First Kiss

22.1K 882 5
                                    

Part ini agak panjang dan ada unsur 18+. Jadi bacanya di usahakan menghayati. Tapi aku aku gak menjamin ini feel-nya dapet atau gak. Soalnya belum bisa mendeskripsi betul adegan seperti itu. Terimakasih yang sudah setia membaca cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Kita harus pindah dari sini"

"Pindah!"Ella tersentak. Ella tidak mau pindah dari rumahnya ini, ia masih betah tinggal di sini, Ella juga tidak mau meninggalkan orang tuanya kakaknya sudah tinggal dengan suaminya sekarang Ella yang pindah. Ella tidak mau pokoknya. Ella sangat kesel bisa-bisanya Vino membuat suatu keputusan tanpa Ella tahu dan membuat persetujuan dari Ella.

Ella pun menghampiri Vino dengan perasaan yang kesal.

"Kak, kenapa kakak gak minta persetujuan sama aku hah? Kak plis aku gak mau pindah, aku gak mau ninggalin ayah sama bunda, lagi aku juga masih betah di sini"

"Tidak bisa Ella kita harus hidup mandiri, kita tidak boleh bergantung pada bunda"

"Kak, Kak Vino kan ganteng. Arabella masih betah di sini jadi Arabella gak mau pindah yah dari sini"ucap Ella sambil mengeluarkan jurus andalannya, yaitu gaya yang sok di imut-imutkan dan memasang puply eyes tak lupa Ella mengalungkan tangannya di leher Vino. Gila memang iya itu lah Ella.

Vino mengeluarkan smirknya, Vino mendekatkan wajahnya dengan wajah Ella. Nafas Vino mulai menerpa wajah Ella. Sumpah Ella menyesal telah melakukan ini. Sekarang Ella tinggal menunggu apa yang di lakukan Vino kepadanya. Ella pun menutup matanya takut.

"Pindah atau saya pastikan saat ini juga kamu kehabisan nafas oleh saya"bisik Vino. Oke jantung Ella sedari sedang berdisko ria. Dasar Vino sialan. Vino pun langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Ella. Ella mulai membuka matanya sedikit demi sedikit walaupun masih takut.

Ella pun langsung melepaskan tangannya yang di lingkarkan di leher Vino, langsung saja Ella ke kamar mandinya membawa handuk berserta baju gantinya.

                               ~∆•∆~

Malam tiba kini keluarga Ella sedang berkumpul di meja makan termasuk Vino. Tanpa aba-aba Ella langsung mengambil makanan kesukaannya yaitu ayam sambal ijo. Tak lupa ia mengambil nasi berukuran dua kali lipat dari biasanya. Dita dan Rian hanya menggelengkan kepalanya karena sudah biasa melihat Ella makan seperti ini dengan ayam kesukaannya itu.

"Ella kamu gak siapin makanan untuk suami kamu?"tanya Dita dengan lembut, Ella yang sedang bersiap-siap menyantap makanannya yang ada di atas meja teralihkan padahal sudah ngiler dari tadi Ella.

"Ayo Ella ambilkan untuk suami kamu"suruh Rian. Ella pun langsung mengambil satu piring menuangkan beberapa centong nasi juga lauk dan pauk. Setelah itu ia memberikannya kepada Vino.

"Sama-sama kak"sindir Ella, kerena Vino tidak berkata apa-apa setelah Ella memberikan makanan untuknya.

"Terimakasih"ucap Vino tiba-tiba. Ella pun tidak menjawabnya sama sekali, langsung saja Ella menyantap makananannya yang sedari menganggur.

Selesai makan makan seluruh keluarga mengobrol di ruang keluarga, bercanda ria. Soal pindah Vino juga sudah menyiapkan rumahnya dan mungkin Ella akan suka dengan rumahnya. Dan sekarang Vino harus berbicara kepada Dita dan Rian.

"Bunda, ayah saya boleh minta waktu sebentar untuk berbicara"Ella pun tahu apa yang akan di bicarakan oleh Vino, apa lagi kalau bukan soal pindahan.

"Bicara saja nak Vino"jawab Rian.

"Begini yah, bun, jadi Vino dan Ella memutuskan untuk pindah dari rumah ini kami ingin hidup mandiri"jelas Vino, ingin sekali Ella membekap mulut Vino itu supaya tidak bisa bicara.

My Lecturer Is My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang