anjir?" tanya Salsa berbisik.

"Emang sama gue?" balas Arin sentak membuat Salsa bertambah panik.

"Serius goblok" ucapnya lalu merogoh semua kantong yang ada di celananya. Tetapi Salsa tetap tidak bisa menemukan di mana ponselnya itu.

"Ngapain gue bohong bego, emang tadi lo titip hp di gue, tapi tadi lo udah ambil pikun" jelas Arin. Salsa pun jelas semakin panik, ia mencoba bertanya kepada teman-temannya hal hasil ia tetap tidak menemukan di mana ponselnya.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang