Belanja

13.9K 713 6
                                    

Happy Reading♥
.
.
.
.
.
.

Siang telah berganti malam, matahari telah berganti menjadi bulan dan bintang yang menghiasi langit. Ella dan Vino saat ini berada di kamar mereka. Ella sibuk menonton tv sedangkan Vino sedang sibuk pada laptopnya.

Vino sedang menyiapkan kuis untuk mata kuliah besok, sebenarnya Vino sudah mulai pusing karena urusan perusahaannya saat ini sedang terbengkalai ingin sekali Vino berhenti menjadi dosen tapi apa boleh buat Vino sudah berjanji kepada irfan untuk menggantikannya menjadi dosen.

Walaupun Vino mempunyai asisten untuk mengurusi perusahaannya tetap saja Vino khawatir. Bukannya Vino tidak percaya kepada asistennya itu tapi tidak enak rasanya kalau bukan Vino sendiri yang mengerjakannya.

"Kak Vino"panggil Ella karena rasanya perutnya sudah berbunyi sedari tadi pertanda Ella lapar.

"Ehmm" Vino menjawab hanya berupa deheman. Ella mengerucutkan mulutnya.

"Kak aku laper"Vino beralih pada istri kecilnya itu saat mendengar kata lapar. Benar Ella belum makan sedari siang tadi, Vino baru menyadarinya. Terakhir kali makan saat sarapan bersama mertuanya. Mengapa Vino sangat lalai sekali.

"Mau makan apa?"hanya tiga kata itu membuat hati Ella senang entah mengapa hatinya sangat senang. Vino memang tidak pernah bertanya kepada Ella. Hanya Ella yang bertanya kepada Vino.

"Aku mau masak tapi gak ada bahannya, katanya ada ART "

"ART itu namanya bi Isah, bi Isah mulai bekerja besok, apa kita harus berbelanja bulanan?"

"Boleh, aku emang sebenarnya belum terlalu bisa masak kak. Tapi nanti aku akan belajar"Vino senang dengan ucapan Ella barusan, karena Ella berusaha untuk menjadi istri yang baik buat Vino.

"Yaudah siap-siap, nanti sekalian kita makan di luar saja"

Setelah Vino berkata seperti itu Ella langsung antusias, Ella beranjak dari tempat tidur dan langsung mengambil baju juga celananya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju.

~∆•∆~

Ella sekarang sudah sampai di supermarket di salah satu mall besar di Jakarta. Ella mengambil troli lalu masuk ke dalam supermarket itu bersama Vino.

Setelah semua yang di butuhkan sudah ada di dalam troli Ella dan Vino pun langsung menuju kasir. Ella berbelanja hampir satu jam. Vino yang mengikuti Ella sudah hampir lelah karena terus berjalan.

Sampai di kasir banyak sekali pembeli yang mengantri, Ella berada di urutan tujuh, sepertinya agak sedikit lama. Vino pun hanya menunggu Ella di belakang. Sampai tibanya Ella yang membayar. Vino pun menghampiri Ella karena Vino tahu kalau Ella tidak membawa uang sepeser pun lagi pula ini juga kewajibannya untuk membayar.

Sesudah di totalkan mbak kasir itu bukannya meminta uang kepada Ella malah menatapi Vino, sumpah rasanya ingin sekali Ella mencolok mata jelalatan mbak kasir itu.

"Mbak totalnya berapa?"tanya Ella yang sudah kesal.

"Eh iya kak maaf, habis abangnya ganteng banget"

"Siapa bilang dia abang saya, dia suami saya udah deh mbak totalnya berapa jangan sampai semua yang ada di sini saya acak-acak"ancam Ella, padahal di kalimat terakhir Ella itu hanyalah bercandaan saja tidak mungkin Ella mengacak-ngacak semua barang yang ada di supermarket.

"Ah gak mungkin lah kak, orang kalian kaya adik sama kakak kok. Lagi kakak gak mungkin juga kan nikah sama mas ini kakaknya aja pasti masik anak SMA kan"Oke rasanya Ella ingin memplester mulut mbak-mbak ini. Vino pun memegang punggung Ella berusaha menenangkan Ella supaya tidak terjadi keributan karena di belakang Ella masih banyak yang mengantri.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang