1 jam yg lalu...
Usai Raja Tha berpidato, acara tukar cincin pun dilaksanakan. Seorang dayang membawa 2 cincin yg telah disediakan berdiri diantara Singto New.
Tepuk tangan menggema dengan sangat meriah. Tapi New. Ia masih sibuk melamun memikirkan Tay. Bahkan sampai acara puncaknya pria itu masih belum muncul. Singto yg mengamati perilaku New menyentuh tangannya lembut.
"New..." bisik Singto menyadarkan New.
New yg terkesiap langsung melihat dayang beserta 2 cincin di dalam kotak. New yg mengerti langsung mengambil salah satu cincin tersebut dan memakaikan di jari manis Singto.
Kini giliran Singto. Ia mengambil sisa cincin satunya dan meraih tangan New. Ia melihat New sejenak. Pria didepannya itu masih celingukan mencari keberadaan seseorang. Singto sangat mengerti siapa orang yg New cari saat ini.
Singto kembali berkutat pada jemari New mulai memasangkan cincinnya. Namun... cincin itu terjatuh.
"Oh, maaf aku menjatuhkan cincinnya" ucap Singto membuat panik seisi ruangan.
"Singto. Bagaimana bisa?" Tanya Raja Tha yg ada dibelakangnya.
"Maaf, Ayah. Aku terlalu grogi dengan pertunanganku"
Raja Tha menggeleng kecewa.
"Cari cincin itu sampai ketemu! Cepat!" Perintah sang Raja.
Para dayang dan bodyguard menunduk celingukan mencari cincin itu. Bahkan para tamu juga ikut membantu.
Sedangkan Singto, ia masih mengamati New yg tak fokus dengan acara ini. Jika yg lain sibuk menunduk, New mendongak menanti kedatangan seseorang. Singto mendekatinya dan menepuk bahu New pelan membuat pria itu menoleh.
"Berhenti mencari keberadaannya. Dia pasti datang" ucap Singto.
New menunduk sedetik kemudian dia tersadar.
"Singto... kau..."
Singto tersenyum.
"New. Aku tau kau tidak bahagia dengan pertunangan ini. Aku tau sebenarnya kau menyukai kakakku. Berhenti menunggunya. Dia pasti datang untukmu"
"Singto, maaf. Kurasa kau benar. Aku menyukainya. Aku menyukai Tay. Tapi sudah terlambat. Aku telah mengambil keputusan untuk memilihmu"
Lagi-lagi Singto tersenyum.
"Kau belum terlambat"
Singto menghadap para tamu undangan dengan tegas ia mengutarakan kalimatnya.
"Sebelumnya saya ingin meminta maaf. Sepertinya kita harus menunda acara ini sampai cincin itu ditemukan. Sekian dan terimakasih telah hadir. Silahkan kembali ke rumah masing-masing" ucapnya seraya setengah membungkuk.
Terdengar helaan kecewa dari beberapa tamu. Dan juga Raja Tha sendiri. Ia tak habis pikir dengan putranya. Bisa-bisanya membatalkan acara terpenting seperti ini. Ouh, kepalanya terasa pening. Raja Tha kembali ke ruangannya diantar Krist dan beberapa dayang lainnya.
"See. Semuanya berakhir. Kau masih ada kesempatan mengutarakan perasaanmu pada P'Tay" ucap Singto membuat New tersenyum sumringah.
"Singto. Terimakasih. Kau sangat baik dan paling mengertiku. Andai aku memiliki kakak sepertimu. Mungkin hidupku akan lebih bermakna"
"Benarkah? Kau bisa menganggapku kakak dan aku akan membuat hidupmu bermakna"
"Usiamu lebih muda dariku. Kau lebih cocok menjadi adikku. Dasar"
"Kau sendiri yg bilang kalau kau ingin memiliki seorang kakak sepertiku"
"Ah benar juga. Aish! Lupakan. Aku akan menunggu Tay saja diruanganku. Jika kau melihatnya datang, jangan lupa kabari dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle in Love END ✅
FanfictionNew Thitipoom. Seseorang dari rakyat biasa tiba-tiba dijemput beberapa bodyguard untuk dibawa ke istana. Sang Raja menceritakan bahwa dirinya pernah memiliki perjanjian dengan mendiang orang tua New untuk menikahkan salah satu dari ketiga anaknya de...