Sakit

15.7K 668 8
                                    

Happy Reading❤
.
.
.
.
.
.
.
.
🔻

Ella, Vino, Dita, Rian dan Nabila sedang mengobrol di ruang keluarga. Mereka sudah makan malam. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol saja di ruang keluarga.

"Ella bagaimana udah proses belum?"tanya Dita kepada Ella. Ella yang sedang memakan kripik mengerutkan keningnya. Ia bingung kenapa tiba-tiba bundanya berkata seperti itu.

"Proses apa dih bun, skripsi? belum lah baru juga semester empat"jawab Ella lalu meminum jus yang ada di sana.

"Bukan, proses punya anak"ucap Dita. Ella hampir saja tersedak jusnya. Bisa-bisanya bundanya membicarakan soal anak di depan Vino.

"Anak? Kepikiran aja gak, aku juga belum siap bun"jawab Ella. Dita hanya diam mendengar jawaban anak kesayangannya itu. Padahal ia ingin mempunyai cucu, yah walaupun sudah mempunyai cucu dari anaknya yang pertama tetapi Dita juga ingin cucu dari Vino juga Ella. Lagi pula Dita juga belum punya cucu perempuan kan.

"Sayang dengarkan ayah, siap gak siap kamu harus tetap mempunyai anak. Fany mertua kamu atau mama nak Vino, semata-mata tidak menikahkan kalian begitu saja pasti Fany menginginkan cucu pertamanya dari kamu dan juga Vino"jelas Rian. Rian hanya memberitahu hal yang benar
kepada Ella.

"Tapi yah kan aku masih kuliah"elak Ella. Benar juga apa yang di katakan ayahnya, pasti mertuanya menginginkan cucu dari Ella juga Vino. Siap tidak siap yah ini adalah risiko yang di tanggung Ella sendiri.

"Kamu yang harus memutuskan Ella. Apa yang baik dan yang benar untuk kamu, ayah cuman kasih saran sama kamu"ucap Rian. Yah memang benar, ini keputusan yang sangat berat, keputusan Ella bisa mempengaruhi masa depannya. Apalagi ayahnya sendiri yang menyarankan kepada Ella.

"Gak apa-apa kok yah, suatu saat nanti Vino janji akan kasih mama cucu. Oh iya yah sebaiknya Vino sama Ella pamit pulang yah. Sudah malam juga"sahut Vino. Vino pulang
karena Qilla saja dan juga tiba-tiba saja kepalanya pusing dan badannya sangat lemas.

"Yaudah sebentar, aku ambil tas aku dulu sama tas kamu di kamar sebentar"ucap Ella, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga.

Selang beberapa menit, Ella membawa tas Vino sekaligus tasnya keruangan keluarga.

"Mau kemana? Pulang?"tanya Dita saat melihat anaknya membawa dua tas. Saat tadi ayahnya memberikan saran kepada Ella, Dita pergi ke dapur untuk mencari sesuatu sampai Ella kembali dari kamar baru bundanya kembali berkumpul.

"Iya bun, adiknya kak Vino lagi nginep di rumah. Kasian di tinggal sendiri di rumah bun"jelas Ella pada Dita. Dita mengangguk mengerti.

"Yaudah hati-hati yah di jalan"sahut Rian. Vino dan Ella mengangguk lalu mencium tangan ayah, bunda dan kakaknya.

"Yaudah kita pamit yah semua, assalamualaikum"Keluarga Ella pun menjawab salam Vino. Vino pun lalu keluar dari rumah mertuanya.

~∆•∆~

Mobil Vino berhenti tepat di halaman rumahnya. Vino dan Ella keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumahnya. Tak lupa mereka mengucapkan salam. Vino dan Ella terkejut saat masuk ke rumahnya mereka berdua melihat Qilla yang sedang bercanda tawa juga mengobrol bersama seseorang lelaki. Sepertinya Qilla tidak menyadari kehadiran Vino dan Ella. 

Vino mulai mengepalkan tangannya, rahangnya pun mengeras, tatapan matanya yang tajam hanya menatap satu objek yaitu lelaki yang sedang bersama adiknya. Vino menghembuskan nafasnya kasar. Berani sekali adiknya membawa seorang lelaki ke rumahnya.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang