2.7K 267 8
                                    

Malam hari di kediaman istana, Singto berpas-pasan dengan 2 dayang yg berlawanan arah dengannya.

"Apa ini untuk New?" Singto menunjuk segelas susu ditangan salah satu dayang. Keduanya mengangguk membenarkan ucapan Singto.

"Biar aku saja yg membawa ini ke kamarnya"

Singto mengambil alih gelas itu membawanya menuju kamar New.

Di depan pintu kamar, Singto berhenti sejenak. Ia memikirkan ucapan ayahnya beberapa hari lalu.

'Singto. Kau putraku yg terbaik. Ku percayakan kerajaan ini padamu. Kelak kau akan menjadi penerus kerajaan. Kau harus bisa membuat New berpihak padamu dan menyukaimu. Ayah tau kau juga menyukainya. Buat New dan kerajaan ini semuanya menjadi milikmu. Maka ayah akan merasa lebih tenang. Kau tau kan New putra dari sahabatku, Kim. Aku ingin membalas budi padanya. Aku ingin memberikan kehidupan yg lebih baik bagi New. Dan yg terbaik bagiku adalah dirimu, Singto. Aku yakin kau bisa membimbingnya dengan baik. Kau yg paling pantas menjadi pendampingnya. Kupercayakan New padamu'

Tok Tok Tok. Ceklek. New membuka pintu kamarnya.

"Singto..."

Tanpa bersuara Singto menunjukan gelas susu ditangannya.

"Ah iya. Aku lupa meminum susuku"

New mengambil gelas itu.

"Kau mau masuk dulu?" Tawar New.

"Boleh"

Singto masuk ke dalam kamar New. Ia duduk di sofa selagi menunggu New meminum susunya.

Usai menghabiskan susunya, New menghampiri Singto.

"Kenapa kau yg mengantar susu ku? Biasanya dayang yg mengantarnya"

"Aku berpas-pasan dengan mereka tadi. Aku mengambil alih susu itu dan mengantar ke kamarmu"

"Kenapa? Ada yg ingin kau bicarakan denganku?"

Singto mengangguk.

"Mengenai perjanjian ayah. Apa kau sudah menentukan siapa yg kau pilih?"

"Eee... itu... belum. Aku baru beberapa minggu disini. Dan aku juga belum mengenal kalian" bohong New.

"Ooh. Kuharap kau tidak perlu terburu-buru. Kita masih muda. Pikirkan dengan matang sebelum kau memilih. Apa kau tau kita juga akan terkena dampak jika kau memilih secepatnya?"

"Dampak apa?"

"Beberapa hari lalu. Ayah berbicara denganku. Siapapun diantara kita bertiga yg kau pilih, kelak akan menjadi penerus kerajaan. Kau tau maksudnya? Itu artinya diumur kita yg masih muda harus dihadapkan dengan berbagai masalah di kerajaan. Apa kau yakin kita mampu menghadapi semuanya?"

New merenung. Yg ada dipikirannya adalah Off Jumpol. Apa dirinya yakin Off mampu menghadapi masalah-masalah kerajaan? Tentu tidak.

"Hm. Aku mengerti. Aku juga tidak ingin terburu-buru. Aku hanya ingin menikah dengan cinta. Baik aku maupun pasanganku, kita harus bisa saling mencintai satu sama lain. Inilah prinsipku dalam hal berpacaran ataupun menikah"

"Jadi, kau meragukan pangeran kerajaan Vihokratana?"

"Ha? Bukan. Bukan itu maksudku"

Singto tersenyum. Ia mengangguk.

"Hm. Aku mengerti maksudmu. Intinya kita hanya perlu menunggu waktu kapan cinta itu datang"

New menunduk lemas.

"New. Jika aku sudah mencintaimu. Apa kau juga akan mencintaiku dan memilihku menjadi pendampingmu?"

New mendongak menatap Singto. Ia mengerjapkan matanya bingung tak tau menjawab apa.

Castle in Love END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang