๒๗

2.4K 184 2
                                    

Tenggorakan Singto tercekat.

"N...New... a...aku bisa..."

"Tidak Sing... kau mengambil nyawa Mae ku. Harusnya kau bersyukur nyawamu masih ada sampai detik ini. Tentang amnesiaku... apa kau juga penyebabnya? Ck! Aku tidak percaya kau orang yg seperti itu, Sing. Kau menggunakan kesempatan amnesiaku dengan berpura-pura menjadi tunanganku. Aku ingat semuanya. Acara itu gagal dan kita tidak pernah bertunangan!"

New melepas cincin di jarinya melempar kasar pada Singto.

"New... maaf. Aku melakukan ini semua karena aku mencintaimu. Aku ingin kau menjadi milikku. Tapi kenapa kau tidak pernah melihat perasaanku selama ini? Kenapa? Kenapa kau lebih menyukai P'Off dan mencintai P'Tay? Padahal ada aku disini yg rela melakukan apapun demi kebahagiaanmu!"

"Kenapa? Kau tanya kenapa? Karena kau tidak memiliki sikap dewasa! Kau tidak memiliki sikap tanggung jawab atas kesalahanmu sendiri! Singto, aku membencimu!"

New turun dari mobil meninggalkan Singto yg terus memanggilnya.

New berjalan di tengah hujan memikirkan nasib hidupnya. Jadi, mana yg lebih baik? Dirinya yg terus amnesia akan membuat Singto semakin bertingkah munafik. Atau ingatannya yg kembali dan mengingat kematian Mae nya yg tragis itu? Apa hidup yg seperti ini yg Raja Tha janjikan pada orang tua kandungnya?

New menengadahkan kepalanya membiarkan wajahnya diterpa derasnya hujan.

"Ma, Pa. Kenapa kau tidak membawaku bersamamu? Hiks. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi kini. Mae... dia juga telah menyusulmu disana"

New menunduk menangis. Air matanya tersapu bersamaan air hujan yg mengenai seluruh tubuhnya.

New teringat sesuatu. Hanya satu tempat yg membuatnya merasa lebih baik saat ini. Tanpa pikir panjang ia langsung menuju tempat itu yg letaknya tak begitu jauh dari lokasinya.

BRAK BRAK BRAK.

"Tay! Buka pintunya!"

BRAK BRAK BRAK. CEKLEK.

"New..."

Tay mengamati New yg basah kuyup.

"New, bajumu..."

"Aku ingat semuanya, Tay"

Tay menatap New bingung.

"Maksudmu? Lebih baik kau ganti pakaianmu dulu. Kau bisa masuk angin nanti"

Tay mengajak New masuk ke dalam dan menutup kembali pintu rumahnya. Saat berbalik, Tay masih melihat New yg masih menatapnya.

"New. Aku menyuruhmu..."

CUP! New mencium bibir Tay sekilas.

"Kubilang aku mengingat semuanya. Aku juga mengingatmu, Tay. Mengingat semua tentang kita"

Untuk sejenak tatapan mereka bertemu dalam.

"Ganti pakaianmu dulu. Baru kau menjelaskan semuanya. Kau bisa sakit nanti"

New menggeleng.

"Selama 10 hari kau menghilang tanpa kabar. Tak sadarkah kau membuatku khawatir? Selama itu juga aku terus memikirkanmu. Aku merindukanmu, Tay" jelas New.

New kembali mendekat dan mencium bibir Tay, lagi. Ciuman ini membuat New teringat dengan insiden ciuman TayLee malam itu. Hati New memanas dan melumat bibir Tay sedikit penekanan. Ya. New tidak rela.

Sedangkan Tay sendiri, kedua tangannya sedang mengepal keras dibawah. Bibirnya masih bungkam meski New terus memberinya pergerakan pada bibirnya. Tay tak mau mengambil resiko seperti sebelumnya. Ayahnya tak pernah menyetujui dirinya dengan New. Dan mungkin sampai sekarang pun masih sama. Tay menahan semua perasaannya pada New.

Castle in Love END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang