Kenapa harus dia?

17.2K 863 41
                                    

"Pak Vino!" Mata Ella seketika membulat saat melihat seorang lelaki yang paling menyebalkan menurutnya berada tepat di hadapannya sekarang. Apa-apaan ini? Mengapa dosen killernya itu bisa berada di sini? Atau jangan-jangan dosennya itu sengaja membututi dirinya? Atau lebih parahnya lagi ternyata Vino adalah anak dari pria juga wanita yang ada di hadapannya ini. Tidak mungkin ini terjadi, ini pasti mimpi buruk, kalau ini adalah mimpi Ella hanya bisa berharap untuk cepat terbangun dari tidurnya.

"Kamu" ujar Vino yang sama terkejutnya dengan Ella. Lelaki itu juga tidak menyangka bahwa mahasiswinya juga berada di sini tetapi sebuah fakta yang membuat Vino lebih terkejut setelah mengetahui siapa calon istrinya yang sebenarnya. Dan ternyata itu adalah mahasiswinya sendiri, sungguh Vino tidak percaya tetapi ini adalah nyata.

"Kalian berdua sudah kenal?" tanya Rio dengan antusias karena tidak menyangkal bahwa anak juga calon menantunya sudah saling kenal satu sama lainnya. Jadi mereka semua tidak perlu rapot-repot untuk memperkenalkan Vino juga Ella kembali.

"Dia mahasiswi Vino di kampus"jelas Vino membuat kedua keluarga itu bernafas dengan lega setelah mengetahui yang sebenarnya.

"Tunggu! Tolong bun aku minta penjelasan sebenarnya ada apa sih ini?" tanya Ella karena bingung dan butuh penjelasan atas yang baru saja terjadi tadi.

Melihat anaknya yang butuh penjelasan Dita pun hanya diam dan melirik ke arah suaminya yaitu Rian, biarlah suaminya saja yang memberitahukan hal ini kepada Ella.

Rian yang tahu kode dari istrinya langsung memegang tangan putri kesayangannya itu dan menatap Ella dengan sendu sambil tersenyum tipis.

"Kok kalian diam? Ayah tolong aku benar-benar gak ngerti dengan semua ini, aku butuh penjelasan" ujarnya lagi yang memohon kepada kedua orang tuanya.

Bukannya menjawab pertanyaan putri kesayangannya, Rian malah beralih memeluk putrinya dengan erat dan membelai rambut indah anaknya itu.

Ella semakin di buat bingung, ia pun langsung melepaskan pelukan ayahnya, tanpa terasa satu bulir air mata mulai menetes di pipinya. Rian yang sadar akan itu langsung menghapus air mata putri kesayangannya itu. Ia tidak mau anaknya menangis di saat ia mau mengatakan hal sepenting ini.

"Ayah akan jelaskan tapi kamu harus janji, saat ayah bicara kamu tidak boleh memotong pembicaraan ayah okay?" ujar Rian dengan nada yang terdengar lembut seraya menggenggam tangan anaknya itu.

"Iya aku janji"

"Jadi gini, sebenarnya ayah sudah dari lama mau berbicara tentang ini sama kamu tetapi entah kenapa ayah selalu gak sempat sampai pada saatnya hari ini ayah baru bisa menyampaikan ini. Jadi sebenarnya kami membawa kamu kesini mau memperkenalkan kamu kepada nak Vino calon suami kamu" ujar Rian membuat dunia Ella seketika berhenti sejenak. Ia merasakan dadanya sakit saat mendengar penyataan dari ayahnya tadi, tetapi Ella tidak boleh menangis, ia harus kuat dan tidak boleh terlihat cengeng hanya karena masalah tidak jelas seperti ini. Tetapi Ella masih tidak menyangka apa maksud ayahnya itu calon suami? Apa ayahnya itu mau menikahinya di saat umur Ella yang masih terbilang sangat muda apalagi saat ini Ella masih berkuliah dan Ella masih ingin mengejar mimpi Ella di masa depan tetapi ini mengapa ayahnya malah mematahkan mimpi yang sudah Ella bangun sedari kecil.

"Maksud ayah aku mau di jodohin?" Rian mengangguk, Ella pun memejamkan matanya berusaha yakin bahwa ini adalah mimpi buruk, ini adalah mimpi buruk dan pasti akan cepat berakhir. Air matanya pun sudah tidak bisa ia tahan lagi, Ella pun langsung beralih memeluk bundanya itu dan menangis sepuasnya di dalam pelukan bundanya.

"Bunda aku mau tanya deh sama bunda hiks, ini pasti mimpi buruk kan? Iya kan bun? Aku gak mau nikah bun hiks, aku kan belum bahagiain bunda hiks dan mimpi aku juga belum terwujud di tambah lagi aku masih kuliah bun hiks, aku gak mau berhenti kuliah aku masih pengen belajar hiks, senang-senang sama Arin, Salsa, Rani hiks. Soal jodoh aku bisa cari sendiri kok bunda sama ayah gak usah repot-repot cariin Ella jodoh hiks. Yah bun Ella gak mau" ujar Ella seraya terisak di dalam pelukan Dita. Dita pun juga tidak tega melihat anaknya sudah menangis seperti ini, ia pun mengusap puncak kepala Ella dan mencium kening putrinya itu lalu melepaskan pelukannya dari Ella.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang