Belum Membaik

13.8K 606 11
                                    

Happy Reading❤

.
.
.
.
.
.
.
.
.
🔻

Hari ini Ella memutuskan untuk bangun lebih awal. Setelah mandi Ella merias dirinya terlebih dahulu. Tadi ia sudah memeriksa keadaan Vino tetapi lelaki itu tubuhnya masih panas walaupun tidak sepanas semalam. Ia juga bingung apakah obat yang semalam Ella kasih tidak manjur atau dosisnya terlalu rendah.

Ella juga memutuskan untuk tetap berkuliah, kalau Vino tau ia bolos cuman gara-gara lelaki itu sakit bisa-bisa Ella akan kena amarah Vino dan sepertinya pulang kuliah nanti ia akan mengatar Vino ke dokter untuk menanyakan mengapa kondisi Vino bisa seperti ini. Ella yakin sih pasti gara-gara Vino kelelahan saja.

Setelah ia merasa penampilannya sudah cukup Ella menuju ke lantai bawah untuk mengambil makanan juga obat untuk Vino. Kebetulan tadi Ella sudah bilang kepada bi Isah untuk membuatkan Vino bubur saja hari ini.

"Bi Isah, bubur kak Vino mana? Udah mateng belum?"tanya Ella kepada bi Isah setelah sampai dapur.

"Udah non, tuh di meja. Non Ella nanti mau sarapan apa?"

"Apa yah bi, terserah bibi aja deh mau masak apa. Kalo gak nasi goreng aja kek bi yang gampang aja"Bi Isah hanya mengangguk lalu langsung membuatkan nasi goreng sesuai dengan perintah Ella. Sedangkan Ella beralih ke meja makan untuk mengambil bubur Vino. Setelah itu tak lupa ia mengambil obat serta membawakan Vino segelas air.

Ella pun sampai di depan pintu kamarnya, ia lalu langsung membuka pintu. Saat membuka pintu Ella melihat Vino yang sedang duduk di ranjangnya sambil bersender. Ia tersenyum, melihat suaminya yang sudah bangun dari tidurnya. Ella senang kalau Vino sudah bangun jadi ia tidak perlu repot-repot untuk membangunkan Vino.

"Morning kak Vino"ucap Ella sambil berjalan menuju ranjang Vino. Vino hanya menjawab dengan dehaman. Entah kenapa kepalanya masih terasa pusing, tubuhnya juga masih lemas dan sekarang Vino malah merasakan ada yang bergejolak di dalam perutnya. Ia merasakan mual.

Ella lalu duduk di pinggir ranjang dekat Vino. Ia meletakan nampan yang berisi bubur, dan obat Vino di atas nakas.

Ella beralih menatap Vino yang juga sedang menatapnya. Wajahnya sangat pucat. Bila biasanya wajah Vino terlihat segar, namun sekarang wajahnya terlihat lesu dan tidak ada samangat hidup. Ella tersenyum beralih memegang tangan Vino, ia menggenggam tangan suaminya.

Ella tidak menyangka padahal semalam ia masih bisa berdebat dengan suaminya dan sekarang suaminya sedang terbaring di atas ranjang lemah karena lemas.

Melihat istrinya yang diam saja sambil menunduk tangan yang satu Vino beralih menangkup wajah istrinya yang terlihat sekali sedih. 

"Kamu kenapa?"tanya Vino sambil menatap wajah Ella. Ella hanya menggelengkan kepalanya, memberi kode bahwa ia tidak apa-apa. Ella tidak berani menatap wajah Vino, untung air matanya masih bisa ia tahan, entah kenapa ia jadi merasa sedih melihat kondisi Vino sekarang. Terserah Vino mau bilang Ella lebay atau apa. Ella hanya tidak menyangka saja kalau suaminya tiba-tiba akan sakit. Walaupun hanya penyakit ringan seperti ini.

"Terus kamu kenapa sedih? Biasanya bawel, mulut kamu nyerocos terus"ledek Vino, refleks Ella memukul lengan Vino. Vino meringis kesakitan. Ella jadi merasa bersalah karena telah memukul Vino padahal Vino sedang sakit.

"Maaf kak gak sengaja"ujar Ella. Vino menyubit pipi Ella gemas. Vino benar-benar gemas dengan istrinya ini. Apalagi kalau Ella sedang marah-marah. Makanya Vino sangat suka menggoda Ella.

"Kak boleh nanya gak?"Vino mengangguk. Selagi yang di tanya Ella masih bisa Vino mengerti, Vino akan jawab.

"Apa sih kak yang kamu rasain, pusing doang atau gimana?"Ella benar-benar penasaran dengan apa yang Vino rasakan saat ini. Ia sebenarnya tidak tidak meninggalkan Vino sendiri di rumah tetapi apa boleh buat ia harus masuk kuliah.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang