FEY!!"
Fey tersentak mendengar suara itu. Ia membuka bola matanya secara perlahan, dahinya berkerut saat melihat keluarganya berkumpul di dekatnya. Bahkan Ibu kandung dan Ibu sambungnya berdiri bersebelahan. Ini merupakan pemandangan yang jarang sekali ia lihat.
"Akhirnya lu sadar juga" Ucap Agna yang berdiri di samping tempat tidur Fey
Ingatan tentang kejadian penculikan itu terngiang-ngiang di benaknya. Fey berusaha biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa padanya.
"Kamu sudah merasa lebih baik sayang?" Tanya Lezi pada putri semata wayangnya,
Fey mengangguk, tatapannya beralih kepada seseorang yang berdiri jauh darinya. Laki-laki itu terlihat asing, Laki-laki dengan jaket hitam bertuliskan Acantha di punggungnya. Dia tinggi, pakaiannya jika dilihat-lihat seperti anak urakan yang sukanya berkelahi.
Arsyad mengikuti arah pandang anak perempuannya. Ia mengusap pelan rambut anaknya. "Dia Key, yang menolong kamu minggu lalu" ucapnya,
"Ooo kirain siapa" ucap Fey sambil membenarkan posisi bantalnya,
Kedua mata Fey membulat saat menyadari apa yang Ayahnya katakan tadi, "Maksud ayah minggu lalu apa?" tanya Fey sembari memegangi tangan Ayahnya,
"Kamu tertidur selama 7 hari setelah operasi" Jelas Arsyad,
Fey merasa seperti orang linglung sekarang, tujuh hari apanya. Ia hanya merasa tidur sebentar saja. Kejadian waktu itu juga rasanya baru tadi terjadi.
Agna memegang dahi Fey dengan punggung tangannya, "Lu demam?"
"Demi apa tujuh hari gw tidur?", Tanya Fey tidak percaya.
Agna menghela napasnya, "Heh woy, lu pikun? Tapikan orang koma mana ngitung hari ya kan" ucap Agna,
"Key, kemari nak" Ucap Arsyad secara tiba-tiba, hal itu membuat Fey terkejut.
Key mendekat kearah Fey, laki-laki itu tersenyum pada Fey. Saat ini Fey tengah terpana dengan ketampanan Key. Gadis itu menatap ke arah bola mata Key. Ia merasa pernah melihatnya, tapi dimana dan kapan, Fey tidak mengingatnya.
"Ini laki-laki yang menolong kamu, ayo berterimakasih padanya" titah Arsyad pada putrinya,
"Terimakasih" ucap Fey,
Key membalasnya dengan senyuman, dan senyumannya berhasil membuat wajah Fey memerah. Jantungnya pun ikut merasakan efek yang Key buat pada dirinya. Fey merasa ia di tolong oleh pangeran yang turun dari langit.
"Nak ikut Ayah ya, kamu tinggal sama ayah mulai sekarang" Ucap Arsyad,
Fey hanya menganggukan kepalanya, ia masih mencoba mencerna situasi yang ada sekarang. Fey menduga setelah ini ayah dan ibunya akan memperebutkan siapa yang harus tinggal bersama Fey.
"Apa maksud mas?" tanya Lezi,
Arsyad mendekat ke arah Lezi, "apa maksudnya, bagaimana? Fey anak saya jadi saya berhak membawanya" Jawab Arsyad,
"Fey putriku, dia akan tetap tinggal bersamaku. Aku akan berhenti bekerja mulai sekarang untuk menemaninya di rumah"
"Saya juga memiliki hak terhadap Fey, apa maksudmu berbicara begitu Lezi?"
Fey menghela nafasnya, benar saja dugaannya tadi. "Ayah, bunda..." Ucap Fey dengan suara parau menahan tangis,
Namun mereka tidak menghiraukan perkataan Fey, kedua orang tua Fey masih memperdebatkan Fey akan tinggal dimana. Mereka tidak menghiraukan perkataan Fey sama sekali.
"Kenapa baru sekarang?" Tanya dengan suara yang cukup tegas,
Arsyad dan Lezi menatap ke arah putri mereka, kini wajah putrinya sudah dibanjiri air mata. Semua anggota keluarga ikut menatap ke arah Fey. Ini pertama kalinya Fey berani berbicara di depan seluruh anggota keluarga.
"Kenapa baru sekarang kalian peduli dengan Fey? Kenapa baru sekarang kalian mau Fey tinggal dengan kalian. Apa kalian tidak pernah berpikir sebelumnya? Fey ingin di perhatikan. Fey ingin tinggal satu rumah dengan ayah dan bunda" Jeda Fey, gadis ini menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
"Fey ingin merasakan rasanya sarapan dengan ayah dan bunda. Fey ingin menunjukan hasil rapor Fey pada kalian, Fey ingin mendengar pujian dari kalian, Fey ingin bercanda dengan kalian. Fey sudah berumur tujuh belas tahun tapi kalian baru mempedulikan Fey?" lanjutnya,
Key tercengang mendengar perkataan Fey. Hatinya merasa sakit mendengar semua yang gadis itu katakan. Ia tidak tau serumit apakah hidup Fey. Tapi ia merasa bahwa Fey memendam semuanya sendirian selama ini. Key malu pada dirinya sendiri yang sering meminta keadilan pada Tuhan.
"Apa Fey harus mengalami musibah dulu agar kalian peduli pada Fey?"
"Tidak nak bukan begitu" jawab Lezi, kini nadanya tidak seperti saat ia berdebat dengan Arsyad, sekarang suaranya terdengar lebih lembut.
"Bunda, Fey ingin rasanya menemani bunda saat bunda memasak di dapur. Tapi kenyataannya Fey tidak bisa. Setiap Fey bangun bunda sudah berangkat kerja dan saat Fey sudah tidur bunda baru pulang berkerja. Fey lebih membutuhkan bunda dari pada uang bunda, kenapa bunda ngga mengerti itu?"
Deg. Lezi lemas mendengar perkataan Fey, ia merasa menjadi ibu yang tidak bertanggung jawab terhadap anaknya. Lezi selalu berpikir ia harus berkerja untuk anak semata wayangnya. Tapi ia lupa bahwa anaknya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya.
Fey menatap ke arah ayahnya dengan sendu, "Ayah, apa ayah tau betapa rindunya Fey dengan ayah. Fey ingin merasakan rasanya menjadi anak perempuan yang dekat dengan ayahnya. Saat Fey melihat teman-teman Fey bisa bercanda dengan ayah mereka dan sangat dekat dengan ayah mereka. Fey juga ingin merasakan itu yah" Jeda Fey, Gadis ini sampai memegangi dadanya karena merasa sakit,
"Saat ayah dekat dengan putri kedua ayah. Fey merasa sakit, Fey merasa bukan anak kandung ayah. Cila selalu menempel pada Ayah, kalian bersenda gurau dengan bahagia. Ayah juga selalu menceritakan Cila pada Fey. Fey senang ayah mau bercerita pada Fey. Tapi Fey juga ingin seperti Cila. Dulu saat Fey kecil kalian berpisah. Apa kalian tidak memikirkan dampaknya pada Fey?"
Arsyad memeluk putri pertamanya itu, sakit sekali ketika putrinya mengatakan itu semua padanya. Tapi lebih sakit lagi Fey, dia sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya merasakan semua ini. Dari ia kecil hingga saat ini.
"Fey juga anak ayah, Fey memang anak bunda yang merupakan bagian dari masalalu ayah tapi Fey bukan mantan ayah. Ngga ada yang namanya mantan anak yah" ucap Fey, suaranya semakin serak,
Lezi dan Arsyad memeluk erat putrinya itu. Mereka merasa bersalah karena telah membiarkan putri kecilnya hidup tanpa dukungan dari mereka. Namun sekarang mereka bisa apa. Arsyad sudah memiliki keluarga baru, mereka tidak akan bisa kembali seperti dulu.
_______________ฅ^•ﻌ•^ฅ_______________
See you in next chapter
Follow Instagram
@ phelia.30
@ its.cheeta
KAMU SEDANG MEMBACA
ACANTHA
Teen FictionSemua kisah Fey berawal saat datang kerumah Agna. Pada awalnya Fey datang ke rumah Agna hanya untuk menemui Agna. Namun tiba-tiba saja ia tertarik pada Cavero yang notabene adalah sepupu Agna. Setelah dua tahun lamanya Fey menyukai Cavero dalam diam...